2.1 Peta, Atlas, dan Globe
2.1.1 Peta
A. Pengertian
Peta
Peta merupakan gambaran konvensional
dari permukaan bumi ke bidang datar yang diperkecil dengan disertai
simbol-simbol dan sekala tertentu sesuai dengan kebutuhan.
Permukaan bumi yang digambarkan pada
peta dapat meliputi wilayah sempit, seperti peta lingkungan kompleks perumahan
tempat tinggalmu dan bahkan kompleks sekolahmu, juga gambar permukaan bumiyang
luas, seperti peta Provinsi Maluku, peta Indonesia, peta Asia Tenggara bahkan
peta dunia.
Peta dunia merupakan sebuah peta
yang sangat kompleks karena memuat banyak informasi tentang negara-negara di
dunia. Sebuah peta dunia tidak dapat menampung semua informasi tentang
negara-negara di dunia. Sebuah peta dunia tidak dapat menampung semua informasi
secara rinci. Oleh sebab itu, orang berusaha membuat peta yang dapat membuat
informasi yang lebih rinci agar mudah digunakan. Kemudian, dibuatlah peta
berdasarkan benua, negara, provinsi, dan seterusnya.
B. Syarat-syarat yang diperlukan dalam pembuatan
peta
Dalam penggambaran peta agar sesuai
dengan kenyataan dan baik, maka pembuatan peta itu harus memenuhi syarat,
yaitu:
a)
Conform, artinya bentuk wilayah yang digambar
pada peta harus sesuai dengan bentuk wilayah yang sesungguhnya di lapangan.
b)
Ekuivalen, artinya luas daerah yang tergambar
pada peta harus sesuai dengan luas sesungguhnya di lapangan.
c)
Ekuidistan, artinya jarak yang tergambar pada
peta harus sesuai dengan luas sesungguhnya di lapangan.
d)
Ekuidistan, artinya jarak yang tergambar pada
peta harus sesuai dengan jarak sesungguhnya di lapangan.
Disamping syarat
di atas, peta yang lengkap dan baik jika menurut unsur-unsur, antara lain:
a)
Judul Peta, mencerminkan isi peta yang biasanya
ditulis di bagian atas atau bawah peta.
b)
Skala peta, perbandingan jarak pada peta dan
jarak di lapangan.
Skala
angka dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
1)
Skala angka (Numerik), adalah perbandingan jarak
yang dinyatakan dengan angka. Misal: Peta Indonesia berskala 1:2.000.000
2)
Skala garis (grafis), adalah perbandingan jarak
pada peta dengan jarak di lapangan

0
2 4 6
8 10 12
c)
Orientasi peta (petunjuk arah), adalah petunjuk
arah pada peta yang biasanya menunjukkan arah utara dengan posisi ke arah atas.
d)
Legenda peta, adalah keterangan penting tentang
simbol-simbol, tanda, atau singkatan yang digunakan dalam oeta.
e)
Simbol peta, merupakan tanda-tanda konvensional
yang umum dipakai untuk mewakili keadaan yang sesungguhnya ke dalam peta.
Simbol
dibedakan, sebagai berikut:
1)
Simbol menurut sifatnya, ada 2 macam :
a)
Simbol kualitatif, simbol yang tidak
mencerminkan jumlah/angka/volume tertentu. Misal: simbol batas letak kota,
simbol batas provinsi, dan sebagainya.
b)
Simbol kuantitatif, simbol yang memuat unsur
nilai/jangka/jumlah sesuatu yang ditampilkan. Misal: simbol jumlah penduduk,
simbol luas lahan perytanian, dan sebagainya.
2)
Simbol menurut bentuknya ada empat macam:
a)
Simbol titik
b)
Simbol garis
c)
Simbol luas (area)
d)
Simbol warna
C. Jenis-jenis peta dan bentuk peta
a)
Jenis peta berdasarkan skala digolongkan sebagai
berikut:
1)
Peta kadaster/peta teknik, bersekala
1:100-1:5.000
2)
Peta besar, berskala 1:5.000-1:250.000
3)
Peta sedang, berskala 1:250.000-1:500.000
4)
Peta kecil, berskala 1:500.000-1:1.000.000
5)
Peta geografis, berskala 1:1.000.000 ke atas
b)
Jenis peta berdasarkan isi, dikelompokkan
sebagai berikut:
1)
Peta
Umum, peta yang dibuat berdasarkan penampakan umum, baik medan asli maupun
medan buatan, peta umum dikelompokkan:
a)
Peta topografi, peta yang menggambarkan tinggi
rendahnya penampakan bumi (relief) dalam skala besar
b)
Peta korografi, peta berskala sedang yang
meliputi daerah dengan skala luas
c)
Peta dunia, peta umum berskala kecil
2)
Peta khusus/peta tematik, peta yang
menggambarkan penampakan tertentu di permukaan bumi. Misal: peta iklim, peta
penduduk, peta pertambangan, peta hasil bumi, peta pelayaran, dan lain-lain.
c)
Dilihat dari bentuk/wujudnya, dibedakan menjadi
dua:
1)
Peta datar(biasa), peta yang dibuat pada bidang
datar, disebut juga peta umum yang melukiskan segala sesuatu yang ada didalam
suatu daerah. Peta inin sering kita lihat di sekolah, kantor-kantor, dan
keperluan wisata. Untuk membedakan tinggi rendah suatu daerah dan kedalaman
laut, peta diberi warna.
2)
Peta timbul/relief, peta yang dibuat berdasarkan
bentuk yang sebenarnya.
3)
Peta digital ialah peta yang tersimpan
diperangkat komputer seperti hardisk, disket, CD. Jika ingin menggunakannya
kita memerlukan monitor komputer.
D. Manfaat Peta
Sebuah peta dapat mengandung banyak
informasi. Tentu saja informasi tersebut tidak dapat diletakkan dalam bentuk
tulisan karena membutuhkan banyak tempat. Oleh sebab itu, para kartograf
menggunakan simbol-simbol dalam menyatakan sebuah objek/fenomena di permukaan
bumi. Simbol yang digunakan ialah simbol titik (dapat berupa lingkaran,
segitiga, segi empat, dsb).Garis, bidang (menggambarkan luas area tertentu),
dan warna. Agar mudah dibaca, simbol yang digunakan disesuaikan dengan
karakteristik objek. Selain simbol-simboldi atas, dalam sebuah peta juga
terdapat penggunaan warna dan tulisan. Jika diperhatikan, penggunaan warna
tidak selalu sama pada setiap simbol. Adapun penulisan nama-nama geografi dalam
peta merupakan identifikasi. Informasi penting lainnya yang terdapat pada
sebuah peta ialah skala peta. Skala peta ini penting untuk mengetahui ukuran
sebenarnya dari peta tersebut. Secara umum manfaat peta bagi pemakainya, antara
lain:
a)
Sebagai alat peraga fisual yang baik dan indah
b)
Sebagai dokumen ilmiah dalam menentukan strategi
dan perencanaan pembangunan
c)
Menunjukkan letak/lokasi suatu wilayah
d)
Mengetahui arah, jarak, bentuk, luas, dan
persebaran berbagai gejala dipermukaan bumi, dan lain-lain
E. Memperbesar dan Memperkecil Peta Dengan
Garis-garis koordinat
Untuk memperbesar atau memperkecil
peta, skala peta harus dirubah. Misal peta asli berskala 1 : 800.000
a)
Akan diperbesar 2 kali lipat, maka peta baru
berskala = 1 : 400.000
b)
Akan diperkecil 4 kali, maka peta baru berskala
= 1 : 3.200.000
Cara memperbesar dan memperkecil peta dengan garis koordinat sebagai
berikut:
a)
Buatlah garis-garis vertikal dan horizontal pada
peta aslinya (di dam) dengan jarak tertentu sesuai dengan yang kita inginkan,
misal 1 cm, 2 cm, dst
b)
Buatlah garis vertikal dengan horizontal (dam)
pada kertas tempat untuk memindahkan peta
c)
Menulis angka urut pada garis vertikal (dari
kiri atas ke bawah) dan horizontal (dari atas kiri ke kanan) baik pada peta asli
dan pada tempat pembesaran peta.
d)
Selanjutnya mulai memindahkan gambar sesuai
kenampakan peta aslinya pada kertas yang telah dibuat garis-garis dam tersebut.
2.1.2 Atlas
A. Pengertian
Atlas
Atlas adalah nama dewa orang Yunani.
Dewa ini memegang bumi diatas pundaknya. Selanjutnya nama atlas digunakan untuk
memberi nama kumpulan peta-peta yang dirancanag untuk disimpan dalam bentuk
jilid (buku) atau dalam keadaan lepas-lepas, tetapi dikumpulkan menjadi satu.
Atlas dapat dibedakan berdasarkan wilayah, tujuan, dan isinya.
B. Syarat-Syarat Atlas adalah :
a)
Isinya lengkap memuat data-data fisis, sosial,
dan ekonomis
b)
Gambar dan petanya jelas, dibuat dengan tata
warna yang jelas dan menarik
c)
Bersifat informati dan mudah dipahami
d)
Gambar dan petanya disajikan sistematis
Di samping itu atlas dikatakan
lengkap apabila memuat unsur-unsur
a)
Judul Atlas
b)
Isi tidak menyimpang dan sesuai dengan peraturan
kotografi
c)
Daftar isi
d)
Legenda, singkatan, dan keterangan
e)
Indeks
f)
Kata pengantar dari penyusun
g)
Tahun pembuatan atlas
C. Jenis-jenis
Atlas
a)
Atlas berdasarkan wilayah
1)
Atlas alam semesta, yaitu atlas yang menyajikan
gambaran letak dan gerakan dari planet. Misalnya, gambaran peredaran bumi
mengelilingi matahari, posisi bulan, gerhana bulan, dan sebagainya.
2)
Atlas dunia, yaitu atlas yang menyajikan
gambaran informasi fisik dan hasil-hasilnya dari berbagai negara. Atlas juga
memberikan gambaran kemajuan pembangunan berbagai negara.
3)
Atlas nasional, yaitu atlas yang menampilkan
keterparpaduan kondisi geografi fisik dan hasil-hasilnya yang mencirikan suatu
negara.
4)
Atlas regional, yaitu atlas yang menyajikan
gambaran mengenai aspek geografi dari suatu profinsi.
5)
Atlas kota, yaitu atlas yang menyajikan
informasi tentang kondisi geografis suatu kota.
b)
Atlas berdasarkan tujuan
1)
Atlas referensi, yaitu atlas yang dibuat untuk
kepentingan referensi. Atlas ini didesain untuk membantu penggunadalam
menentukan kenampakan-kenampakan geografis atau untuk kepentingan politik
(batas negara) dan juga untuk kepentingan perjalanan serta untuk perencanaan
wilayah.
2)
Atlas wisata, yaitu atlas yang menunjukkan
tempat dan jenis wisata yang ada dalam suatu negara.
3)
Atlas pendidikan, yaitu atlas yang didesain
untuk keperluan pendidikan. Atlas ini menyajikan informasi tentang hasil bumi,
kepadatan penduduk, persebaran daerah industri, dan sebagainya.
c)
Atlas berdasarkan isi
1)
Atlas umum, yaitu atlas yang memberikan
informasi geografi secara umum. Misalnya, atlas pelajar atau atlas dunia.
2)
Atlas tematik, yaitu atlas yang memberikan
informasi tentang suatu fenomena tertentu. Misalnya, atlas wisata.
Untuk mencari informasi geografi dalam atlas, dapat digunakan komponen
atlas yang terdiri atas daftar isi, keterangan, dan indeks.
a)
Daftar
isi
Daftar
isi memuat judul-judul peta dengan disertai halamannya. Dftar isi akan memudahkan
pengguna dalam memilih peta yang akan digunakan.
b)
Keterangan
Atlas
dapat memuat berbagai jenis peta baik yang berupa peta tematik maupun peta
umum. Keterangan dalam atlas yang dimaksud adalah isi dari atlas tersebut.
c)
Indeks
Pada
bagian belakang dari atlas terdapat indeks yang berfungsi untuk memudahkan
pengguna dalam mencari letak suatu tempat atau objek. Misalnya, mencari letak Kota
Bondowoso. Dalam indeks tertulis Bondowoso 37 E.2. Artinya, letak kota
Bondowoso pada atlas, yaitu halaman 37 kolom E (garis antarbujur) dan baris 2
(garis antar lintang).
2.1.3 Globe
Globe adalah model tiruan bola bumi
yang memberikan gambaran tentang bentuk bumi sehingga mendekati bentuk yang
sebenarnya. Bentuk bumi yang bulat menyerupai bola, dapat dibuktikan dengan
hasil pemotretan bola bumi di ruang angkasa. Bumi mempunyai beberapa dimensi
sebagai berikut.
1)
Luas permukaan bumi: 510.066.000 km2
2)
Luas daratan: 148.326.000 km2
3)
Luas Lautan: 361.740.000 km2
4)
Keliling equator: 40.075 km
5)
Keliling meridian: 40.007 km
6)
Jari-jari kutub: 6.357 km
7)
Jari-jari equator: 6.378 km
Dari berbagai ukuran tersebut
diketahui bahwa ukuran bumi ini cukup besar, meskipun jika dibandingkan dengan
matahari, bumi dikatakan kecil. Kedudukan globe tidak lurus (tegak), tetapi
condong dengan membentuk sudut 66 1/2o terhadap garis horizontal.
Kedudukan ini disesuaikan dengan kemiringan sumbu bumi. Globe memiliki dua
jenis garis yang saling berpotongan. Garis yang menghubungkan kutub utara
dengan kutub selatan disebut dengan garis meridian atau garis bujur. Garis yang
pararel dan melintang horizontal disebut garis lintang atau garis paralel.
Garis bujur atau meridian dibagi menjadi garis bujur barat dan garis bujur
timur. Garis bujur timur membentang dari 0o-180o ke arah
timur (belahan bumi timur), sedangkan garis bujur barat membentang dari 0o-180o
ke arah barat (belahan bumi barat). Letak garis 0o disepakati di
kota Greenwich dekat Kota London, Inggris. Pembagian garis bujur ini
mempengaruhi pembagian waktu di bumi. Garis lintang dibagi menjadi ,lintang
utara 0o-90o dan lintang selatan juga dari 0o-90o.
Pada lintang 0o merupakan garis equator (Khatulistiwa).
Sedangkan pada 90o merupakan wilayah kutub. Semakin ke arah kutub,
kecepatan peredaran bumi adalah 15o dalam 1 jam. Di equator, 1o
berkisar 111 km. Jadi, kecepatan edar bumi di equator dalam
waktu satu jam adalah 1.665 km.
Mencari
informasi Geografis pada Globe dengan Garis Lintang dan Garis Bujur
1)
Garis lintang adalah garis yang diukur dari nol
derajat khatulistiwa sampai sembilan puluh derajat kutub Utara dan sembilan
puluh derajat Kutub Selatan. Atu garis lintang adalah garis khayal yang
melingkari permukaan bumi (garis paralel).
2)
Garis bujur adalah garis khayal yang
menghubungkan Kutub Utara dan Kutub Selatan. Garis bujur utama/nol derajat
ditetapkan di Kota Greenwich , London (Inggris). Garis bujur 180oBB
dan 180oBT berhimpit di Samudra Pasifik (Hawai) disebut garis batas
tanggal internasional (International Date Line).
3)
Informasi yang diperoleh dari garis bujur dan
garis lintang sama seperti peta.
2.2 Sketsa dan Peta Wilayah yang Menggambarkan
Objek Geografi
2.2.1. Membuat sketsa dan peta wilayah yang
menggambarkan objek geografi
A. Sletsa
Sketsa adalah bagan, denah, atau
gambar yang dibuat garis-garis besarnya saja. Sketsa hanya menggambarkan posisi
tempat atau daerah secara garis besar. Sketsa bukan merupakan sebuah peta
karena tidak memenuhi beberapa syarat peta (tidak memiliki ukuran dan jarak
sesuai dengan aslinya). Namun, sketsa merupakan dasar pembuatan peta.
Komponen
sketasa:
a)
Judul
b)
Wilayah sketsa
c)
Penampakan geografi
d)
Simbol sketsa
e)
Orientasi/arah
B. Membuat
Peta Wilayah Objek Geografi
a)
Pembuatan Peta Tematik
Pada tematik objek geografi
merupakan gambaran atau fenomena tentang kenampakan alam baik berupa kenampakan
fisik, sosial, budaya, dan ekonomi. Suatu objek geografi dapat disajikan dalam
suatu peta tematik, misal:
1)
Manusia dijadikan objek dalam peta persebaran
penduduk
2)
Hasil tambang dapat dijadikan objek dalam peta
persebaran hasil tambang
3)
Hewan langka, dapat dijadikan objek dalam peta
persebaran hewan langka, dan sebagainya.
b)
Penyajian Peta Tematik
Peta tematik merupakan peta khusus
yang mengkaji suatu objek geografi pada petanya. Oleh karena itu antara satu
peta tematik dengan peta tematik lainnya berbeda dalam penyajiannya. Peta
tematik dibuat/disajikan dengan menggunakan simbol (titik, garis, daerah,
warna) dan grafik.
2.2.2 Penggunaan Skala Peta Untuk Menghitung Jarak
dan Luas Wilayah
A. Pengertian
Skala Peta
Skala peta adalh perbandingan jarak
antara 2 titik pada peta dengan jarak yang sebenarnya di lapangan/di permukaan
bumi.
Semakin besar skala yang dibuat pada
peta maka daerah yang digambarkan semakin sempit dan informasi yang disajikan
semakin rinci dan sebaliknya, jika skala peta semakin kecil, daerah yang
digambarkan semakin luas dan informasi yang disajikan sedikit.


B. Jenis-Jenis Skala Peta
Berdasarkan tipenya skala peta
dibedakan menjadi 3, yaitu:
a)
Skala angka/numerik/pecahan
b)
Skala garis/grafis
c)
Skala inci/verbal (Indonesia tidak menggunakan
skala inci)
C. Kegunaan Peta
Skala Peta dapat digunakan sebagai
pedoman penghitungan untuk menentukan jarak/luas wilayah.
a)
Menghitung
jarak suatu tempat
Ex: Jarak kota A dan B di peta = 5
cm, sedang skala peta 1:2000.000
Berapakah
jarak kota A sampai B?
Jwb: jarak kota A sampai B = 5 cm X
200.000 = 1.000.000 cm = 10 km
b)
Untuk
menghitung luas wilayah
1)
Pembuatan kisi-kisi atau kotak, rumusnya =
Jumlah kotak X 1 cm2 X (skala)2
2)
Pembuatan garis potong, rumusnya = Jumlah kotak
(p X L) X (skala)2
3)
Alat pengukur luas (planimeter)
2.2.3 Mengkonversi Berbagai Jenis Skala Peta
Konversi secara harfiah artinya
mengubah. Mengkonversi skala peta dilakukan dengan cara mengubah skala garis ke
skala angka dan sebaliknya.
1)
Mengkonversi skala garis ke skala angka




0 75
km 150 km
·
Skala garis di atas artinya setiap 6 cm di peta
menggambarkan 150 km, sehingga jarak sebenarnya setiap 1 cm di peta
menggambarkan 25 km di lapangan.
·
Apabila skala garis tersebut di konvensikan ke
skala angka maka skalanya menjadi 1:2.500.000 (1 km = 100.000 cm)
2)
Mengkonversi Skala angka ke skala garis
Ex:
Peta
dengan skala 1:3.000.000, artinya setiap 1 cm di peta sebanding dengan
3.000.000 cm atau 30 km di lapangan.
Apabila
skala angka di atas dikonversi ke skala garis hasilnya sebagai berikut:
0 30 60 90 120
km
![]() |
0 1 2 3 4
cm
2.2.4 Penggolongan Data Geografis dengan
Menggunakan Simbol
A. Pengertian
Simbol
Simbol yaitu kenampakan-kenampakan
yang ada di permukaan bumi yang digunakan dalam peta.
B. Syarat- Syarat Simbol
a)
Simbol mudah dikenal walaupun tanpa menggunakan
legenda
b)
Mudah digambarkan
c)
Mudah dibedakan dengan simbol yang lain
C. Macam-macam
simbol peta
Berdasarkan
pemakaiannya dibedakan menjadi 2, yaitu:
a)
Simbol Umum/konvensional, dibedakan menjadi
empat:
1)
Simbol titik
2)
Simbol garis
3)
Simbol area atau luasan
4)
Simbol warna
Contoh penggunaan warna dalam peta:
a) Biru : menunjukkan daerah perairan
b) Hijau : menunjukkan daerah dataran rendah
c) Kuning: menunjukkan daerah
dataran tinggi
d) Coklat : menunjukkan daerah
pegunungan
e) Putih : menunjukkan daerah es atau salju
f) Merah : menunjukkan jalan, batas kota
b)
Simbol titik konvensional/tidak umum, yaitu
simbol yang belum umum digunakan, seperti: simbol hasil tambang, hasil industri
yang dibuat sesuai dengan kehendak pembuat peta.
D. Penggunaan simbol untuk menggolongkan data
geografi
a) Peta tematik yang membuat data-data kualitatif
Jenis peta ini hanya menggambarkan daerah
persebaran dan jeniss datanya tanpa
memperhatikan seberapa banyak data yang tersebar itu.
b) Peta tematik
yang memuat data-data kuantitatif
Peta
jenis ini selalu menunjukkan adanya kepadatan data yang disebarkan,
disamping
jenisnya.
E. Penamaan (Toponimi) Data dan Unsur Geografi
Nama-nama data dan unsur geografi
dalam peta berperan sebagai identitas simbol-simbol yang ada di peta.
Prinsip
penulisan huruf untuk nama-nama geografis, yaitu sebagai berikut:
1)
Wilayah administrasi dan nama tempat ditulis
dengan warna hitam dan tegak
2)
Warna relief seperti gunung, pegunungan, dan
bukit ditulis dengan huruf miring (italic) dan warna hitam
3)
Nama perairan dan bentuk-bentuk tubuh air
ditulis dengan huruf miring (italic) dan warna biru.
2.3 Kondisi Geografi dan Penduduk
2.3.1 Kaitan
kondisi alam dan iklim dengan kehisupan penduduk
Aktivitas penduduk di suatu daerah
sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis teutama kondisi fisiknya. Kondisi
geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas
tanah, serta kondisi perairan. Kondisi
daratan dengan segala kenampakannya merupakan tempat tinggal manusia
dengan segala aktivitasnya. Mulai dari ketinggian paling rendah yang terletak
di pantai sampai daerah puncak gunung.
A. Daerah pantai
Pantai adalah bagian daratan yang
berbatasan dengan laut. Penduduk daerah pantai mempunyai karakteristik yang
disesuaikan dengan keadaan daerahnya. Beberapa karakteristik penduduk pantai
adalah sebagai berikut:
a)
Mata pencaharian
Penduduk
memilih mata pencaharian mereka sesuai dengan ketersediaan yang terkandung di
ala. Sebagian besar penduduk daerah pantai lebih memilih bekerja sebagai
nelayan dibandingkan bercocok tanam. Hal ini disebabkan kondisi wilayahnya yang
lebih dekat ke laut. Disamping itu juga disebabkan oleh kondisi tanah yang
kurang baik untuk dimanfaatkan bercocok tanam. Iklim sangat berpengaruh bagi
penduduk di daerah pantai. Mereka memanfaatkan angin untuk berlayar menangkap
ikan di laut. Angin darat dimanfaatkan untuk melaut dan memanfaatkan angin
darat untuk melaut. Aktivitas lain dari penduduk di daerah pantai adalah perikanan air payau. Perikanan ini
diusahakan dalam bentuk kolam luas yang disebut tambak.
b)
Transportasi dan perdagangan
Beberapa
pantai di Indonesia digunakan sebagai sarana transportasi dan bongkar muat
barang. Daerah pantai yang digunakan sebagai dermaga pelabuhan, dapat kita
jumpai, misalnya di dermaga bongkar muat barang Pelabuhan Tanjung Priok di
Jakarta. Daerah pantai yang digunakan sebagai sarana transportasi dapat kita
jumpai misalnya di Pelabuhan Merak di Provinsi Banten. Aktivitas transportasi
dan perdagangan ini membentuk karakteristik penduduk sekitar pantai.Lapangan
pekerjaan semakin terbuka sehingga banyak penduduk yang berprofesi sebagai
pedagang, buruh pelabuhan, dan aktivitas lain penunjang aktivitas transportasi
dan perdagangan.
c)
Pola pemukiman
Sebagian
besar penduduk di daerah pantai mata pencahariannya adalah nelayan, maka
pemukiman mereka biasanya membentuk pola memanjang (linear) mengikuti garis
pantai. Pola pemukiman demikian memudahkan pera nelayan untuk pergi melaut.
Pola pemukiman ini banyak ditemukan di hampir seluruh kepulauan Indonesia.
d)
Kondisi fisik penduduk
Suhu
udara di daerah pantai terasa sangat panas. Suhu rata-rata di daerah pantai
pada siang hari > 27oC. Kondisi suhu yang panas ini mengakibatkan
penduduk daerah pantai berwarna kulit agak gelap. Mereka sering tersengat sinar
matahari. Merekapun biasanya menggunakan pakaian yang tipis karena suhu yang
panas ini. Selain itu, jika berbicara penduduk daerah pantai agak keras, karena
harus beradu dengan suara gemuruh ombak yang tak kunjung berhenti.
e)
Bentuk rumah
Rumah-rumah
di daerah pantai biasanya memiliki ventilasi yang banyak dan atap terbuat dari
genteng tanah. Ventilasi yang banyak dimaksudkan agar banyak udara dingin yang
masuk ke rumah.
B. Dataran rendah
Daataran rendah merupakan daerah
datar yang memiliki ketinggian hampir sama. Kondisi wilayah yang datar
memudahkan manusia untuk beraktivitas dalam menjalankan kehidupannya. Di
Indonesia daerah dataran rendah merupakan daerah yang penuh dengan kedinamisan dan
kegiatan penduduk yang sangat beragam. Sebagian penduduk lebih memilih
bertempat tinggal di dataran rendah. Terlebih jika wilayah ini memiliki sumber
air yang cukup. Daerah dataran rendah cocok dijadikan wilayah pertanian,
perkebunan, peternakan, kegiatan, industri, dan sntra-sentra bisnis. Lokasi
yang datar menyebabkan pengembangan daerah dapat dilakukan seluas mungkin.
Pembangunan jalan raya dan jalan tol serta kelengkapan sarana transportasi ini
telah mendorong daerah dataran rendah menjadi pusat ekonomi penduduk.
C. Pegunungan Kapur
Pegunungan
maupun perbukitan karst terdiri atas bukit-bukit batu gambing yang berbentuk
membulat dan kerucut. Antara bukit-bukit tersebut terdapat lembah-lembah yang
relatif sempit yang dikenal dengan dolina, yang dapat juga terisi air hingga
membentuk telaga atau danau kecil. Kondisi seperti ini mempengaruhi persebaran
permukiman penduduknya.
Pada umumnya maata pencaharian
penduduk sangat terkait dengan kondisi lahan yang sebagian besar berupa lahan
kering. Contohnya petani di lahan kering.
D. Dataran tinggi
Pada wilayah datarn tinggi, suhu
udara jauh lebih dingin dibandingkan dengan dataran rendah maupun daerah
pantai. Tingkat kelembapan udara dan curah hujan yang berlangsung juga cukup
tinggi. Oleh karena itu, penduduk yang tinggal di daerah tersebut biasanya
mempunyai pola makan dan cara berpakaian yang berbeda dengan daerah lainnya.
Untuk menghangatkan tubuhnya mereka banyak mengkonsumsi makanan yang hangat dan
lebih tertutup dalam cara berpakaian.
Pola pemukiman penduduk sangat
dipengaruhi oleh kondisi topografi dan tingkat kesuburan tanah. Pola pemukiman
penduduk di daerah dataran tinggi biasanya menyebar mengikuti lereng dan
mengelompok pada daerah yang mempunyai lahan subur dan relatif datar.
2.3.2 Pola Kegiatan
Ekonomi Penduduk, Penggunaan Lahan, dan Pola Pemukiman
Kegiatan ekonomi masyarakat dapat
dilihat dari pola kegiatan ekonomi penduduk, penggunaan lahan, dan pola
permukimannya berdasarkan kondisi fisik permukaan bumi.
A. Pola Kegiatan Ekonomi Penduduk
Berbicara tentang kegiatan ekonomi
penduduk artinya berbicara tentang mata pencaharian penduduk. Mata pencaharian
merupakan suatu kegiatan sehari-hari penduduk untuk memenuhi kebutuhan hidup
diri dan keluarganya. Dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, penduduk
berusaha mencari lapangan kerja yang sesuai dengan kemampuannya. Mata
pencaharian dapat diklasifikasikan menjadi dua golongan, berdasarkan tempat
(desa dan kota) dan berdasarkan jenis pekerjaan (pertanian dan bukan
pertanian).
a)
Mata pencaharian di bidang pertanian
Pertanian
dalam arti luas meliputi pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, dan
kehutanan. Dalam arti sempit, pertanian meliputi kegiatan bercocok tanam tanaman
pangan (seperti padi, jagung, ketela, palawija, dan lain-lain).
1)
Pertanian
Indonesia disebut Negara agraris.
Bentuk-bentuk pertanian yang dilakukan oleh penduduk di bidang pertanian
meliputi berladang, bertegalan, bersawah.
2)
Perkebunan
Perkebunan ialah usaha pembudidayaan
tanaman pada lahan yang luas yang menghasilkan bahan untuk industri. Terdapat
dua macam perkebunan: perkebunan rakyat dan perkebunan besar. Jenis tanaman
perkebunan ialah karet, kelapa sawit, teh, tembakau, cengkih, cokelat, tebu.
Perbedaan perkebunan rakyat dan
perkebunan besar:
NO
|
Perkebuna Rakyat
|
Perkebunan Besar
|
1.
|
Luas lahan relatif kecil
|
Luas lahan relatif
besar
|
2.
|
Modal kecil
|
Modal besar
|
3.
|
Manajemen tidak jelas
|
Manajemen Jelas
|
4.
|
Menggunakan bibit
seadanya
|
Menggunakan bibit
unggul
|
5.
|
Jenis tanaman
bervariasi
|
Jenis tanaman homogen
|
6.
|
Peralatan sederhana
|
Peralatan modern
|
7.
|
Untuk kepentingan
sendiri
|
Untuk kepentingan
industri dan atau ekspor
|
3)
Perikanan
Perikanan merupakan usaha
pemeliharaan, pembudidayaan, dan penangkapan ikan. Perikana dibedakan menjadi
dua, yaitu perikanan darat dan perikanan laut. Perikanan darat terbagi dua,
yaitu perikanan air tawar dan perikanan tambak yang terdapat di sepanjang
pantai yang landai.
4)
Peternakan
Peternakan meliputi usaha
pemeliharaan dan pembiakan hewan ternak. Menurut ukuran hewan ternaknya, peternakan
dibagi tiga golongan. Peternakan unggas, hewan kecil, dan hewan besar.
5)
Kehutanan
Hutan sangat bermanfaat bagi makhluk
hidup. Hutan dapat dijadikan sumber mata pencaharian. Dari hutan, kita
dapatmengambil kayu, rotan, dan damar.
b)
Mata pencaharian di Bidang Nonpertanian
Mata pencaharian
nonpertanian meliputi pertambangan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan
jasa.
1)
Pertambangan
Untuk
mengetahui keberadaan barang tambang dilakukan penelitian/eksplorasi. Jika
hasil ekplorasi menunjukkan terdapat barang tambang yang memiliki nilai
ekonomi, dilakukanlah pengambilan barang tambang tersebut.
2)
Perindustrian
Perindustrian
merupakan kegiatan mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi /barang
jadi dengan menggunakan sarana dan peralatan.
3)
Pariwisata
Keberadaan
suatu objek wisata dapat membuka kesempatan kerja bagi banyak sektor lain,
misalnya usaha cindramata.
4)
Jasa
Jasa
merupakan aktivitas yang dapat dijual kepada orang lain. Beberapa jenis
pekerjaan dibidang penjualan jasa, antara lain transportasi dan pendidikan.
B. Penggunaan Lahan
Lahan merupakan tanah garapan.
Artinya, lahan adalah tanah yang memiliki nilai atau kegunaan. Secara umum
dapat dibedakan penggunaan lahan di desa dan penggunaan lahan di kota.
a)
Penggunaan lahan di pedesaan
Penggunan lahan untuk kehidupan
sosial penduduk pedesaan dicerminkan oleh aktivitas pengelolaan lahan untuk
menunjang kehidupan beribadah, kehidupan berkeluarga, kehidupan bersekolah, dan
kehidupan bersosialisasi.
b)
Penggunaan lahan di perkotaan
Jumlah penduduk di kota lebih padat.
Akibatnya lahan di kota bernilai ekonomis lebih tinggi. Berdasarkan fungsinya,
kota dan penggunaan lahannya diklasifikasikan seperti berikut: Pusat
pemerintahan, Pusat perdagangan, Pusat perindustrian, Pusat pendidikan, Pusat
kesehatan, Pusat rekreasi, dan Pusat pertahanan dan keamanan Negara.
C. Pola pemukiman
Pemukiman penduduk membentuk pola
tertentu sesuai dengan keadaan lingkungannya. Adapun pola pemukiman penduduk
adalah sebagai berikut:
a)
Pola memanjang
Pola pemukiman memanjang dapat
dilihat pada permukiman penduduk disepanjang alur sungai, jalan raya, jalan
kereta api, dan pantai yang landai.
b)
Pola terpusat
Pola pemukiman terpusat biasanya
terjadi karena ikatan keluarga ataupun karena keadaan alam, misalnya penduduk
mengelompok karena masih merupakan keluarga seketurunan.
c)
Pola menyebar/terbuka
Pola pemukiman menyebar/terbuka terjadi
karena perkembangan jumlah penduduk dan keadaan permukaan bumi. Akibat
perkembangan jumlah penduduk, tidak jarang terjadi perubahan fungsi lahan.
Lahan yang semula untuk pertanian, berubah sebagai tempat bermukim.
2.4 Atmosfer dan Hidrosfer serta Pengaruhnya
Terhadap Kehidupan
2.4.1 Sifat-sifat Fisik Atmosfer Bumi
A. Pengertian Atmosfer
Atmosfer adalah lapisan gas yang
menyelimuti bumi. Atmosfer berasal dari bahasa Yunani atmos dan saphira, atmos
artinya uap dan saphira artinya lapisan. Unsur-unsur gas yang utama dalam
atmosfer adalah nitrogen, oksigen, argon, dan karbondioksida.
B. Sifat-sifat Atmosfer
Atmosfer
mempunyai beberapa sifat, diantaranya:
a)
Tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak dapat
dirasakan kecuali dalam bentuk gas
b)
Dinamis dan elastis, sehingga dapat mengembang,
mengerut, bergerak dan berpindah
c)
Transparan terhadap beberapa bentuk radiasi
d)
Memiliki massa/berat, sehingga dapat menimbulkan
tekanan.
C. Lapisan-lapisan atmosfer
Ketebalan atmosfer sekitar 1.000 km
dari permukaan air laut yang terbagi menjadi bebrapa lapisan. Secara urut dari
bawah ke atas lapisan tersebut, sebagai berikut:
a)
Troposfer
Merupakan
lapisan paling bawah dengan ketinggian rata-rata 12 km. Di daerah khatulistiwa
ketebalan troposfer antara 16-18 km dan di daerah kutub ketinggiannya antara
8-10 km. Lapisan ini sangat berpengaruh bagi kehidupan. Tempat terjadinya
peristiwa cuaca seperti angin, huajan, awan, dan petir.
b)
Stratosfer
Stratosfer
terletak pada ketinggian antara 18 - 80 km dari permukaan laut. Pada lapisan
ini terdapat molekul gas yang tidak terdapat di troposfer.
c)
Lonosfer
Lapisan
ini berketinggian 80 – 800 Km. Dalam lapisan ini molekul dan atom-atom udara mengalami
ionisasi. Sehingga terdapat pemantulan gelombang radio, yaitu gelombang pendek
dan gelombang panjang.
d)
Eksosfer
Lapisan
ini berketinggian antara ±
800 – 1600 km dan merupakan lapisan yang paling luar dalam atmosfer bumi. Di
dalam lapisan ini pengaruh gaya tarik bumi sangat tipis atau sudah mulai
berkurang.
D. Kegunaan atmosfer, antara lain untuk:
a)
Menjaga suhu di bumi supaya tetap hangat
b)
Menyaring sinar ultraviolet dari matahari yang
berbahaya bagi kehidupan di bumi
c)
Memantulkan gelombang radio untuk komunikasi
d)
Melindungi bumi dari jatuhnya bantuan meteor
atau benda langit lainnya
e)
Salah satu sumber daya alam yang memberikan
kehisupan dan penghidupan makhluk di muka bumi (manusia), karena atmosfer pada
lapisan terbawah terjadi proses perubahan-perubahan cuaca dan iklim. Seperti:
Oksigen (O2), dan pendistribusian air (hujan)
f)
Sumber tenaga yang murah (udara yang
bergerak/angin)
2.4.2 Cuaca
dan Iklim
A. Pengertian cuaca dan iklim
Cuaca adalah keadaan atmosfer/udara
sehari-hari (24 jam) dan pada tempat yang sempit. Di tiap-tiap daerah \setiap
waktu keadaan cuaca berubah-ubah. Perubahan itu disebabkan oleh faktor: Suhu
udara, tekanan udara/angin, kelembapan udara/awan, dan hujan. Ilmu yang
mempelajari cuaca adalah meteorologi.
Ilkim adalah keadaan rata-rata cuaca
pada daerah yang relatif luas dan dalam waktu yang lama (puluhan tahun). Ilmu
yang mempelajari iklim disebut klimatologi.
B. Unsur-unsur cuaca dan iklim
a)
Temperatur atau suhu udara
Suhu
udara antara tempat yang satu dengan yang lain tidak sama.
b)
Tekanan udara
Tekanan
udara adalah tekanan yang ditimbulkan dari massa/berat lapisan udara terhadap
permukaan bumi. Besarnya tekanan udara dinyatakan dengan milibar. Satu milibar
= ¾ mm air raksa.
c)
Angin
Angin
adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) menuju
daerah yang bertekanan rendah (minimum)
d)
Kelembaban udara
Kelembaban
udara adalah banyak sedikitnya uap air yang terkandung di dalam atmosfer.
Kelembaban udara dibagi menjadi dua, yaitu kelembaban absolut/mutlak dan kelembaban
relatif/nisbi
e)
Hujan/curah hujan
Hujan
adalah butir-butir air yang terkandung dalam awan jatuh ke dalam permukaan
bumi.
f)
Awan
Awan
adalah kumpulan titik-titik air/kristal es yang terjadi akibat kondensasi uap
air yang terdapat pada atmosfer.
C. Jenis-jenis iklim di muka bumi
a)
Berdasarkan letak matahari atau garis
lintangnya, iklim dibedakan sebagai berikut:
1)
Iklim tropis, terletak di daerah antara (23 1/2o
LU – 23 1/2o LS)
2)
Iklim subtropis, terletak di daerah antara (23
1/2o – 45o) LU dan LS
3)
Iklim sedang, terletak di daerah antara (45o
– 66 1/2o) LU dan LS
4)
Iklim dingin, terletak di daerah antara (66 1/2o
– 90o) LU dan LS
b)
Berdasarkan fisiknya (pengaruh alam sekitar),
iklim dibedakan sebagai berikut:
1)
Iklim darat(kontinental)
2)
Iklim laut
3)
Iklim pegunungan
4)
Iklim muson (musim)
5)
Iklim dataran tinggi
6)
Iklim gurun
D. Pola iklim Indonesia
Indonesia
mempunyai iklim tropis, muson dan laut
a)
Iklim tropis, iklim yang terletak pada lintang
23 1/2o LU – 23 1/2o LS. Iklim tropis juga disebut iklim
khatulistiwa, dan panas
b)
Iklim muson, iklim yang terletak di daerah
tropis yang dipengaruhi angin muson/musim
c)
Iklim laut, iklim yang dipengaruhi laut
sekitarnya.
2.4.3 Alat-alat Pengukur cuaca/iklim itu dan cara
kerjanya
a)
Temperatur/suhu udara
Temperatur/suhu
udara diukur dengan termometer. Hasil catatan suhu disebut termogram.
b)
Tekanan udara
Tekanan
udara diukur dengan alat barometer. Besarnya tekanan udara dinyatakan dengan
milibar (mb).
c)
Angin
Angin
memiliki arah dan kecepatan. Untuk menentukan arah angin biasanya digunakan
bendera angin dan kantong angin.
d)
Kelembaban udara
Kelembaban
udara relatif/nisbi diukur dengan alat higrometer.
e)
Curah hujan
Banyaknya
curah hujan diukur dengan alat fluviometer atau ombrometer. Alat ini dipasang
di tempat yang tidak terhalang pohon atau bangunan.
2.4.4 Tipe hujan
Terjadinya hujan akibat awan yang
mengalami pendinginan, sehingga menjadikan butir-butir air yang terkandung di
awan jatuh menjadi hujan. Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu hujan zenital, orografis, dan frontal.
2.4.5 Mengukur suhu suatu daerah berdasarkan
ketinggian diatas permukaan laut
Didaerah tropis setiap kenaikan 100 meter dari
permukaan laut suhu udara turun 0,5o C. Menurut F Junghunn (Jerman), iklim Indonesia
berdasarkan ketinggian tempatnya dapat dikelompokkan menjadi empat zona, yaitu
zona iklim panas, zona iklim sedang, zona iklim sejuk, dan zona iklim dingin.
2.4.6 Proses
terjadinya angin
Terjadinya angin karena adanya
perbedaan tekanan udara dari dua tempat. Perbedaan tersebut mengakibatkan
adanya gerakan udara dari daerah bertekana tinggi menuju ke daerah daerah
bertekanan rendah. Pergerakan udara inilah yang disebut angin. Biasanya angin
diberi nama menurut arah asal bertiupnya angin.
Angin dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu angin tetap dan angin periodik.
Jenis-Jenis
Angin yang bertiup di Indonesia, adalah Angin muson/musim dan angin
likal/setempat.
2.4.7
Informasi Cuaca melalui berbagai media
2.4.8 Siklus Hidrologi itu dan bagian-bagiannya
A. Pengertian Hidrosfer
Hidrosfer adalah lapisan air yang
terdapat di muka bumi, baik yang berbentuk padat (es), cair (air), dan gas (uap
air). Letak air beradi di dalam tanah, di permukaan bumi, dan di atmosfer.
B. Siklus Hidrologi
Proses
terjadinya siklus hidrologi meliputi beberapa tahap, sebagai berikut:
a)
Evaporasi adalah penguapan air baik dari darat
dan laut akibat pemanasan oleh matahari
b)
Transpirasi adalah penguapan dari
tumbuh-tumbuhan
c)
Evapotranspirasi adalah gabungan dari evaporasi
dan transpirasi penguapan akan naik ke atmosfer menjadi awan
d)
Kondensasi adalah proses perubahan wujud uap air
menjadi titik-titik air sebagai hasil pendinginan
e)
Presipitasi adalah jika uap air mencapai titik
jenuh maka akan jatuh ke bumi sebagai hasil pendinginan
f)
Infiltrasi adalah peresapan air ke dalam tanah.
Air hujan yang jatuh ke bumi sebagian
akan mengalir ke sungai dan sebagian meresat ke dalam tanah.
2.4.9 Bentuk-bentuk tubuh air permukaan dan air
tanah serta pemanfaatannya
A. Bentuk-bentuk tubuh air permukaan
Air permukaan adalah air yang berada
di permukaan bumi. Air permukaan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu air
permukaan bagian daratan, meliputi air sungai, rawa, dan danau .
a)
Sungai adalah air tawar melalui terusan alami
dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah yang akhirnya mengalir ke laut.
b)
Danau adalah kolam besar pada permukaan bumi
yang tidak mempunyai hubungan langsung dengan laut. Air yang ditampungnya
berasal dari air hujan, sungai, maupun mata air.
c)
Laut merupakan kolam raksasa yang berisi air
asin yang mengelilingi daratan-daratan.
B. Perairan didalam tanah
a)
Air tanah
b)
Sungai dibawah tanah
c)
Mata air memancar/artesis
d)
Geiser/mata ari memancar periodik
Catatan: untuk yang c dan d di Indonesia
tidak ada.
2.4.10 Zona
laut menurut letak dan kedalamannya
Laut adalah kumpulan air asin yang
memisahkan benua atau pulau yang satu dengan benua atau pulau yang lain. Laut
yang sangat luas terletak diantara benua disebut lautan atau samudera. Di muka
bumi ini ada empat samudera, yaitu Samudera Pasifik, Samudera Atlantik,
Samudera Hindia, dan Samudera Artika.
A. Menurut letaknya, laut dibedakan sebagai
berikut:
a)
Laut pedalaman
b)
Laut tepi
c)
Laut tengah
d)
Selat
e)
Teluk
B. Menurut kedalamannya, laut dibedakan sebagai
berikut:
a)
Zona litorial/wilayah pasang surut
b)
Zona neritik/wilayah laut dangkal
c)
Zona batial/wilayah laut dalam
d)
Zona abisal/wilayah laut sangat dalam
C. Menurut terjadinya, laut dibedakan sebagai
berikut:
a)
Laut transgresi
b)
Laut ingresi
c)
Laut regresi
2.4.11 Batas
landas kontinen, laut tutorial dan zona ekonomi eksklusif (ZEE) Indonesia
Indonesia sebagai Negara kepulauan
mempunyai wilayah laut yang sangat luas. Wilayah perairan laut Indonesia
berdasarkan hukum laut Internasional (1982) di Jamaika, batas laut Indonesia
ditetapkan sebagai berikut:
a)
Batas landas Kontinen
b)
Batas laut tutorial/wilayah
c)
Batas zona eksklusif (ZEE)
2.4.12 Pantai dan pasir
a)
Pantai
Pantai adalah suatu daratan yang
berbatasan langsung dengan laut. Pantai di Indonesia dibedakan menjadi 3 jenis,
yaitu:
1)
Pantai rata adalah pantai yang rata dan rendah
terhadap garis pantai
2)
Pantai Landai adalah pantai yang berbatasan
dengan dasar laut yang landai dan memanjang
3)
Pantai bertingkat adalah pantai yang bentuknya bertingkat.
b)
Pesisir
Pesisir adalah wilayah laut yang
berada antara garis batas air pasang dan garis batas air laut surut. Wilayah
ini tergenang air pada saat pasang dan menjadi daratan (kering) pada saat air
laut surut.
2.4.13 Ekosistem pantai itu dan manfaatnya bagi
kehidupan
a)
Ekosistem pantai
Ekosistem pantai adalah suatu
tatanan atau komponen yang saling mempengaruhi di wilayah pantai. Komponen itu
meliputi makhluk hidup (biotik) dan bukan makhluk hidup (abiotik).
b)
Manfaat ekosistem pantai
1)
Terumbu karang dan mangrove dapat melindungi
laut dari abrasi
2)
Hutan bakau/mangrove tempat berkembang biak
flangton dan ikan-ikan
3)
Sebagai lahan pertanian pasang surut
4)
Sebagai sumber penghasilan seperti budidaya
rumput laut, perikanan air payau (udang dan bandeng), penangkapan ikan, dan
pembuatan garam
5)
Sebagai bahan industri, sebagai
obar-obatan/farmasi, cat, semen, puput organik, kapur tulis, bahan pembuatan
kaleng, peluru, dan industri lainnya
6)
Pengembangan pariwisata dan tempat rekreasi
7)
Sarana olah raga air, misalnya selancar air dan
speed boat.
DAFTAR PUSTAKA
Bintarto, R. 1968. Geografi Sosial. Yogyakarta : Spring
Daljoeni. 1997. Geografi Kota dan Desa. Bandung : Alumni
Kuswanto. 2002. Sejarah, Geografi, Ekonomi. Semarang :
Media Wiyata
Tidak ada komentar:
Posting Komentar