Jumat, 02 Mei 2014

PENINGGALAN BUDAYA MEGALITHIKUM DI SITUS PEKAUMAN-BONDOWOSO



Situs Pakauman merupakan  tanah tegalan sekaligus  lahan pertanian. Topografi daerah Pakauman termasuk datar sampai berumbak,dengan relief sekitar satu meter. Kelerengannya sebesar  1-2 derajat dengan arah dominan ke timur. Vegetasi di sekitar situs adalah pohon jati dan pohon sono (sebelah barat), dan pohon pinus disebelah timur laut. Jenis tumbuhan lainnya adalah pohon kelapa,pisang,bambu,dan tanaman budidaya lainnya.


Sementara itu kondisi lingkungan di Situs Pakauman Bondowoso terdapat kecenderungan bahwa pemukiman di Pakauman (sebagai tempat beraktivitas) memilih tempat yang elevasinya reletif rendah dengan jenis tanaman yang bervariasi. Dengan demikian sumbur daya lingkungan yang dijadikan dasar penentuan lokasi pemukiman adalah : tersedianya lahan pertanian,sumber daya alam (hutan pinus,sono dan jati),dekat sungai atau sumber air. Sungai Sampeyan disamping merupakan sumber air,terdapat kandungan batu yang merupakan bahan baku pembuatan monomen megalitik. Desa atau perkampungan di Pakauman terdiri dari 26 rumah yang terdiri diatas umpak batu. Susunan umpak berbentuk persegi panjang,bujur sangkar dan bentuk kebulat-bulatan. Konstruksi bangunan bagian atas dari bahan kayu atau bamboo dan atapnya dari dau-daun




DOLMEN
Dolmen berasal dari bahasa inggris utara, DOL berarti meja, dan MEN adalah batu. Dolmen merupakan meja dari batu yang berfungsi sebagai tempat meletakkan saji-sajian untuk pemujaan. 



 BATU KENONG
 
Dalam situs ditemukan 26 kelompok batu kenong Salah satu kelompok batu kenong di Pakauman telah digali oleh Willems pada tahun 1938




MENHIR

Menhir atau batu tegak adalah sebuah batu panjang yang didirikan tegak sebagai batu peringatan dalam hubungannya dengan pemujaan arwah leluhur

(Kempers, 1959:73)




SARKOFAGUS
 Sarkofagus berfungsi peti mati untuk meletakkan mayat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar