Kamis, 18 Desember 2014

IMPERIALISME



1. Konsep Dasar Imperialisme
a) Definisi Imperialisme
            Imperialisme ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata imperare yang artinya adalah usaha suatu negara untuk menguasai negara lain demi kepentingan ekonomi, politik, dan budaya agar mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi negaranya. Dari Situ kemudian berkembang istilah imperator yaitu sebutan untuk orang yang berkuasa atas suatu wilayah. Sedangkan wilayah kekuasaannya kemudian disebut dengan imperium.

            Pengertian imperialisme secara umum adalah tindakan suatu negara atau bangsa yang ingin menaklukkan bangsa lain dengan tujuan untuk menguasai daerah tersebut agar dapat menunjang aspek kehidupan dari negara penakluk tersebut. Imperialisme biasanya dilakukan oleh negara atau bangsa yang memiliki kekuatan militer yang kuat serta memiliki persenjataan yang kuat pula sehingga mudah melakukan penaklukan. Biasanya negara-negara tersebut sudah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan, misalnya Spanyol, Inggris, Belanda, Perancis, dan lain sebagainya.
b) Macam-macam Imperialisme
§  Imperialisme Kuno
Imperialisme kuno berlangsung sebelum terjadinya revolusi industri dengan tujuan mencapai kejayaan (glory), memiliki kekayaan (gold) dan menyebarkan agama (gospel). Imperialisme kuno melakukan praktek penjajahan yang amat buruk, mereka mengangkut sebesar-besarnya kekayaan alam tanah jajahan ke negara penjajah, tanpa memedulikan nasib rakyat jajahan. Pelopor imperialisme kuno adalah Portugis dan Spanyol.
§  Imperialisme Modern
Imperialisme modern timbul setelah revolusi industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke negara Eropa lainnya. Kemajuan industri berdampak pada masalah pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan pasar yang luas. Negara penjajah mencari tanah jajahan untuk kepentingan ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari imperialisme modern. Inggris adalah pelopor imperialisme modern.
 c) Bentuk-bentuk Imperialisme dalam Berbagai Bidang
§  Imperialisme Politik
Imperialisme politik adalah upaya untuk menguasai seluruh kehidupan politik dari negara lain. Negara yang dikuasai itu merupakan daerah jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Ketika nasionalisme muncul dan semakin berkobar, maka imperialisme politik bersembunyi dalam bentuk protektorat dan mandat.
§  Imperialisme Ekonomi
Imperialisme ekonomi adalah suatu upaya untuk dapat menguasai perekonomian negara lain. Imperialisme ekonomi berusaha mewujudkan zona-zona ekonomi di negara jajahan yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi negara penjajah.
§  Imperialisme Kebudayaan
Imperialisme kebudayaan adalah suatu upaya untuk menguasai mentalitas dan jiwa dari negara lain. Kebudayaan suatu bangsa tercermin dari mentalitas dan jiwa bangsa tersebut. Apabila mentalitas dan jiwa bangsa itu diubah, maka terjadi perubahan kebudayaan pada bangsa itu.
§  Imperialisme Militer
Imperialisme militer adalah suatu upaya untuk menguasai daerah-daerah dari negara lain yang dianggap strategis dengan menggunakan kekuatan angkatan bersenjata. Pada daerah yang dianggap strategis, negara imperialis membangun pangkalan militer. Pembangunan pangkalan militer ini bertujuan untuk menjamin kepentingan ekonomi dan keamanan daerah tersebut dari ancaman militer negara imperialisme lainnya, yang juga memiliki daerah tersebut.
d) Faktor Pendorong Timbulnya Imperialisme
§  Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya. Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu mengandung benih imperialisme.
§  Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
§  Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product" saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan tindakan imperialisme.
§  Letak suatu negara yang diangap geografis tidak menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi politik negara.
§  Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa imperialisme modern.
1.      Keinginan untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
2.      Ingin ikut dalam perdagangan dunia
3.      Ingin menguasai perdagangan
4.      Keinginan untuk menjamin suburnya industri

2. Perkembangan Imperialisme Secara Umum
            Berdasarkan perkembangannya, secara umum konsep “Imperialisme” merujuk pada suatu sistem pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik dari negara-negara kaya dan berkuasa , untuk mengawal dan menguasai negara-negara diluar Eropa yang dianggap terbelakang dan miskin. Akan tetapi sayangnya kata “imperialisme” pada kenyataannya juga tidak terlepas dengan tujuan untuk mengeksploitasi sumber-sumber yang ada di negara - negara luar Eropa tersebut untuk menambah kekayaan dan kekuasaan negara penjajahnya. Imperialisme dalam prakteknya justru menonjolkan sifat-sifat keunggulan (hegemony) oleh suatu bangsa atas bangsa lain, sehingga  pada prinsipnya tujuan utama imperialisme itu sendiri adalah untuk menambah hasil ekonomi atau kekayaan bagi negeri penjajah (Gold). Negara-negara imperialis pada kenyataannya justru hanya ingin memperoleh keuntungan dari negeri – negeri yang mereka kuasai. Selain faktor ekonomi, kaum imperialis juga terdorong oleh satu kepercayaan atau anggapan bahwa suatu bangsa tertentu adalah lebih mulia atau lebih baik kedudukannya di muka bumi dari pada bangsa yang lain,  atau yang disebut dengan  istilah “ethnosentrism”. Bangsa Jerman (Arya), Jepang, dan Italia adalah diantara contoh bangsa-bangsa didunia yang menganut pandangan tersebut. Faktor lain yang menyumbang pada dikembangkannya konsep “imperialisme” adalah, adanya perasaan dari suatu bangsa yang ingin mencapai taraf sebagai bangsa yang besar dan memerintah dunia, Inggris dan juga Jepang adalah contoh terbaik yang membangun dasar imperialisme mereka dari pandangan yang seperti itu.
            Akhirnya memang patut pula dipertimbangkan bahwa dasar imperialisme pada awalnya adalah bertujuan untuk menyebarkan ide-ide dan kebudayaan Barat yang dianggap lebih baik itu ke seluruh dunia. Oleh karena itulah, ada konsep yang meyakini bahwa imperialisme bukan hanya dapat dilihat sebagai bentuk penindasan terhadap tanah jajahan tetapi sebaliknya dapat pula dipandang sebagai faktor pendorong bagi pembaharuan-pembaharuan yang dapat menyumbang kearah pembinaan dan kemajuan sebuah bangsa, seperti pendidikan, kesehatan, perundang-undangan dan sistem pemerintahan, misalnya.
            Para sejarawan Barat cenderung membagi imperialisme dalam dua kategori yaitu imperialisme kuno dan imperialisme modern. Dasar Imperialisme inilah kemudian yang dilaksanakan demi alasan agama, mereka menganggap bahwa telah menjadi tugas suci bagi seorang pemeluk agama untuk menyelamatkan manusia dari segala macam penindasan dan ketidakadilan, terutama di negara-negara yang dianggap terbelakang. Para misionaris Kristen adalah contoh yang menganggap misi penyelamat ini sebagai The White Man Burden. Tetapi tetap saja bahwa diantara faktor-faktor terpenting yang melatar belakangi munculnya imperialisme adalah faktor ekonomi.

4. Perkembangan Imperialisme Di Indonesia
Perkembangan Imperialisme Di Indonesia mengakibatkan:
a) Masa Pendudukan VOC (Belanda)
            Di antara bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia, yang akhirnya berkuasa paling lama adalah bangsa Belanda. Semenjak keberhasilan Cornelis de Houtman mendarat di Banten, semakin banyak pedagang Belanda yang berdatangan ke Indonesia. Kedatangan pedagang-pedagang Belanda tersebut akhirnya menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat antara pedagang-pedagang Belanda itu sendiri. Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat tersebut, Johan van Oldebarnevelt mengusulkan untuk dilakukan penggabungan (merger) terhadap semua perusahaan dagang. Belanda menjadi satu serikat dagang. Usulan tersbut kemudian diterima dan ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah kongsi dagang yang disebut VOC (Verenigde Oost Indische Compagnie) pada tanggal 20 Maret 1602.
            Dalam perkembangan selanjutnya, keberadaan VOC di Indonesia tidak hanya tumbuh sebagai kongsi dagang, namun juga menjadi kekuatan politik yang banyak mempengaruhi perkembangan kekuasaan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan karena VOC sebagai sebuah kongsi dagang diberi hak istimewa oleh pemerintah kerajaan Belanda. Hak-hak yang melekat pada organisasi tersebut menyebabkan VOC yang tadinya merupakan sebuah kongsi dagang, akhirnya berjalan seperti sebuah pemerintahan yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik di Indonesia. Aktivitas monopoli mulai dilakukan oleh Pieter Both, yang merupakan GubernurJendralpertama VOC. Oleh Pieter Both kekuasaan VOC dipusatkan di Ambon yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah.
            Keberadaan VOC semakin berkibar ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat sebagai Gubernur Jendral VOC yang baru. Pada masa kekuasaannya VOC mulai mempengaruhi kehidupan politik raja-raja di Indonesia. VOC berhasil memindahkan pusat kekuasaannya di Jayakarta yang kemudian diubah menjadi Batavia. Dari pusatnya di Batavia ini VOC berhasil memperluas pengaruhnya ke seluruh Nusantara. Akibat dari politik memecah-belah yang diterapkan oleh VOC, VOC akhirnya banyak mendapatkan wilayah kekuasaan baru yang tunduk pada pengaruh kekuasaan VOC. Daerah yang berhasil dipengaruhi oleh VOC antara lain adalah kerajaan Banten dan kerajaan Mataram. Meski telah berhasil mempengaruhi kekuasaan raja-raja pribumi dan mendapatkan wilayah kekuasaan yang luas, VOC akhirnya tidak mampu mempertahankan eksistensinya. Padatahun 1799 VOC dibubarkan karena mengalami kemunduran-kemunduran. Dengan dibubarkannya VOC, maka kekuasaannya di Indonesia kemudian diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda. Namun kerajaan Belanda sendiri pada waktu itu juga berada di bawah kekuasaan Perancis, maka peralihan kekuasaan tersebut tidak mempengaruhi kondisi kehidupan politik dan sosial di Indonesia. Gubernur Jendral pertama yang ditempatkan di Indonesia adalah Herman Willem Daendels.
b) Masa Pendudukan Inggris
            Setelah berhasil merebut wilayah Indonesia, untuk mengatur jalannya pemerintahan di Indonesia Inggris menugaskan Thomas Stamford Raffles sebagai gubernurjendral di Indonesia.
            Dalam perkembangan politik selanjutnya, seiring dengan perkembangan politik yang terjadi di Eropa, yaitu kekalahan Perancis dalam perang koalisi dan disiarkan pada Convention of London, maka Inggris sejaktahun 1816 menyerahkan kembali kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Semenjak itulah Indonesia kembali barada di bawah kekuasaan Belanda.
c) Masa Pendudukan Hindia Belanda
            Berdasarkan konvensi London, Inggris menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Kembalinya kekuasaan Belanda di Indonesia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa banyak rakyat yang tidak menyukainya. Hal ini terbukti dengan banyaknya perlawanan dari berbagai daerah seperti Perang Diponegoro maupun Perang Paderi. Banyaknya perang yang harus dihadapi memaksa Belanda mengeluarkan kas negarauntuk membiayai perang. Akibatnya kas kerajaan Belanda mengalami defisit. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, GubernurJenderal Belanda di Indonesia yang berkuasa yaitu Van Den Bosch memberlakukan kebijakan yang dikenal dengan Culture Stelsell atau tanam paksa.Tujuannya adalah untuk mengisi kembali kas negeri Belanda yang kosong. Culture Stelsell atau tanam paksa yang diterapkan oleh Van den Bosch memuat beberapa ketentuan pokok seperti:
§  Rakyat harus menyediakan tanahnya untuk ditanami tanaman yang laku di pasar internasional
§  Rakyat menyediakan seperlima bagian tanahnya untuk tanaman yang ditentukan oleh pemerintah kolonial
§  Tanah yang disediakan untuk tanam paksa dibebaskan dari pajak
§  Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah Hindia Belanda
§  Pekerjaaan yang diperlukan untuk menanam tanaman perdagangan tidak boleh melebihi pekerjaan menanam padi. Namun demikian, dalam pelaksanaannya penerapan Culture Stelsel ini banyak menyimpang dari aturan-aturan yang telah ditentukan, misalnya:
1.      Rakyat harus menyediakan tanah sampai setengahnya, padahal aturannya hanya seperlimanya
2.      Tanah yang seharusnya bebas pajak tetap dikenai paja
3.      Kegagalan panen yang dalam ketentuan ditanggung pemerintah kenyataannya ditanggung oleh petani.
            Sejak tahun 1870 ini pemerintah kemudian mengeluarkan UU Agraria dengan tujuan:
§  Melindungihakmilik petani atastanahnya dari pengusahaasing
§  Memberikan kesempatan kepada swasta asing untuk menyewa tanah di Indonesia. Para pengusaha perusahaan guladiberi kesempatan lebih luas dengan melaksanakan liberalisme di Indonesia.

5. Pro Imperialisme
            Apabila dianalogikan, bangsa Indonesia itu seperti kuda. Ia perlu dicambuk keras agar dapat berlari dan berpacu lebih kencang. Imperialisme yang diterapkan bangsa barat beberapa puluh tahun silam kepada bangsa Indonesia menjadi cambuk keras sepanjang kekuasaannya. Namun, imperialisme menjelma menjadi pahlawan yang mengajarkan rasa persatuan yang akhirnya dapat menghantarkan bangsa Indonesia kedalam pintu gerbang kemerdekaan. Imperialisme menumbuhkan rasa senasib, sepenanggungan, dan rasa ingin bebas dan merdeka disetiap jiwa masyarakat Indonesia. Perwujudan tersebut dapat dilihat dari timbulnya organisasi-organisasi pergerakan Nasional Indonesia yang dipelopori oleh beberapa tokoh nasional Indonesi. Kini Indonesia menjadi negara yang Merdeka, negara yang bebas dari penjajah akibat munculnya semangat nasionalisme yang timbul akibat dari penerapan imperialisme bangsa barat. Masyarakat Indonesia yang baik adalah masyarakat yang dapat belajar dari sejarah buruk bangsanya untuk membangun bangsa yang lebih baik. Sehingga bangsa indonesia tidak perlu takut dengan ancaman imperialisme modern yang mengincar dalam aspek ekonomi. Oleh sebab itu Indonesia perlu membenahi didri dalam:
§  Aspek Politik
Indonesia perlu membenahi aspek politiknya. Yaitu dengan mengangkat pemimpin-pemimpin bangsa yang bertaqwa, berakhlak mulia, cerdas, dan bijaksana. Sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang dapat menakhlukkan bangsa lain.
§  Aspek Ekonomi
Imperialisme modern mengancam kehidupan ekonomi bangsa terjajah. Untuk menghindari hal tersebut, Indonesia berupaya untuk dapat menguasai perekonomian negara lain sehingga dapat memperkuat posisinya dalam jajaran negara yang kuat.
§  Aspek Kebudayaan
Kebudayaan suatu bangsa tercermin dari mentalitas dan jiwa bangsa tersebut. Apabila mentalitas dan jiwa bangsa itu diubah, maka terjadi perubahan kebudayaan pada bangsa itu. Oleh sebab itu, Indonesia perlu memperkuat mentalitas dan jiwanya.
§  Aspek Militer
Bercermin dali bangsa yang memegang kendali Imperialisme, Indonesia wajib memiliki kekuatan militer yang kuat serta memiliki persenjataan yang kuat pula sehingga Indonesia dapat dengan mudah menundukkan bangsa lain. Agar hal tersebut dapat terealisasikan, Indonesia juga membenahi aspek pendidikan sehingga dapat mencetak bangsa yang cerdas dan terampil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar