A. MEDIA
PEMBELAJARAN
Media
adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997).
Media pembelajaran adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar,
pengajar, dan bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para
ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi
Pendidikan (Asosociation of Education and
Communication Technology (AECT).
Dari
pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala
wujud yang dapat dipakai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran,
perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga mendorong terjadinya proses
belajar / mengajar ke tingkat yang lebih efektif dan efisien.
Livie dan Lentz (1982) mengemukakan 4 fungsi media
pembelajaran yaitu:
1. Fungsi
atensi yaitu media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan perhatian
pembelajar akan berkosentrasi pada isis pelajaran
2. Fungsi
afekti yaitu media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran pembelajar
ketika belajar membaca teks bergambar
3. Fungsi
kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan
dalam memahami dan mendengar informasi
4. Fungsi
kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan
membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi
dalam teks dan mengingatnya kembali.
B.
JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH
1.
PENINGGALAN SEJARAH
Peninggalan sejarah merupakan salah
satu sumber sejarah. Menurut Moh Ali, yang dimaksud sumber sejarah adalah
segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian
sejarah sejak zaman purba sampai sekarang.
Contoh peninggalan sejarah yang
dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu fosil, peralatan dari
masa lampau, prasati, patung, bangunan, naskah, dan cerita atau hikayat, dan
sebagainya. Misalnya peserta didik ditugaskan untuk mengunjungi situs di
Pekauman-Bondowoso, melalui situs tersebut peserta didik dapat mengetahui
bentuk peninggalan sejarah pada masa Megalithikum seperti Dolmen, Sarkophagus,
Menhir, dan sebagainya.
Pemanfaatan peninggalan sejarah
sebagai media pembelajaran sejarah yaitu siswa dapat mengetahui benda aslinya,
siswa lebih mudah mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah, dan memudahkan
siswa untuk mensimulasi sendiri suatu peristiwa sejarah melalui peninggalan
sejarah.
2.
MODEL
Model adalah benda tiruan dalam
wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai
pengganti realita. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan,
pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
Contoh model yang dapat digunakan
dalam media pembelajaran sejarah dapat berupa diorama, maket, replika candi,
dan patung. Model-model tersebut dapat menyerupai candi dalam ukuran yang
diinginkan atau berupa patung-patung tokoh sejarah, seperti Bung Hatta (Pendiri
Taman Siswa) dan sebagainya.
Pemanfaatan model sebagai media
pembelajaran sejarah yaitu dapat menggantikan benda aslinya, siswa mudah
mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah melalui apa yang dilihatnya
(model/ miniatur tersebut), dan mudah dibawa dan dimasukkan kedalam kelas.
3.
PETA
Peta merupakan gambaran konvensional
dari permukaan bumi ke bidang datar yang diperkecil dengan disertai
simbol-simbol dan sekala tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Contoh peta yang dapat digunakan
dalam media pembelajaran sejarah dapat berupa peta dinding, peta sketsa, maupun
peta lukisan. Peta tersebut dapat menunjukkan lokasi kejadian sejarah atau
posisi suatu negara dan sebagainya. Misalnya peta sketsa Benua Eropa, Benua
Amerika, Benua Australia, dan Benua Asia.
Pemanfaatan peta sebagai media
pembelajaran sejarah yaitu dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa
terhadap pesan yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga
lebih menarik perhatian siswa, dan cara pembuatannya mudah dan harganya murah.
4.
RUANG SEJARAH
Ruang sejarah merupakan tempat
dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan
tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Ruang sejarah adalah suatu ruangan yang
tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan (Depdikbud :
1995, 2003). Ruang sejarah dapat disebut dengan laboratorium. Laboratorium
adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan
pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan
untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat
membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
Pemanfaatan ruang atau laboratorium
untuk media pembelajaran sejarah yaitu:
a.
Laboratorium Sebagai Sumber Belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan
banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium.
Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan.
Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah
yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif
b.
Laboratorium Sebagai Metode Pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua
metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan
c.
Laboratorium Sebagai Prasarana Pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana
pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang
dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang
dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
5.
MEDIA AUDIO
Media Audio (media dengar) adalah
media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata
lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur
bunyi atau suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio
ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal berupa
bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non verbal berwujud bunyi-bunyian
dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam dan musik. Menurut sudjana dan Rivai
(2003 : 129) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan
dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar
mengajar.
Contoh audio yang dapat digunakan
dalam media pembelajaran sejarah yaitu tape recorder dan radio. Misalnya, tape
recorder dimanfaatkan oleh pendidik untuk mendengarkan suara Bung Karno dalam
pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia kepada peserta didik.
Pemanfaatan audio sebagai media
pembelajaran sejarah yaitu sifatnya mudah dipindahkan (mobile) dari suatu ruang
ke ruang lain dengan mudah, isi/ materi dapat di rekam dan di putar lagi sesuka
kita, radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang di gunakan
pada bunyinya dan artinya, dan jangkauan fleksibel.
6.
MEDIA AUDIO VISUAL
Media audio-visual adalah media yang
mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan
visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual
yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk
membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap,
dan ide.
Contoh audio visual yang dapat
digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu tv, film, dan video. Misalnya
melalui video, peserta didik dapat mengetahui pelaksanaan kemerdekaan Indonesia
yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
Pemanfaatan audio visual sebagai
media pembelajaran sejarah yaitu lebih efektif dalam menerima pembelajaran
karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual, dapat memberikan
pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media audio maupun visual, siswa
akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat langsung,
sehingga tidak hanya membayangkan, dan lebih menarik dan menyenangkan
menggunakan media audio visual
7.
MEDIA PROYEKSI
Media proyeksi merupakan media
pembelajaran yang menggunakan proyektor. Informasi yang akan disampaikan dapat
diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll
akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media
proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan
sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan.
Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto,
diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam-putih yang relatif
berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan
jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu
layar (screen).
Contoh proyeksi yang dapat digunakan
dalam media pembelajaran sejarah yaitu film, OHP, film strip, slide, LCD.
Misalnya melalui film, peserta didik dapat mengetahui sejarah dari kisah cinta
mantan Presiden RI B.J Habibie dan Ibu Ainun Habibie melalui film Habibie dan
Ainun yang diperankan oleh aktor tampan Reza Rahardian dan aktris cantik Bungan
Citra Lestari.
Pemanfaatan proyeksi sebagai media
pembelajaran sejarah yaitu dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua
ukuran ruangan kelas, dapat menarik perhatian peserta didik karena memungkinkan
penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik, tatap
muka dengan peserta didik selalu terjaga dan memungkinkan peserta didik untuk
mencatat hal-hal yang penting, dapat digunakan berulang-ulang, membantu
menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan
dapat dipadukan dengan unsur suara.
8.
MEDIA MODERN
Media modern merupakan
media yang berkembang pada zaman modern yang memiliki multi fungsi sesuai
dengan cara kerja masing-masing media modern tersebut.
Contoh media modern yang dapat
digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu komputer dan internet. Internet
merupakan jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu
sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga
antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet
mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu dalam bidang komputerisasi maupun
telekomunikasi. Misalnya peserta didik memanfaatkan internet untuk mengetahui
bagaimana perkembangan budaya yang terjadi pada masa pra sejarah. Melalui
internet, peserta didik dapat mencari materi tersebut melalui situs pendidikan,
blog, maupun jurnal.
Pemanfaatan media modern sebagai
media pembelajaran sejarah yaitu mempermudah peserta didik dalam mencari
informasi melalui internet karena akses informasi melalui internet lebih cepat
bila dibandingkan dengan mencari informasi pada halaman-halaman buku-buku di
perpustakaan, media online dapat melakukan update (pembaharuan) suatu informasi
atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan
bantuan komputer, tetapi fasilitas teknologi pada handphone (telepon genggam)
atau lebih spesifik dengan kata smartphone (telpon genggam yang telah memiliki
fungsi setara komputer, Misalnya Android, Symbian, WP, iOS, BlackBerry). Hal
ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi/berita yang
lebih mudah dan sederhana, dan sebagainya.
9.
MEDIA CETAK
Media cetak bisa diartikan sebagai
sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan
kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian
ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang di dalamnya
berisi informasi yang didalamnya terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan
bukan terbatas pada kelompok tertentu saja.
Contoh media cetak yang dapat
digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu buku, majalah, dan koran.
Misalnya, melalui koran peserta didik dapat mengetahui berita terbaru mengenai
ditemukannya kepala buda pada candi Borobudur yang digali oleh beberapa
peneliti sejarah.
Pemanfaatan media cetak sebagai
media dalam pembelajaran sejarah yaitu mampu menyampaikan berbagai informasi
yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan
ataupun sikap, dapat digunakan kapan dan
dimana saja, penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain.
Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik yang
mudah membawanya kemana saja mereka pergi, dan selain bentuk fisiknya mudah
dibawa, penataan atau teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari.
Misalnya, teknik penyajian seperti penulis indek, daftar isi, penggunaan
halaman, bab-bab, judul maupun sub judul.
10. MEDIA GRAFIS
Media grafis adalah media visual
yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat,
angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik
perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga
menarik dan diingat orang.
Contoh media grafis yang dapat
digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu bagan, diagram, grafik,
poster, kartun, foto. Misalnya melalui poster, peserta didik dapat mengetahui rupa
dari tokoh Filsafat Sejarah Spekulatif abad pertengahan seperti Santo
Agustinus, Joachim Van Fiore, Ibn Khaldun, dan sebagainya.
Pemanfaatan media grafis sebagai
media dalam pembelajaran sejarah yaitu dapat mempermudah dan mempercepat
pemahaman peserta didik terhadap pesan yang disajikan, dapat menarik perhatian
karena dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa,
dapat menyampaikan rangkuman sehingga peserta didik dapat mengingat
konsep-konsep penting yang terdapat dalam materi, mampu mengatasi keterbatasan
waktu, menghemat waktu dan tenaga guru.
C. SUMBER RUJUKAN
Sadiman Arief
S. Dr. M.Sc. 2008. Media Pendidikan. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Basuki,
Wibawa dkk. 1991/1992. Media Pengajaran.
Jakarta:Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Syaiful
Bahri Djaramah dan Aswan Zain. 2010. Strategi
Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka
Cipta.
Suprijanto.
2005. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta:
PT.Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar