Kamis, 17 April 2014

MATERI GEOGRAFI SMP KELAS VII SEMESTER 2



II.                  PEMBAHASAN

2.1   Peta, Atlas, dan Globe
2.1.1   Peta
 A.   Pengertian Peta
            Peta merupakan gambaran konvensional dari permukaan bumi ke bidang datar yang diperkecil dengan disertai simbol-simbol dan sekala tertentu sesuai dengan kebutuhan.
            Permukaan bumi yang digambarkan pada peta dapat meliputi wilayah sempit, seperti peta lingkungan kompleks perumahan tempat tinggalmu dan bahkan kompleks sekolahmu, juga gambar permukaan bumiyang luas, seperti peta Provinsi Maluku, peta Indonesia, peta Asia Tenggara bahkan peta dunia.

            Peta dunia merupakan sebuah peta yang sangat kompleks karena memuat banyak informasi tentang negara-negara di dunia. Sebuah peta dunia tidak dapat menampung semua informasi tentang negara-negara di dunia. Sebuah peta dunia tidak dapat menampung semua informasi secara rinci. Oleh sebab itu, orang berusaha membuat peta yang dapat membuat informasi yang lebih rinci agar mudah digunakan. Kemudian, dibuatlah peta berdasarkan benua, negara, provinsi, dan seterusnya.

B.   Syarat-syarat yang diperlukan dalam pembuatan peta
            Dalam penggambaran peta agar sesuai dengan kenyataan dan baik, maka pembuatan peta itu harus memenuhi syarat, yaitu:
a)      Conform, artinya bentuk wilayah yang digambar pada peta harus sesuai dengan bentuk wilayah yang sesungguhnya di lapangan.
b)      Ekuivalen, artinya luas daerah yang tergambar pada peta harus sesuai dengan luas sesungguhnya di lapangan.
c)      Ekuidistan, artinya jarak yang tergambar pada peta harus sesuai dengan luas sesungguhnya di lapangan.
d)     Ekuidistan, artinya jarak yang tergambar pada peta harus sesuai dengan jarak sesungguhnya di lapangan.
Disamping syarat di atas, peta yang lengkap dan baik jika menurut unsur-unsur, antara lain:
a)      Judul Peta, mencerminkan isi peta yang biasanya ditulis di bagian atas atau bawah peta.
b)      Skala peta, perbandingan jarak pada peta dan jarak di lapangan.
Skala angka dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1)      Skala angka (Numerik), adalah perbandingan jarak yang dinyatakan dengan angka. Misal: Peta Indonesia berskala 1:2.000.000
2)      Skala garis (grafis), adalah perbandingan jarak pada peta dengan jarak di lapangan
Misal: 0   1   2   3   4   5   6 cm
           0  2   4   6   8  10  12
c)      Orientasi peta (petunjuk arah), adalah petunjuk arah pada peta yang biasanya menunjukkan arah utara dengan posisi ke arah atas.
d)     Legenda peta, adalah keterangan penting tentang simbol-simbol, tanda, atau singkatan yang digunakan dalam oeta.
e)      Simbol peta, merupakan tanda-tanda konvensional yang umum dipakai untuk mewakili keadaan yang sesungguhnya ke dalam peta.
Simbol dibedakan, sebagai berikut:
1)      Simbol menurut sifatnya, ada 2 macam :
a)      Simbol kualitatif, simbol yang tidak mencerminkan jumlah/angka/volume tertentu. Misal: simbol batas letak kota, simbol batas provinsi, dan sebagainya.
b)      Simbol kuantitatif, simbol yang memuat unsur nilai/jangka/jumlah sesuatu yang ditampilkan. Misal: simbol jumlah penduduk, simbol luas lahan perytanian, dan sebagainya.
2)      Simbol menurut bentuknya ada empat macam:
a)      Simbol titik
b)      Simbol garis
c)      Simbol luas (area)
d)     Simbol warna

C.   Jenis-jenis peta dan bentuk peta
a)        Jenis peta berdasarkan skala digolongkan sebagai berikut:
1)      Peta kadaster/peta teknik, bersekala 1:100-1:5.000
2)      Peta besar, berskala 1:5.000-1:250.000
3)      Peta sedang, berskala 1:250.000-1:500.000
4)      Peta kecil, berskala 1:500.000-1:1.000.000
5)      Peta geografis, berskala 1:1.000.000 ke atas
b)        Jenis peta berdasarkan isi, dikelompokkan sebagai berikut:
1)    Peta Umum, peta yang dibuat berdasarkan penampakan umum, baik medan asli maupun medan buatan, peta umum dikelompokkan:
a)      Peta topografi, peta yang menggambarkan tinggi rendahnya penampakan bumi (relief) dalam skala besar
b)      Peta korografi, peta berskala sedang yang meliputi daerah dengan skala luas
c)      Peta dunia, peta umum berskala kecil
2)      Peta khusus/peta tematik, peta yang menggambarkan penampakan tertentu di permukaan bumi. Misal: peta iklim, peta penduduk, peta pertambangan, peta hasil bumi, peta pelayaran, dan lain-lain.
c)         Dilihat dari bentuk/wujudnya, dibedakan menjadi dua:
1)      Peta datar(biasa), peta yang dibuat pada bidang datar, disebut juga peta umum yang melukiskan segala sesuatu yang ada didalam suatu daerah. Peta inin sering kita lihat di sekolah, kantor-kantor, dan keperluan wisata. Untuk membedakan tinggi rendah suatu daerah dan kedalaman laut, peta diberi warna.
2)      Peta timbul/relief, peta yang dibuat berdasarkan bentuk yang sebenarnya.
3)      Peta digital ialah peta yang tersimpan diperangkat komputer seperti hardisk, disket, CD. Jika ingin menggunakannya kita memerlukan monitor komputer.

D.   Manfaat Peta
            Sebuah peta dapat mengandung banyak informasi. Tentu saja informasi tersebut tidak dapat diletakkan dalam bentuk tulisan karena membutuhkan banyak tempat. Oleh sebab itu, para kartograf menggunakan simbol-simbol dalam menyatakan sebuah objek/fenomena di permukaan bumi. Simbol yang digunakan ialah simbol titik (dapat berupa lingkaran, segitiga, segi empat, dsb).Garis, bidang (menggambarkan luas area tertentu), dan warna. Agar mudah dibaca, simbol yang digunakan disesuaikan dengan karakteristik objek. Selain simbol-simboldi atas, dalam sebuah peta juga terdapat penggunaan warna dan tulisan. Jika diperhatikan, penggunaan warna tidak selalu sama pada setiap simbol. Adapun penulisan nama-nama geografi dalam peta merupakan identifikasi. Informasi penting lainnya yang terdapat pada sebuah peta ialah skala peta. Skala peta ini penting untuk mengetahui ukuran sebenarnya dari peta tersebut. Secara umum manfaat peta bagi pemakainya, antara lain:
a)      Sebagai alat peraga fisual yang baik dan indah
b)      Sebagai dokumen ilmiah dalam menentukan strategi dan perencanaan pembangunan
c)      Menunjukkan letak/lokasi suatu wilayah
d)     Mengetahui arah, jarak, bentuk, luas, dan persebaran berbagai gejala dipermukaan bumi, dan lain-lain


E.   Memperbesar dan Memperkecil Peta Dengan Garis-garis koordinat
            Untuk memperbesar atau memperkecil peta, skala peta harus dirubah. Misal peta asli berskala 1 : 800.000
a)      Akan diperbesar 2 kali lipat, maka peta baru berskala = 1 : 400.000
b)      Akan diperkecil 4 kali, maka peta baru berskala = 1 : 3.200.000
Cara memperbesar dan memperkecil peta dengan garis koordinat sebagai berikut:
a)      Buatlah garis-garis vertikal dan horizontal pada peta aslinya (di dam) dengan jarak tertentu sesuai dengan yang kita inginkan, misal 1 cm, 2 cm, dst
b)      Buatlah garis vertikal dengan horizontal (dam) pada kertas tempat untuk memindahkan peta
c)      Menulis angka urut pada garis vertikal (dari kiri atas ke bawah) dan horizontal (dari atas kiri ke kanan) baik pada peta asli dan pada tempat pembesaran peta.
d)     Selanjutnya mulai memindahkan gambar sesuai kenampakan peta aslinya pada kertas yang telah dibuat garis-garis dam tersebut.

2.1.2   Atlas
A.   Pengertian Atlas
            Atlas adalah nama dewa orang Yunani. Dewa ini memegang bumi diatas pundaknya. Selanjutnya nama atlas digunakan untuk memberi nama kumpulan peta-peta yang dirancanag untuk disimpan dalam bentuk jilid (buku) atau dalam keadaan lepas-lepas, tetapi dikumpulkan menjadi satu. Atlas dapat dibedakan berdasarkan wilayah, tujuan, dan isinya.
B.   Syarat-Syarat Atlas adalah :
a)      Isinya lengkap memuat data-data fisis, sosial, dan ekonomis
b)      Gambar dan petanya jelas, dibuat dengan tata warna yang jelas dan menarik
c)      Bersifat informati dan mudah dipahami
d)     Gambar dan petanya disajikan sistematis
            Di samping itu atlas dikatakan lengkap apabila memuat unsur-unsur
a)      Judul Atlas
b)      Isi tidak menyimpang dan sesuai dengan peraturan kotografi
c)      Daftar isi
d)     Legenda, singkatan, dan keterangan
e)      Indeks
f)       Kata pengantar dari penyusun
g)      Tahun pembuatan atlas

C.   Jenis-jenis Atlas
a)      Atlas berdasarkan wilayah
1)      Atlas alam semesta, yaitu atlas yang menyajikan gambaran letak dan gerakan dari planet. Misalnya, gambaran peredaran bumi mengelilingi matahari, posisi bulan, gerhana bulan, dan sebagainya.
2)      Atlas dunia, yaitu atlas yang menyajikan gambaran informasi fisik dan hasil-hasilnya dari berbagai negara. Atlas juga memberikan gambaran kemajuan pembangunan berbagai negara.
3)      Atlas nasional, yaitu atlas yang menampilkan keterparpaduan kondisi geografi fisik dan hasil-hasilnya yang mencirikan suatu negara.
4)      Atlas regional, yaitu atlas yang menyajikan gambaran mengenai aspek geografi dari suatu profinsi.
5)      Atlas kota, yaitu atlas yang menyajikan informasi tentang kondisi geografis suatu kota.
b)      Atlas berdasarkan tujuan
1)      Atlas referensi, yaitu atlas yang dibuat untuk kepentingan referensi. Atlas ini didesain untuk membantu penggunadalam menentukan kenampakan-kenampakan geografis atau untuk kepentingan politik (batas negara) dan juga untuk kepentingan perjalanan serta untuk perencanaan wilayah.
2)      Atlas wisata, yaitu atlas yang menunjukkan tempat dan jenis wisata yang ada dalam suatu negara.
3)      Atlas pendidikan, yaitu atlas yang didesain untuk keperluan pendidikan. Atlas ini menyajikan informasi tentang hasil bumi, kepadatan penduduk, persebaran daerah industri, dan sebagainya.
c)      Atlas berdasarkan isi
1)      Atlas umum, yaitu atlas yang memberikan informasi geografi secara umum. Misalnya, atlas pelajar atau atlas dunia.
2)      Atlas tematik, yaitu atlas yang memberikan informasi tentang suatu fenomena tertentu. Misalnya, atlas wisata.
Untuk mencari informasi geografi dalam atlas, dapat digunakan komponen atlas yang terdiri atas daftar isi, keterangan, dan indeks.
a)       Daftar isi
Daftar isi memuat judul-judul peta dengan disertai halamannya. Dftar isi akan memudahkan pengguna dalam memilih peta yang akan digunakan.
b)      Keterangan
Atlas dapat memuat berbagai jenis peta baik yang berupa peta tematik maupun peta umum. Keterangan dalam atlas yang dimaksud adalah isi dari atlas tersebut.
c)      Indeks
Pada bagian belakang dari atlas terdapat indeks yang berfungsi untuk memudahkan pengguna dalam mencari letak suatu tempat atau objek. Misalnya, mencari letak Kota Bondowoso. Dalam indeks tertulis Bondowoso 37 E.2. Artinya, letak kota Bondowoso pada atlas, yaitu halaman 37 kolom E (garis antarbujur) dan baris 2 (garis antar lintang).

2.1.3   Globe
            Globe adalah model tiruan bola bumi yang memberikan gambaran tentang bentuk bumi sehingga mendekati bentuk yang sebenarnya. Bentuk bumi yang bulat menyerupai bola, dapat dibuktikan dengan hasil pemotretan bola bumi di ruang angkasa. Bumi mempunyai beberapa dimensi sebagai berikut.
1)      Luas permukaan bumi: 510.066.000 km2
2)      Luas daratan: 148.326.000 km2
3)      Luas Lautan: 361.740.000 km2
4)      Keliling equator: 40.075 km
5)      Keliling meridian: 40.007 km
6)      Jari-jari kutub: 6.357 km
7)      Jari-jari equator: 6.378 km
            Dari berbagai ukuran tersebut diketahui bahwa ukuran bumi ini cukup besar, meskipun jika dibandingkan dengan matahari, bumi dikatakan kecil. Kedudukan globe tidak lurus (tegak), tetapi condong dengan membentuk sudut 66 1/2o terhadap garis horizontal. Kedudukan ini disesuaikan dengan kemiringan sumbu bumi. Globe memiliki dua jenis garis yang saling berpotongan. Garis yang menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan disebut dengan garis meridian atau garis bujur. Garis yang pararel dan melintang horizontal disebut garis lintang atau garis paralel. Garis bujur atau meridian dibagi menjadi garis bujur barat dan garis bujur timur. Garis bujur timur membentang dari 0o-180o ke arah timur (belahan bumi timur), sedangkan garis bujur barat membentang dari 0o-180o ke arah barat (belahan bumi barat). Letak garis 0o disepakati di kota Greenwich dekat Kota London, Inggris. Pembagian garis bujur ini mempengaruhi pembagian waktu di bumi. Garis lintang dibagi menjadi ,lintang utara 0o-90o dan lintang selatan juga dari 0o-90o. Pada lintang 0o merupakan garis equator (Khatulistiwa). Sedangkan pada 90o merupakan wilayah kutub. Semakin ke arah kutub, kecepatan peredaran bumi adalah 15o dalam 1 jam. Di equator, 1o berkisar 111 km. Jadi, kecepatan edar bumi di equator dalam waktu satu jam adalah 1.665 km.
Mencari informasi Geografis pada Globe dengan Garis Lintang dan Garis Bujur
1)      Garis lintang adalah garis yang diukur dari nol derajat khatulistiwa sampai sembilan puluh derajat kutub Utara dan sembilan puluh derajat Kutub Selatan. Atu garis lintang adalah garis khayal yang melingkari permukaan bumi (garis paralel).
2)      Garis bujur adalah garis khayal yang menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Garis bujur utama/nol derajat ditetapkan di Kota Greenwich , London (Inggris). Garis bujur 180oBB dan 180oBT berhimpit di Samudra Pasifik (Hawai) disebut garis batas tanggal internasional (International Date Line).
3)      Informasi yang diperoleh dari garis bujur dan garis lintang sama seperti peta.

2.2   Sketsa dan Peta Wilayah yang Menggambarkan Objek Geografi
2.2.1.   Membuat sketsa dan peta wilayah yang menggambarkan objek geografi
A.    Sletsa
            Sketsa adalah bagan, denah, atau gambar yang dibuat garis-garis besarnya saja. Sketsa hanya menggambarkan posisi tempat atau daerah secara garis besar. Sketsa bukan merupakan sebuah peta karena tidak memenuhi beberapa syarat peta (tidak memiliki ukuran dan jarak sesuai dengan aslinya). Namun, sketsa merupakan dasar pembuatan peta.
Komponen sketasa:
a)      Judul
b)      Wilayah sketsa
c)      Penampakan geografi
d)     Simbol sketsa
e)      Orientasi/arah

B.    Membuat Peta Wilayah Objek Geografi
a)      Pembuatan Peta Tematik
            Pada tematik objek geografi merupakan gambaran atau fenomena tentang kenampakan alam baik berupa kenampakan fisik, sosial, budaya, dan ekonomi. Suatu objek geografi dapat disajikan dalam suatu peta tematik, misal:
1)        Manusia dijadikan objek dalam peta persebaran penduduk
2)        Hasil tambang dapat dijadikan objek dalam peta persebaran hasil tambang
3)        Hewan langka, dapat dijadikan objek dalam peta persebaran hewan langka, dan sebagainya.
b)      Penyajian Peta Tematik
            Peta tematik merupakan peta khusus yang mengkaji suatu objek geografi pada petanya. Oleh karena itu antara satu peta tematik dengan peta tematik lainnya berbeda dalam penyajiannya. Peta tematik dibuat/disajikan dengan menggunakan simbol (titik, garis, daerah, warna) dan grafik.

2.2.2   Penggunaan Skala Peta Untuk Menghitung Jarak dan Luas Wilayah
A.   Pengertian Skala Peta
            Skala peta adalh perbandingan jarak antara 2 titik pada peta dengan jarak yang sebenarnya di lapangan/di permukaan bumi.
            Semakin besar skala yang dibuat pada peta maka daerah yang digambarkan semakin sempit dan informasi yang disajikan semakin rinci dan sebaliknya, jika skala peta semakin kecil, daerah yang digambarkan semakin luas dan informasi yang disajikan sedikit.
Text Box: Skeala=   Jarak di peta
               Jarak di lapangan

Rumus menghitung skala peta, yaitu:
B.   Jenis-Jenis Skala Peta
            Berdasarkan tipenya skala peta dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)      Skala angka/numerik/pecahan
b)      Skala garis/grafis
c)      Skala inci/verbal (Indonesia tidak menggunakan skala inci)

C.   Kegunaan Peta
            Skala Peta dapat digunakan sebagai pedoman penghitungan untuk menentukan jarak/luas wilayah.
a)       Menghitung jarak suatu tempat
            Ex: Jarak kota A dan B di peta = 5 cm, sedang skala peta 1:2000.000
            Berapakah jarak kota A sampai B?
            Jwb: jarak kota A sampai B = 5 cm X 200.000 = 1.000.000 cm = 10 km
b)       Untuk menghitung luas wilayah
1)      Pembuatan kisi-kisi atau kotak, rumusnya = Jumlah kotak X 1 cm2 X (skala)2
2)      Pembuatan garis potong, rumusnya = Jumlah kotak (p X L) X (skala)2
3)      Alat pengukur luas (planimeter)

2.2.3   Mengkonversi Berbagai Jenis Skala Peta
            Konversi secara harfiah artinya mengubah. Mengkonversi skala peta dilakukan dengan cara mengubah skala garis ke skala angka dan sebaliknya.
1)      Mengkonversi skala garis ke skala angka
Ex:   0                          3 cm                       6 cm

         0                         75 km                    150 km
·         Skala garis di atas artinya setiap 6 cm di peta menggambarkan 150 km, sehingga jarak sebenarnya setiap 1 cm di peta menggambarkan 25 km di lapangan.
·         Apabila skala garis tersebut di konvensikan ke skala angka maka skalanya menjadi 1:2.500.000 (1 km = 100.000 cm)
2)      Mengkonversi Skala angka ke skala garis
Ex:
Peta dengan skala 1:3.000.000, artinya setiap 1 cm di peta sebanding dengan 3.000.000 cm atau 30 km di lapangan.
Apabila skala angka di atas dikonversi ke skala garis hasilnya sebagai berikut:
0          30        60        90        120 km


 
0          1          2          3          4 cm

2.2.4   Penggolongan Data Geografis dengan Menggunakan Simbol
A.   Pengertian Simbol
            Simbol yaitu kenampakan-kenampakan yang ada di permukaan bumi yang digunakan dalam peta.

B.   Syarat- Syarat Simbol
a)      Simbol mudah dikenal walaupun tanpa menggunakan legenda
b)      Mudah digambarkan
c)      Mudah dibedakan dengan simbol yang lain

C.    Macam-macam simbol peta
Berdasarkan pemakaiannya dibedakan menjadi 2, yaitu:
a)      Simbol Umum/konvensional, dibedakan menjadi empat:
1)      Simbol titik
2)      Simbol garis
3)      Simbol area atau luasan
4)      Simbol warna
Contoh penggunaan warna dalam peta:
a)  Biru     : menunjukkan daerah perairan
b)  Hijau   : menunjukkan daerah dataran rendah
c)  Kuning: menunjukkan daerah dataran tinggi
d)  Coklat : menunjukkan daerah pegunungan
e)  Putih   : menunjukkan daerah es atau salju
f)  Merah  : menunjukkan jalan, batas kota
b)      Simbol titik konvensional/tidak umum, yaitu simbol yang belum umum digunakan, seperti: simbol hasil tambang, hasil industri yang dibuat sesuai dengan kehendak pembuat peta.

D.   Penggunaan simbol untuk menggolongkan data geografi
a)  Peta tematik yang membuat data-data kualitatif
     Jenis peta ini hanya menggambarkan daerah persebaran dan jeniss datanya tanpa
     memperhatikan seberapa banyak data yang tersebar itu.
b)  Peta tematik yang memuat data-data kuantitatif
      Peta jenis ini selalu menunjukkan adanya kepadatan data yang disebarkan,
      disamping jenisnya.

E.   Penamaan (Toponimi) Data dan Unsur Geografi
            Nama-nama data dan unsur geografi dalam peta berperan sebagai identitas simbol-simbol yang ada di peta.
Prinsip penulisan huruf untuk nama-nama geografis, yaitu sebagai berikut:
1)      Wilayah administrasi dan nama tempat ditulis dengan warna hitam dan tegak
2)      Warna relief seperti gunung, pegunungan, dan bukit ditulis dengan huruf miring (italic) dan warna hitam
3)      Nama perairan dan bentuk-bentuk tubuh air ditulis dengan huruf miring (italic) dan warna biru.

2.3   Kondisi Geografi dan Penduduk
2.3.1   Kaitan kondisi alam dan iklim dengan kehisupan penduduk
            Aktivitas penduduk di suatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis teutama kondisi fisiknya. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah, serta kondisi perairan. Kondisi  daratan dengan segala kenampakannya merupakan tempat tinggal manusia dengan segala aktivitasnya. Mulai dari ketinggian paling rendah yang terletak di pantai sampai daerah puncak gunung.

A.   Daerah pantai
            Pantai adalah bagian daratan yang berbatasan dengan laut. Penduduk daerah pantai mempunyai karakteristik yang disesuaikan dengan keadaan daerahnya. Beberapa karakteristik penduduk pantai adalah sebagai berikut:

a)      Mata pencaharian
Penduduk memilih mata pencaharian mereka sesuai dengan ketersediaan yang terkandung di ala. Sebagian besar penduduk daerah pantai lebih memilih bekerja sebagai nelayan dibandingkan bercocok tanam. Hal ini disebabkan kondisi wilayahnya yang lebih dekat ke laut. Disamping itu juga disebabkan oleh kondisi tanah yang kurang baik untuk dimanfaatkan bercocok tanam. Iklim sangat berpengaruh bagi penduduk di daerah pantai. Mereka memanfaatkan angin untuk berlayar menangkap ikan di laut. Angin darat dimanfaatkan untuk melaut dan memanfaatkan angin darat untuk melaut. Aktivitas lain dari penduduk di daerah pantai  adalah perikanan air payau. Perikanan ini diusahakan dalam bentuk kolam luas yang disebut tambak.
b)      Transportasi dan perdagangan
Beberapa pantai di Indonesia digunakan sebagai sarana transportasi dan bongkar muat barang. Daerah pantai yang digunakan sebagai dermaga pelabuhan, dapat kita jumpai, misalnya di dermaga bongkar muat barang Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta. Daerah pantai yang digunakan sebagai sarana transportasi dapat kita jumpai misalnya di Pelabuhan Merak di Provinsi Banten. Aktivitas transportasi dan perdagangan ini membentuk karakteristik penduduk sekitar pantai.Lapangan pekerjaan semakin terbuka sehingga banyak penduduk yang berprofesi sebagai pedagang, buruh pelabuhan, dan aktivitas lain penunjang aktivitas transportasi dan perdagangan.
c)      Pola pemukiman
Sebagian besar penduduk di daerah pantai mata pencahariannya adalah nelayan, maka pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear) mengikuti garis pantai. Pola pemukiman demikian memudahkan pera nelayan untuk pergi melaut. Pola pemukiman ini banyak ditemukan di hampir seluruh kepulauan Indonesia.
d)     Kondisi fisik penduduk
Suhu udara di daerah pantai terasa sangat panas. Suhu rata-rata di daerah pantai pada siang hari > 27oC. Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan penduduk daerah pantai berwarna kulit agak gelap. Mereka sering tersengat sinar matahari. Merekapun biasanya menggunakan pakaian yang tipis karena suhu yang panas ini. Selain itu, jika berbicara penduduk daerah pantai agak keras, karena harus beradu dengan suara gemuruh ombak yang tak kunjung berhenti.
e)      Bentuk rumah
Rumah-rumah di daerah pantai biasanya memiliki ventilasi yang banyak dan atap terbuat dari genteng tanah. Ventilasi yang banyak dimaksudkan agar banyak udara dingin yang masuk ke rumah.

B.   Dataran rendah
            Daataran rendah merupakan daerah datar yang memiliki ketinggian hampir sama. Kondisi wilayah yang datar memudahkan manusia untuk beraktivitas dalam menjalankan kehidupannya. Di Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan kegiatan penduduk yang sangat beragam. Sebagian penduduk lebih memilih bertempat tinggal di dataran rendah. Terlebih jika wilayah ini memiliki sumber air yang cukup. Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian, perkebunan, peternakan, kegiatan, industri, dan sntra-sentra bisnis. Lokasi yang datar menyebabkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin. Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan sarana transportasi ini telah mendorong daerah dataran rendah menjadi pusat ekonomi penduduk.

C.   Pegunungan Kapur
Pegunungan maupun perbukitan karst terdiri atas bukit-bukit batu gambing yang berbentuk membulat dan kerucut. Antara bukit-bukit tersebut terdapat lembah-lembah yang relatif sempit yang dikenal dengan dolina, yang dapat juga terisi air hingga membentuk telaga atau danau kecil. Kondisi seperti ini mempengaruhi persebaran permukiman penduduknya.
            Pada umumnya maata pencaharian penduduk sangat terkait dengan kondisi lahan yang sebagian besar berupa lahan kering. Contohnya petani di lahan kering.

D.   Dataran tinggi
            Pada wilayah datarn tinggi, suhu udara jauh lebih dingin dibandingkan dengan dataran rendah maupun daerah pantai. Tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang berlangsung juga cukup tinggi. Oleh karena itu, penduduk yang tinggal di daerah tersebut biasanya mempunyai pola makan dan cara berpakaian yang berbeda dengan daerah lainnya. Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkonsumsi makanan yang hangat dan lebih tertutup dalam cara berpakaian.
            Pola pemukiman penduduk sangat dipengaruhi oleh kondisi topografi dan tingkat kesuburan tanah. Pola pemukiman penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar mengikuti lereng dan mengelompok pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar.

2.3.2   Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Pemukiman
            Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dilihat dari pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola permukimannya berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.

A.   Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk
            Berbicara tentang kegiatan ekonomi penduduk artinya berbicara tentang mata pencaharian penduduk. Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan sehari-hari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup diri dan keluarganya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk berusaha mencari lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuannya. Mata pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, berdasarkan tempat (desa dan kota) dan berdasarkan jenis pekerjaan (pertanian dan bukan pertanian).
a)      Mata pencaharian di bidang pertanian
Pertanian dalam arti luas meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian meliputi kegiatan bercocok tanam tanaman pangan (seperti padi, jagung, ketela, palawija, dan lain-lain).
1)      Pertanian
Indonesia disebut Negara agraris. Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh penduduk di bidang pertanian meliputi berladang, bertegalan, bersawah.
2)      Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan tanaman pada lahan yang luas yang menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat dua macam perkebunan: perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman perkebunan ialah karet, kelapa sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.
Perbedaan perkebunan rakyat dan perkebunan besar:
NO
Perkebuna Rakyat
Perkebunan Besar
1.
Luas lahan relatif  kecil
Luas lahan relatif besar
2.
Modal kecil
Modal besar
3.
Manajemen tidak jelas
Manajemen Jelas
4.
Menggunakan bibit seadanya
Menggunakan bibit unggul
5.
Jenis tanaman bervariasi
Jenis tanaman homogen
6.
Peralatan sederhana
Peralatan modern
7.
Untuk kepentingan sendiri
Untuk kepentingan industri dan atau ekspor

3)      Perikanan
Perikanan merupakan usaha pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan ikan. Perikana dibedakan menjadi dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan darat terbagi dua, yaitu perikanan air tawar dan perikanan tambak yang terdapat di sepanjang pantai yang landai.
4)      Peternakan
Peternakan meliputi usaha pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak. Menurut ukuran hewan ternaknya, peternakan dibagi tiga golongan. Peternakan unggas, hewan kecil, dan hewan besar.
5)      Kehutanan
Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata pencaharian. Dari hutan, kita dapatmengambil kayu, rotan, dan damar.
b)      Mata pencaharian di Bidang Nonpertanian
Mata pencaharian nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan jasa.
1)      Pertambangan
Untuk mengetahui keberadaan barang tambang dilakukan penelitian/eksplorasi. Jika hasil ekplorasi menunjukkan terdapat barang tambang yang memiliki nilai ekonomi, dilakukanlah pengambilan barang tambang tersebut.
2)      Perindustrian
Perindustrian merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi /barang jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan.
3)      Pariwisata
Keberadaan suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak sektor lain, misalnya usaha cindramata.



4)      Jasa
Jasa merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Beberapa jenis pekerjaan dibidang penjualan jasa, antara lain transportasi dan pendidikan.

B.   Penggunaan Lahan
            Lahan merupakan tanah garapan. Artinya, lahan adalah tanah yang memiliki nilai atau kegunaan. Secara umum dapat dibedakan penggunaan lahan di desa dan penggunaan lahan di kota.
a)      Penggunaan lahan di pedesaan
Penggunan lahan untuk kehidupan sosial penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk menunjang kehidupan beribadah, kehidupan berkeluarga, kehidupan bersekolah, dan kehidupan bersosialisasi.
b)      Penggunaan lahan di perkotaan
Jumlah penduduk di kota lebih padat. Akibatnya lahan di kota bernilai ekonomis lebih tinggi. Berdasarkan fungsinya, kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut: Pusat pemerintahan, Pusat perdagangan, Pusat perindustrian, Pusat pendidikan, Pusat kesehatan, Pusat rekreasi, dan Pusat pertahanan dan keamanan Negara.

C.   Pola pemukiman
            Pemukiman penduduk membentuk pola tertentu sesuai dengan keadaan lingkungannya. Adapun pola pemukiman penduduk adalah sebagai berikut:
a)      Pola memanjang
Pola pemukiman memanjang dapat dilihat pada permukiman penduduk disepanjang alur sungai, jalan raya, jalan kereta api, dan pantai yang landai.
b)      Pola terpusat
Pola pemukiman terpusat biasanya terjadi karena ikatan keluarga ataupun karena keadaan alam, misalnya penduduk mengelompok karena masih merupakan keluarga seketurunan.
c)      Pola menyebar/terbuka
Pola pemukiman menyebar/terbuka terjadi karena perkembangan jumlah penduduk dan keadaan permukaan bumi. Akibat perkembangan jumlah penduduk, tidak jarang terjadi perubahan fungsi lahan. Lahan yang semula untuk pertanian, berubah sebagai tempat bermukim.

2.4   Atmosfer dan Hidrosfer serta Pengaruhnya Terhadap Kehidupan
2.4.1   Sifat-sifat Fisik Atmosfer Bumi
A.   Pengertian Atmosfer
            Atmosfer adalah lapisan gas yang menyelimuti bumi. Atmosfer berasal dari bahasa Yunani atmos dan saphira, atmos artinya uap dan saphira artinya lapisan. Unsur-unsur gas yang utama dalam atmosfer adalah nitrogen, oksigen, argon, dan karbondioksida.

B.   Sifat-sifat Atmosfer
Atmosfer mempunyai beberapa sifat, diantaranya:
a)      Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak dapat dirasakan kecuali dalam bentuk gas
b)      Dinamis dan elastis, sehingga dapat mengembang, mengerut, bergerak dan berpindah
c)      Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi
d)     Memiliki massa/berat, sehingga dapat menimbulkan tekanan.

C.   Lapisan-lapisan atmosfer
            Ketebalan atmosfer sekitar 1.000 km dari permukaan air laut yang terbagi menjadi bebrapa lapisan. Secara urut dari bawah ke atas lapisan tersebut, sebagai berikut:
a)      Troposfer
Merupakan lapisan paling bawah dengan ketinggian rata-rata 12 km. Di daerah khatulistiwa ketebalan troposfer antara 16-18 km dan di daerah kutub ketinggiannya antara 8-10 km. Lapisan ini sangat berpengaruh bagi kehidupan. Tempat terjadinya peristiwa cuaca seperti angin, huajan, awan, dan petir.
b)      Stratosfer
Stratosfer terletak pada ketinggian antara 18 - 80 km dari permukaan laut. Pada lapisan ini terdapat molekul gas yang tidak terdapat di troposfer.
c)      Lonosfer
Lapisan ini berketinggian 80 – 800 Km. Dalam lapisan ini molekul dan atom-atom udara mengalami ionisasi. Sehingga terdapat pemantulan gelombang radio, yaitu gelombang pendek dan gelombang panjang.
d)     Eksosfer
Lapisan ini berketinggian antara ± 800 – 1600 km dan merupakan lapisan yang paling luar dalam atmosfer bumi. Di dalam lapisan ini pengaruh gaya tarik bumi sangat tipis atau sudah mulai berkurang.


D.   Kegunaan atmosfer, antara lain untuk:
a)      Menjaga suhu di bumi supaya tetap hangat
b)      Menyaring sinar ultraviolet dari matahari yang berbahaya bagi kehidupan di bumi
c)      Memantulkan gelombang radio untuk komunikasi
d)     Melindungi bumi dari jatuhnya bantuan meteor atau benda langit lainnya
e)      Salah satu sumber daya alam yang memberikan kehisupan dan penghidupan makhluk di muka bumi (manusia), karena atmosfer pada lapisan terbawah terjadi proses perubahan-perubahan cuaca dan iklim. Seperti: Oksigen (O2), dan pendistribusian air (hujan)
f)       Sumber tenaga yang murah (udara yang bergerak/angin)

2.4.2   Cuaca dan Iklim
A.   Pengertian cuaca dan iklim
            Cuaca adalah keadaan atmosfer/udara sehari-hari (24 jam) dan pada tempat yang sempit. Di tiap-tiap daerah \setiap waktu keadaan cuaca berubah-ubah. Perubahan itu disebabkan oleh faktor: Suhu udara, tekanan udara/angin, kelembapan udara/awan, dan hujan. Ilmu yang mempelajari cuaca adalah meteorologi.
            Ilkim adalah keadaan rata-rata cuaca pada daerah yang relatif luas dan dalam waktu yang lama (puluhan tahun). Ilmu yang mempelajari iklim disebut klimatologi.

B.   Unsur-unsur cuaca dan iklim
a)      Temperatur atau suhu udara
Suhu udara antara tempat yang satu dengan yang lain tidak sama.
b)      Tekanan udara
Tekanan udara adalah tekanan yang ditimbulkan dari massa/berat lapisan udara terhadap permukaan bumi. Besarnya tekanan udara dinyatakan dengan milibar. Satu milibar = ¾ mm air raksa.
c)      Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) menuju daerah yang bertekanan rendah (minimum)
d)     Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah banyak sedikitnya uap air yang terkandung di dalam atmosfer. Kelembaban udara dibagi menjadi dua, yaitu kelembaban absolut/mutlak dan kelembaban relatif/nisbi
e)      Hujan/curah hujan
Hujan adalah butir-butir air yang terkandung dalam awan jatuh ke dalam permukaan bumi.
f)       Awan
Awan adalah kumpulan titik-titik air/kristal es yang terjadi akibat kondensasi uap air yang terdapat pada atmosfer.

C.   Jenis-jenis iklim di muka bumi
a)      Berdasarkan letak matahari atau garis lintangnya, iklim dibedakan sebagai berikut:
1)      Iklim tropis, terletak di daerah antara (23 1/2o LU – 23 1/2o LS)
2)      Iklim subtropis, terletak di daerah antara (23 1/2o – 45o) LU dan LS
3)      Iklim sedang, terletak di daerah antara (45o – 66 1/2o) LU dan LS
4)      Iklim dingin, terletak di daerah antara (66 1/2o – 90o) LU dan LS
b)      Berdasarkan fisiknya (pengaruh alam sekitar), iklim dibedakan sebagai berikut:
1)      Iklim darat(kontinental)
2)      Iklim laut
3)      Iklim pegunungan
4)      Iklim muson (musim)
5)      Iklim dataran tinggi
6)      Iklim gurun

D.   Pola iklim Indonesia
Indonesia mempunyai iklim tropis, muson dan laut
a)      Iklim tropis, iklim yang terletak pada lintang 23 1/2o LU – 23 1/2o LS. Iklim tropis juga disebut iklim khatulistiwa, dan panas
b)      Iklim muson, iklim yang terletak di daerah tropis yang dipengaruhi angin muson/musim
c)      Iklim laut, iklim yang dipengaruhi laut sekitarnya.

2.4.3   Alat-alat Pengukur cuaca/iklim itu dan cara kerjanya
a)      Temperatur/suhu udara
Temperatur/suhu udara diukur dengan termometer. Hasil catatan suhu disebut termogram.
b)      Tekanan udara
Tekanan udara diukur dengan alat barometer. Besarnya tekanan udara dinyatakan dengan milibar (mb).
c)      Angin
Angin memiliki arah dan kecepatan. Untuk menentukan arah angin biasanya digunakan bendera angin dan kantong angin.
d)     Kelembaban udara
Kelembaban udara relatif/nisbi diukur dengan alat higrometer.
e)      Curah hujan
Banyaknya curah hujan diukur dengan alat fluviometer atau ombrometer. Alat ini dipasang di tempat yang tidak terhalang pohon atau bangunan.

2.4.4   Tipe hujan
            Terjadinya hujan akibat awan yang mengalami pendinginan, sehingga menjadikan butir-butir air yang terkandung di awan jatuh menjadi hujan. Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan menjadi tiga macam, yaitu hujan zenital, orografis, dan frontal.


2.4.5   Mengukur suhu suatu daerah berdasarkan ketinggian diatas permukaan laut
            Didaerah  tropis setiap kenaikan 100 meter dari permukaan laut suhu udara turun 0,5o C.   Menurut F Junghunn (Jerman), iklim Indonesia berdasarkan ketinggian tempatnya dapat dikelompokkan menjadi empat zona, yaitu zona iklim panas, zona iklim sedang, zona iklim sejuk, dan zona iklim dingin.

2.4.6   Proses terjadinya angin
            Terjadinya angin karena adanya perbedaan tekanan udara dari dua tempat. Perbedaan tersebut mengakibatkan adanya gerakan udara dari daerah bertekana tinggi menuju ke daerah daerah bertekanan rendah. Pergerakan udara inilah yang disebut angin. Biasanya angin diberi nama menurut arah asal bertiupnya angin.
            Angin dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angin tetap dan angin periodik.
Jenis-Jenis Angin yang bertiup di Indonesia, adalah Angin muson/musim dan angin likal/setempat.
2.4.7        Informasi Cuaca melalui berbagai media
2.4.8   Siklus Hidrologi itu dan bagian-bagiannya
A.   Pengertian Hidrosfer
            Hidrosfer adalah lapisan air yang terdapat di muka bumi, baik yang berbentuk padat (es), cair (air), dan gas (uap air). Letak air beradi di dalam tanah, di permukaan bumi, dan di atmosfer.
B.   Siklus Hidrologi
Proses terjadinya siklus hidrologi meliputi beberapa tahap, sebagai berikut:
a)      Evaporasi adalah penguapan air baik dari darat dan laut akibat pemanasan oleh matahari
b)      Transpirasi adalah penguapan dari tumbuh-tumbuhan
c)      Evapotranspirasi adalah gabungan dari evaporasi dan transpirasi penguapan akan naik ke atmosfer menjadi awan
d)     Kondensasi adalah proses perubahan wujud uap air menjadi titik-titik air sebagai hasil pendinginan
e)      Presipitasi adalah jika uap air mencapai titik jenuh maka akan jatuh ke bumi sebagai hasil pendinginan
f)       Infiltrasi adalah peresapan air ke dalam tanah. Air hujan  yang jatuh ke bumi sebagian akan mengalir ke sungai dan sebagian meresat ke dalam tanah. 

2.4.9   Bentuk-bentuk tubuh air permukaan dan air tanah serta pemanfaatannya
A.   Bentuk-bentuk tubuh air permukaan
            Air permukaan adalah air yang berada di permukaan bumi. Air permukaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu air permukaan bagian daratan, meliputi air sungai, rawa, dan danau .
a)      Sungai adalah air tawar melalui terusan alami dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah yang akhirnya mengalir ke laut.
b)      Danau adalah kolam besar pada permukaan bumi yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan laut. Air yang ditampungnya berasal dari air hujan, sungai, maupun mata air.
c)      Laut merupakan kolam raksasa yang berisi air asin yang mengelilingi daratan-daratan.

B.   Perairan didalam tanah
a)      Air tanah
b)      Sungai dibawah tanah
c)      Mata air memancar/artesis
d)     Geiser/mata ari memancar periodik
Catatan: untuk yang c dan d di Indonesia tidak ada.

2.4.10   Zona laut menurut letak dan kedalamannya
            Laut adalah kumpulan air asin yang memisahkan benua atau pulau yang satu dengan benua atau pulau yang lain. Laut yang sangat luas terletak diantara benua disebut lautan atau samudera. Di muka bumi ini ada empat samudera, yaitu Samudera Pasifik, Samudera Atlantik, Samudera Hindia, dan Samudera Artika.
A.   Menurut letaknya, laut dibedakan sebagai berikut:
a)      Laut pedalaman
b)      Laut tepi
c)      Laut tengah
d)     Selat
e)      Teluk

B.   Menurut kedalamannya, laut dibedakan sebagai berikut:
a)      Zona litorial/wilayah pasang surut
b)      Zona neritik/wilayah laut dangkal
c)      Zona batial/wilayah laut dalam
d)     Zona abisal/wilayah laut sangat dalam

C.   Menurut terjadinya, laut dibedakan sebagai berikut:
a)      Laut transgresi
b)      Laut ingresi
c)      Laut regresi

2.4.11   Batas landas kontinen, laut tutorial dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia
            Indonesia sebagai Negara kepulauan mempunyai wilayah laut yang sangat luas. Wilayah perairan laut Indonesia berdasarkan hukum laut Internasional (1982) di Jamaika, batas laut Indonesia ditetapkan sebagai berikut:
a)      Batas landas Kontinen
b)      Batas laut tutorial/wilayah
c)      Batas zona eksklusif (ZEE)

2.4.12   Pantai dan pasir
a)      Pantai
            Pantai adalah suatu daratan yang berbatasan langsung dengan laut. Pantai di Indonesia dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu:
1)      Pantai rata adalah pantai yang rata dan rendah terhadap garis pantai
2)      Pantai Landai adalah pantai yang berbatasan dengan dasar laut yang landai dan memanjang
3)      Pantai bertingkat adalah pantai yang bentuknya bertingkat.
b)      Pesisir
            Pesisir adalah wilayah laut yang berada antara garis batas air pasang dan garis batas air laut surut. Wilayah ini tergenang air pada saat pasang dan menjadi daratan (kering) pada saat air laut surut.

2.4.13   Ekosistem pantai itu dan manfaatnya bagi kehidupan
a)      Ekosistem pantai
            Ekosistem pantai adalah suatu tatanan atau komponen yang saling mempengaruhi di wilayah pantai. Komponen itu meliputi makhluk hidup (biotik) dan bukan makhluk hidup (abiotik).
b)      Manfaat ekosistem pantai
1)      Terumbu karang dan mangrove dapat melindungi laut dari abrasi
2)      Hutan bakau/mangrove tempat berkembang biak flangton dan ikan-ikan
3)      Sebagai lahan pertanian pasang surut
4)      Sebagai sumber penghasilan seperti budidaya rumput laut, perikanan air payau (udang dan bandeng), penangkapan ikan, dan pembuatan garam
5)      Sebagai bahan industri, sebagai obar-obatan/farmasi, cat, semen, puput organik, kapur tulis, bahan pembuatan kaleng, peluru, dan industri lainnya
6)      Pengembangan pariwisata dan tempat rekreasi
7)      Sarana olah raga air, misalnya selancar air dan speed boat.





DAFTAR PUSTAKA

Bintarto, R. 1968. Geografi Sosial. Yogyakarta : Spring
Daljoeni. 1997. Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni
Kuswanto. 2002. Sejarah, Geografi, Ekonomi. Semarang : Media Wiyata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar