Jumat, 23 Mei 2014

MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

A. MEDIA PEMBELAJARAN
            Media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi menyampaikan pesan (Bovee, 1997). Media pembelajaran adalah sebuah alat yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antara pembelajar, pengajar, dan bahan ajar. Banyak batasan atau pengertian yang dikemukakan para ahli tentang media, diantaranya adalah: Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Asosociation of Education and Communication Technology (AECT).
            Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala wujud yang dapat dipakai sumber belajar yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga mendorong terjadinya proses belajar / mengajar ke tingkat yang lebih efektif dan efisien.

Livie dan Lentz (1982) mengemukakan 4 fungsi media pembelajaran yaitu:
1.      Fungsi atensi yaitu media visual merupakan inti, menarik dan mengrahkan perhatian pembelajar akan berkosentrasi pada isis pelajaran
2.      Fungsi afekti yaitu media visual dapat dilihat dari tingkat kenikmaran pembelajar ketika belajar membaca teks bergambar
3.      Fungsi kognitif yaitu mengungkapkan bahwa lambang visual mempelancar pencapaian tujuan dalam memahami dan mendengar informasi
4.      Fungsi kompensatoris yaitu media visual memberikan konteks untuk memahami teks dan membantu pembelajr yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.

B. JENIS-JENIS MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH
1.      PENINGGALAN SEJARAH
            Peninggalan sejarah merupakan salah satu sumber sejarah. Menurut Moh Ali, yang dimaksud sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah sejak zaman purba sampai sekarang.
            Contoh peninggalan sejarah yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu fosil, peralatan dari masa lampau, prasati, patung, bangunan, naskah, dan cerita atau hikayat, dan sebagainya. Misalnya peserta didik ditugaskan untuk mengunjungi situs di Pekauman-Bondowoso, melalui situs tersebut peserta didik dapat mengetahui bentuk peninggalan sejarah pada masa Megalithikum seperti Dolmen, Sarkophagus, Menhir, dan sebagainya.
            Pemanfaatan peninggalan sejarah sebagai media pembelajaran sejarah yaitu siswa dapat mengetahui benda aslinya, siswa lebih mudah mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah, dan memudahkan siswa untuk mensimulasi sendiri suatu peristiwa sejarah melalui peninggalan sejarah.

2.      MODEL
            Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realita. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.
            Contoh model yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah dapat berupa diorama, maket, replika candi, dan patung. Model-model tersebut dapat menyerupai candi dalam ukuran yang diinginkan atau berupa patung-patung tokoh sejarah, seperti Bung Hatta (Pendiri Taman Siswa) dan sebagainya.
            Pemanfaatan model sebagai media pembelajaran sejarah yaitu dapat menggantikan benda aslinya, siswa mudah mengapresiasi dan menilai suatu karya sejarah melalui apa yang dilihatnya (model/ miniatur tersebut), dan mudah dibawa dan dimasukkan kedalam kelas.

3.      PETA
            Peta merupakan gambaran konvensional dari permukaan bumi ke bidang datar yang diperkecil dengan disertai simbol-simbol dan sekala tertentu sesuai dengan kebutuhan.
            Contoh peta yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah dapat berupa peta dinding, peta sketsa, maupun peta lukisan. Peta tersebut dapat menunjukkan lokasi kejadian sejarah atau posisi suatu negara dan sebagainya. Misalnya peta sketsa Benua Eropa, Benua Amerika, Benua Australia, dan Benua Asia.
            Pemanfaatan peta sebagai media pembelajaran sejarah yaitu dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman siswa terhadap pesan yang disajikan, dapat dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, dan cara pembuatannya mudah dan harganya murah.

4.      RUANG SEJARAH
            Ruang sejarah merupakan tempat dilakukannya percobaan dan penelitian. Tempat ini dapat merupakan ruangan tertutup, kamar atau ruangan terbuka. Ruang sejarah adalah suatu ruangan yang tertutup di mana percobaan eksperimen dan penelitian dilakukan (Depdikbud : 1995, 2003). Ruang sejarah dapat disebut dengan laboratorium. Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode pratikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar di mana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan dapat membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
            Pemanfaatan ruang atau laboratorium untuk media pembelajaran sejarah yaitu:
a.       Laboratorium Sebagai Sumber Belajar
          Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif
b.      Laboratorium Sebagai Metode Pembelajaran
            Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan
c.       Laboratorium Sebagai Prasarana Pendidikan
            Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.

5.      MEDIA AUDIO
            Media Audio (media dengar) adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui indera pendengaran. Dengan kata lain, media jenis ini hanya melibatkan indera dengar dan memanipulasi unsur bunyi atau suara semata. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio ini bisa menyampaikan pesan verbal maupun non verbal. Pesan verbal berupa bahasa lisan atau kata-kata, sedangkan pesan non verbal berwujud bunyi-bunyian dan vokalisasi, seperti gerutuan, gumam dan musik. Menurut sudjana dan Rivai (2003 : 129) media audio untuk pengajaran adalah bahan yang mengandung pesan dalam bentuk auditif ( pita suara atau piringan suara), yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sisiwa sehingga terjadi proses belajar mengajar.
            Contoh audio yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu tape recorder dan radio. Misalnya, tape recorder dimanfaatkan oleh pendidik untuk mendengarkan suara Bung Karno dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia kepada peserta didik.
            Pemanfaatan audio sebagai media pembelajaran sejarah yaitu sifatnya mudah dipindahkan (mobile) dari suatu ruang ke ruang lain dengan mudah, isi/ materi dapat di rekam dan di putar lagi sesuka kita, radio dapat memusatkan perhatian siswa pada kata-kata yang di gunakan pada bunyinya dan artinya, dan jangkauan fleksibel.

6.      MEDIA AUDIO VISUAL
            Media audio-visual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media auditif (mendengar) dan visual (melihat). Media Audiovisual merupakan sebuah alat bantu audiovisual yang berarti bahan atau alat yang dipergunakan dalam situasi belajar untuk membantu tulisan dan kata yang diucapkan dalam menularkan pengetahuan, sikap, dan ide.
            Contoh audio visual yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu tv, film, dan video. Misalnya melalui video, peserta didik dapat mengetahui pelaksanaan kemerdekaan Indonesia yang dilaksanakan pada tanggal 17 Agustus 1945.
            Pemanfaatan audio visual sebagai media pembelajaran sejarah yaitu lebih efektif dalam menerima pembelajaran karena dapat melayani gaya bahasa siswa auditif maupun visual, dapat memberikan pengalaman nyata lebih dari yang disampaikan media audio maupun visual, siswa akan lebih cepat mengerti karena mendengarkan disertai melihat langsung, sehingga tidak hanya membayangkan, dan lebih menarik dan menyenangkan menggunakan media audio visual

7.      MEDIA PROYEKSI
            Media proyeksi merupakan media pembelajaran yang menggunakan proyektor. Informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan dll akan menjadi lebih besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan. Yang dimaksud dengan gambar mati (still picture) adalah berupa: gambar, foto, diagram, tabel, ilustrasi dll, baik berwarna ataupun hitam-putih yang relatif berukuran kecil, agar gambar tersebut dapat dilihat atau disaksikan dengan jelas oleh seluruh siswa di dalam kelas dengan jalan diproyeksikan ke suatu layar (screen).
            Contoh proyeksi yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu film, OHP, film strip, slide, LCD. Misalnya melalui film, peserta didik dapat mengetahui sejarah dari kisah cinta mantan Presiden RI B.J Habibie dan Ibu Ainun Habibie melalui film Habibie dan Ainun yang diperankan oleh aktor tampan Reza Rahardian dan aktris cantik Bungan Citra Lestari.
            Pemanfaatan proyeksi sebagai media pembelajaran sejarah yaitu dapat digunakan untuk menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas, dapat menarik perhatian peserta didik karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-warna yang menarik, tatap muka dengan peserta didik selalu terjaga dan memungkinkan peserta didik untuk mencatat hal-hal yang penting, dapat digunakan berulang-ulang, membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara.

8.      MEDIA MODERN
                        Media modern merupakan media yang berkembang pada zaman modern yang memiliki multi fungsi sesuai dengan cara kerja masing-masing media modern tersebut.
            Contoh media modern yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu komputer dan internet. Internet merupakan jaringan komputer diseluruh penjuru dunia yang saling terhubung satu sama lain dengan menggunakan standar Internet Protocol Suite (TCP/IP) sehingga antara komputer dapat saling mengakses informasi dan bertukar data. Internet mencangkup segala sesuatu secara luas baik itu dalam bidang komputerisasi maupun telekomunikasi. Misalnya peserta didik memanfaatkan internet untuk mengetahui bagaimana perkembangan budaya yang terjadi pada masa pra sejarah. Melalui internet, peserta didik dapat mencari materi tersebut melalui situs pendidikan, blog, maupun jurnal.
            Pemanfaatan media modern sebagai media pembelajaran sejarah yaitu mempermudah peserta didik dalam mencari informasi melalui internet karena akses informasi melalui internet lebih cepat bila dibandingkan dengan mencari informasi pada halaman-halaman buku-buku di perpustakaan, media online dapat melakukan update (pembaharuan) suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan bantuan komputer, tetapi fasilitas teknologi pada handphone (telepon genggam) atau lebih spesifik dengan kata smartphone (telpon genggam yang telah memiliki fungsi setara komputer, Misalnya Android, Symbian, WP, iOS, BlackBerry). Hal ini terjadi karena media online memiliki proses penyajian informasi/berita yang lebih mudah dan sederhana, dan sebagainya.

9.      MEDIA CETAK
            Media cetak bisa diartikan sebagai sebuah media penyampai informasi yang memiliki manfaat dan terkait dengan kepentingan rakyat banyak, yang disampaikan secara tertulis. Dari pengertian ini, kita bisa melihat bahwa media cetak adalah sebuah media yang di dalamnya berisi informasi yang didalamnya terkait dengan kepentingan masyarakat umum dan bukan terbatas pada kelompok tertentu saja.
            Contoh media cetak yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu buku, majalah, dan koran. Misalnya, melalui koran peserta didik dapat mengetahui berita terbaru mengenai ditemukannya kepala buda pada candi Borobudur yang digali oleh beberapa peneliti sejarah.
            Pemanfaatan media cetak sebagai media dalam pembelajaran sejarah yaitu mampu menyampaikan berbagai informasi yang berkaitan dengan fakta maupun konsep abstrak yang bersifat pengetahuan, keterampilan ataupun  sikap, dapat digunakan kapan dan dimana saja, penggunaannya mudah, tidak bergantung kepada peralatan lain. Kemasan media cetak umumnya ringan dan kecil memungkinkan peserta didik yang mudah membawanya kemana saja mereka pergi, dan selain bentuk fisiknya mudah dibawa, penataan atau teknik penyajian materinya pun mudah dipelajari. Misalnya, teknik penyajian seperti penulis indek, daftar isi, penggunaan halaman, bab-bab, judul maupun sub judul.

10.  MEDIA GRAFIS
            Media grafis adalah media visual yang menyajikan fakta, ide atau gagasan melalui penyajian kata-kata, kalimat, angka-angka, dan simbol/gambar. Grafis biasanya digunakan untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, dan mengilustrasikan fakta-fakta sehingga menarik dan diingat orang.
            Contoh media grafis yang dapat digunakan dalam media pembelajaran sejarah yaitu bagan, diagram, grafik, poster, kartun, foto. Misalnya melalui poster, peserta didik dapat mengetahui rupa dari tokoh Filsafat Sejarah Spekulatif abad pertengahan seperti Santo Agustinus, Joachim Van Fiore, Ibn Khaldun, dan sebagainya.
            Pemanfaatan media grafis sebagai media dalam pembelajaran sejarah yaitu dapat mempermudah dan mempercepat pemahaman peserta didik terhadap pesan yang disajikan, dapat menarik perhatian karena dilengkapi dengan warna-warna sehingga lebih menarik perhatian siswa, dapat menyampaikan rangkuman sehingga peserta didik dapat mengingat konsep-konsep penting yang terdapat dalam materi, mampu mengatasi keterbatasan waktu, menghemat waktu dan tenaga guru.

C. SUMBER RUJUKAN
Sadiman Arief S. Dr. M.Sc. 2008. Media Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Basuki, Wibawa dkk. 1991/1992. Media Pengajaran. Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Syaiful Bahri Djaramah dan Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT.Rineka Cipta.
Suprijanto. 2005. Pendidikan Orang Dewasa. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar