1. Konsep
Dasar Imperialisme
a) Definisi Imperialisme
Imperialisme
ditinjau dari segi etimologis berasal dari kata imperare yang artinya adalah usaha suatu negara untuk menguasai
negara lain demi kepentingan ekonomi, politik, dan budaya agar mencapai
kemakmuran dan kesejahteraan bagi negaranya. Dari Situ kemudian berkembang
istilah imperator yaitu sebutan untuk
orang yang berkuasa atas suatu wilayah. Sedangkan wilayah kekuasaannya kemudian
disebut dengan imperium.
Pengertian
imperialisme secara umum adalah tindakan suatu negara atau bangsa yang ingin
menaklukkan bangsa lain dengan tujuan untuk menguasai daerah tersebut agar dapat
menunjang aspek kehidupan dari negara penakluk tersebut. Imperialisme biasanya
dilakukan oleh negara atau bangsa yang memiliki kekuatan militer yang kuat
serta memiliki persenjataan yang kuat pula sehingga mudah melakukan penaklukan.
Biasanya negara-negara tersebut sudah mengalami kemajuan dalam berbagai bidang
kehidupan, misalnya Spanyol, Inggris, Belanda, Perancis, dan lain sebagainya.
b) Macam-macam Imperialisme
§ Imperialisme Kuno
Imperialisme kuno berlangsung sebelum terjadinya
revolusi industri dengan tujuan mencapai kejayaan (glory), memiliki kekayaan
(gold) dan menyebarkan agama (gospel). Imperialisme kuno melakukan praktek
penjajahan yang amat buruk, mereka mengangkut sebesar-besarnya kekayaan alam
tanah jajahan ke negara penjajah, tanpa memedulikan nasib rakyat jajahan.
Pelopor imperialisme kuno adalah Portugis dan Spanyol.
§ Imperialisme Modern
Imperialisme modern timbul setelah revolusi
industri, pertama kali di Inggiris lalu menyebar ke negara Eropa lainnya.
Kemajuan industri berdampak pada masalah pemenuhan kebutuhan bahan mentah dan
pasar yang luas. Negara penjajah mencari tanah jajahan untuk kepentingan
ekonomi dan memenuhi kebutuhan industri yaitu sebagai tempat pengambilan bahan
mentah dan pasaran hasil industrinya, sehingga ekonomi merupakan inti dari
imperialisme modern. Inggris adalah pelopor imperialisme modern.
c)
Bentuk-bentuk Imperialisme dalam Berbagai Bidang
§ Imperialisme Politik
Imperialisme politik adalah upaya untuk menguasai
seluruh kehidupan politik dari negara lain. Negara yang dikuasai itu merupakan
daerah jajahan dalam arti yang sesungguhnya. Ketika nasionalisme muncul dan
semakin berkobar, maka imperialisme politik bersembunyi dalam bentuk
protektorat dan mandat.
§ Imperialisme Ekonomi
Imperialisme ekonomi adalah suatu upaya untuk dapat
menguasai perekonomian negara lain. Imperialisme ekonomi berusaha mewujudkan
zona-zona ekonomi di negara jajahan yang bertujuan untuk memperkuat ekonomi
negara penjajah.
§ Imperialisme Kebudayaan
Imperialisme kebudayaan adalah suatu upaya untuk
menguasai mentalitas dan jiwa dari negara lain. Kebudayaan suatu bangsa
tercermin dari mentalitas dan jiwa bangsa tersebut. Apabila mentalitas dan jiwa
bangsa itu diubah, maka terjadi perubahan kebudayaan pada bangsa itu.
§ Imperialisme Militer
Imperialisme militer adalah suatu upaya untuk
menguasai daerah-daerah dari negara lain yang dianggap strategis dengan
menggunakan kekuatan angkatan bersenjata. Pada daerah yang dianggap strategis,
negara imperialis membangun pangkalan militer. Pembangunan pangkalan militer
ini bertujuan untuk menjamin kepentingan ekonomi dan keamanan daerah tersebut
dari ancaman militer negara imperialisme lainnya, yang juga memiliki daerah
tersebut.
d) Faktor Pendorong Timbulnya Imperialisme
§ Keinginan untuk menjadi jaya, menjadi bangsa yang
terbesar di seluruh dunia (ambition, eerzucht). Tiap bangsa ingin menjadi jaya.
Jika suatu bangsa tidak dapat mengendalikan keinginan ini, mudah bangsa itu
menjadi bangsa imperialis. Karena itu dapat dikatakan, bahwa tiap bangsa itu
mengandung benih imperialisme.
§ Perasaan sesuatu bangsa, bahwa bangsa itu adalah
bangsa istimewa di dunia ini (racial superiority). Tiap bangsa mempunyai harga
diri. Jika harga diri ini menebal, mudah menjadi kecongkakan untuk kemudian
menimbulakan anggapan, bahwa merekalah bangsa teristimewa di dunia ini, dan
berhak menguasai, atau mengatur atau memimpin bangsa-bangsa lainnya.
§ Hasrat untuk menyebarkan agama atau ideologi dapat
menimbulkan imperialisme. Tujuannya bukan imperialisme, tetapi agama atau
ideologi. Imperialisme di sini dapat timbul sebagai "bij-product"
saja. Tetapi jika penyebaran agama itu didukung oleh pemerintah negara, maka
sering tujuan pertama terdesak dan merosot menjadi alasan untuk membenarkan
tindakan imperialisme.
§ Letak suatu negara yang diangap geografis tidak
menguntungkan. Perbatasan suatu negara mempunyai arti yang sangat penting bagi
politik negara.
§ Sebab-sebab ekonomi. Sebab-sebab ekonomi inilah
yang merupakan sebab yang terpenting dari timbulnya imperialisme, teistimewa
imperialisme modern.
1.
Keinginan
untuk mendapatkan kekayaan dari suatu negara
2.
Ingin ikut
dalam perdagangan dunia
3.
Ingin
menguasai perdagangan
4.
Keinginan
untuk menjamin suburnya industri
2.
Perkembangan Imperialisme Secara Umum
Berdasarkan
perkembangannya, secara umum konsep “Imperialisme” merujuk pada suatu sistem
pemerintahan serta hubungan ekonomi dan politik dari negara-negara kaya dan
berkuasa , untuk mengawal dan menguasai negara-negara diluar Eropa yang
dianggap terbelakang dan miskin. Akan tetapi sayangnya kata “imperialisme” pada
kenyataannya juga tidak terlepas dengan tujuan untuk mengeksploitasi
sumber-sumber yang ada di negara - negara luar Eropa tersebut untuk menambah
kekayaan dan kekuasaan negara penjajahnya. Imperialisme dalam prakteknya justru
menonjolkan sifat-sifat keunggulan (hegemony) oleh suatu bangsa atas bangsa
lain, sehingga pada prinsipnya tujuan
utama imperialisme itu sendiri adalah untuk menambah hasil ekonomi atau
kekayaan bagi negeri penjajah (Gold). Negara-negara imperialis pada
kenyataannya justru hanya ingin memperoleh keuntungan dari negeri – negeri yang
mereka kuasai. Selain faktor ekonomi, kaum imperialis juga terdorong oleh satu
kepercayaan atau anggapan bahwa suatu bangsa tertentu adalah lebih mulia atau
lebih baik kedudukannya di muka bumi dari pada bangsa yang lain, atau yang disebut dengan istilah “ethnosentrism”. Bangsa Jerman
(Arya), Jepang, dan Italia adalah diantara contoh bangsa-bangsa didunia yang
menganut pandangan tersebut. Faktor lain yang menyumbang pada dikembangkannya
konsep “imperialisme” adalah, adanya perasaan dari suatu bangsa yang ingin
mencapai taraf sebagai bangsa yang besar dan memerintah dunia, Inggris dan juga
Jepang adalah contoh terbaik yang membangun dasar imperialisme mereka dari
pandangan yang seperti itu.
Akhirnya
memang patut pula dipertimbangkan bahwa dasar imperialisme pada awalnya adalah
bertujuan untuk menyebarkan ide-ide dan kebudayaan Barat yang dianggap lebih
baik itu ke seluruh dunia. Oleh karena itulah, ada konsep yang meyakini bahwa
imperialisme bukan hanya dapat dilihat sebagai bentuk penindasan terhadap tanah
jajahan tetapi sebaliknya dapat pula dipandang sebagai faktor pendorong bagi
pembaharuan-pembaharuan yang dapat menyumbang kearah pembinaan dan kemajuan
sebuah bangsa, seperti pendidikan, kesehatan, perundang-undangan dan sistem
pemerintahan, misalnya.
Para
sejarawan Barat cenderung membagi imperialisme dalam dua kategori yaitu
imperialisme kuno dan imperialisme modern. Dasar Imperialisme inilah kemudian
yang dilaksanakan demi alasan agama, mereka menganggap bahwa telah menjadi
tugas suci bagi seorang pemeluk agama untuk menyelamatkan manusia dari segala
macam penindasan dan ketidakadilan, terutama di negara-negara yang dianggap
terbelakang. Para misionaris Kristen adalah contoh yang menganggap misi
penyelamat ini sebagai The White Man Burden. Tetapi tetap saja bahwa diantara
faktor-faktor terpenting yang melatar belakangi munculnya imperialisme adalah
faktor ekonomi.
4. Perkembangan
Imperialisme Di Indonesia
Perkembangan Imperialisme Di Indonesia
mengakibatkan:
a) Masa Pendudukan VOC (Belanda)
Di
antara bangsa-bangsa Barat yang datang ke Indonesia, yang akhirnya berkuasa
paling lama adalah bangsa Belanda. Semenjak keberhasilan Cornelis de Houtman
mendarat di Banten, semakin banyak pedagang Belanda yang berdatangan ke
Indonesia. Kedatangan pedagang-pedagang Belanda tersebut akhirnya menyebabkan
terjadinya persaingan yang tidak sehat antara pedagang-pedagang Belanda itu sendiri.
Untuk mengatasi persaingan yang tidak sehat tersebut, Johan van Oldebarnevelt
mengusulkan untuk dilakukan penggabungan (merger) terhadap semua perusahaan
dagang. Belanda menjadi satu serikat dagang. Usulan tersbut kemudian diterima
dan ditindaklanjuti dengan membentuk sebuah kongsi dagang yang disebut VOC
(Verenigde Oost Indische Compagnie) pada tanggal 20 Maret 1602.
Dalam
perkembangan selanjutnya, keberadaan VOC di Indonesia tidak hanya tumbuh
sebagai kongsi dagang, namun juga menjadi kekuatan politik yang banyak
mempengaruhi perkembangan kekuasaan di Indonesia. Hal tersebut disebabkan
karena VOC sebagai sebuah kongsi dagang diberi hak istimewa oleh pemerintah
kerajaan Belanda. Hak-hak yang melekat pada organisasi tersebut menyebabkan VOC
yang tadinya merupakan sebuah kongsi dagang, akhirnya berjalan seperti sebuah
pemerintahan yang mempengaruhi kehidupan sosial, ekonomi, maupun politik di
Indonesia. Aktivitas monopoli mulai dilakukan oleh Pieter Both, yang merupakan
GubernurJendralpertama VOC. Oleh Pieter Both kekuasaan VOC dipusatkan di Ambon
yang merupakan daerah penghasil rempah-rempah.
Keberadaan
VOC semakin berkibar ketika Jan Pieterszoon Coen diangkat sebagai Gubernur
Jendral VOC yang baru. Pada masa kekuasaannya VOC mulai mempengaruhi kehidupan
politik raja-raja di Indonesia. VOC berhasil memindahkan pusat kekuasaannya di
Jayakarta yang kemudian diubah menjadi Batavia. Dari pusatnya di Batavia ini
VOC berhasil memperluas pengaruhnya ke seluruh Nusantara. Akibat dari politik
memecah-belah yang diterapkan oleh VOC, VOC akhirnya banyak mendapatkan wilayah
kekuasaan baru yang tunduk pada pengaruh kekuasaan VOC. Daerah yang berhasil
dipengaruhi oleh VOC antara lain adalah kerajaan Banten dan kerajaan Mataram.
Meski telah berhasil mempengaruhi kekuasaan raja-raja pribumi dan mendapatkan
wilayah kekuasaan yang luas, VOC akhirnya tidak mampu mempertahankan
eksistensinya. Padatahun 1799 VOC dibubarkan karena mengalami
kemunduran-kemunduran. Dengan dibubarkannya VOC, maka kekuasaannya di Indonesia
kemudian diambil alih oleh pemerintah kerajaan Belanda. Namun kerajaan Belanda
sendiri pada waktu itu juga berada di bawah kekuasaan Perancis, maka peralihan
kekuasaan tersebut tidak mempengaruhi kondisi kehidupan politik dan sosial di
Indonesia. Gubernur Jendral pertama yang ditempatkan di Indonesia adalah Herman
Willem Daendels.
b) Masa Pendudukan Inggris
Setelah
berhasil merebut wilayah Indonesia, untuk mengatur jalannya pemerintahan di
Indonesia Inggris menugaskan Thomas Stamford Raffles sebagai gubernurjendral di
Indonesia.
Dalam
perkembangan politik selanjutnya, seiring dengan perkembangan politik yang
terjadi di Eropa, yaitu kekalahan Perancis dalam perang koalisi dan disiarkan
pada Convention of London, maka Inggris sejaktahun 1816 menyerahkan kembali
kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda. Semenjak itulah Indonesia kembali
barada di bawah kekuasaan Belanda.
c) Masa Pendudukan Hindia Belanda
Berdasarkan
konvensi London, Inggris menyerahkan kekuasaannya di Indonesia kepada Belanda.
Kembalinya kekuasaan Belanda di Indonesia harus dihadapkan pada kenyataan bahwa
banyak rakyat yang tidak menyukainya. Hal ini terbukti dengan banyaknya
perlawanan dari berbagai daerah seperti Perang Diponegoro maupun Perang Paderi.
Banyaknya perang yang harus dihadapi memaksa Belanda mengeluarkan kas
negarauntuk membiayai perang. Akibatnya kas kerajaan Belanda mengalami defisit.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, GubernurJenderal Belanda di Indonesia
yang berkuasa yaitu Van Den Bosch memberlakukan kebijakan yang dikenal dengan
Culture Stelsell atau tanam paksa.Tujuannya adalah untuk mengisi kembali kas
negeri Belanda yang kosong. Culture Stelsell atau tanam paksa yang diterapkan
oleh Van den Bosch memuat beberapa ketentuan pokok seperti:
§ Rakyat harus menyediakan tanahnya untuk ditanami
tanaman yang laku di pasar internasional
§ Rakyat menyediakan seperlima bagian tanahnya untuk
tanaman yang ditentukan oleh pemerintah kolonial
§ Tanah yang disediakan untuk tanam paksa dibebaskan
dari pajak
§ Kegagalan panen ditanggung oleh pemerintah Hindia
Belanda
§ Pekerjaaan yang diperlukan untuk menanam tanaman
perdagangan tidak boleh melebihi pekerjaan menanam padi. Namun demikian, dalam
pelaksanaannya penerapan Culture Stelsel ini banyak menyimpang dari
aturan-aturan yang telah ditentukan, misalnya:
1.
Rakyat harus
menyediakan tanah sampai setengahnya, padahal aturannya hanya seperlimanya
2.
Tanah yang seharusnya
bebas pajak tetap dikenai paja
3.
Kegagalan
panen yang dalam ketentuan ditanggung pemerintah kenyataannya ditanggung oleh
petani.
Sejak
tahun 1870 ini pemerintah kemudian mengeluarkan UU Agraria dengan tujuan:
§ Melindungihakmilik petani atastanahnya dari
pengusahaasing
§ Memberikan kesempatan kepada swasta asing untuk
menyewa tanah di Indonesia. Para pengusaha perusahaan guladiberi kesempatan
lebih luas dengan melaksanakan liberalisme di Indonesia.
5. Pro
Imperialisme
Apabila
dianalogikan, bangsa Indonesia itu seperti kuda. Ia perlu dicambuk keras agar
dapat berlari dan berpacu lebih kencang. Imperialisme yang diterapkan bangsa
barat beberapa puluh tahun silam kepada bangsa Indonesia menjadi cambuk keras
sepanjang kekuasaannya. Namun, imperialisme menjelma menjadi pahlawan yang
mengajarkan rasa persatuan yang akhirnya dapat menghantarkan bangsa Indonesia
kedalam pintu gerbang kemerdekaan. Imperialisme menumbuhkan rasa senasib,
sepenanggungan, dan rasa ingin bebas dan merdeka disetiap jiwa masyarakat
Indonesia. Perwujudan tersebut dapat dilihat dari timbulnya
organisasi-organisasi pergerakan Nasional Indonesia yang dipelopori oleh beberapa
tokoh nasional Indonesi. Kini Indonesia menjadi negara yang Merdeka, negara
yang bebas dari penjajah akibat munculnya semangat nasionalisme yang timbul
akibat dari penerapan imperialisme bangsa barat. Masyarakat Indonesia yang baik
adalah masyarakat yang dapat belajar dari sejarah buruk bangsanya untuk
membangun bangsa yang lebih baik. Sehingga bangsa indonesia tidak perlu takut
dengan ancaman imperialisme modern yang mengincar dalam aspek ekonomi. Oleh
sebab itu Indonesia perlu membenahi didri dalam:
§ Aspek Politik
Indonesia perlu membenahi aspek politiknya. Yaitu
dengan mengangkat pemimpin-pemimpin bangsa yang bertaqwa, berakhlak mulia,
cerdas, dan bijaksana. Sehingga Indonesia dapat menjadi negara yang dapat
menakhlukkan bangsa lain.
§ Aspek Ekonomi
Imperialisme modern mengancam kehidupan ekonomi
bangsa terjajah. Untuk menghindari hal tersebut, Indonesia berupaya untuk dapat
menguasai perekonomian negara lain sehingga dapat memperkuat posisinya dalam
jajaran negara yang kuat.
§ Aspek Kebudayaan
Kebudayaan suatu bangsa tercermin dari mentalitas
dan jiwa bangsa tersebut. Apabila mentalitas dan jiwa bangsa itu diubah, maka
terjadi perubahan kebudayaan pada bangsa itu. Oleh sebab itu, Indonesia perlu
memperkuat mentalitas dan jiwanya.
§ Aspek Militer
Bercermin dali bangsa yang memegang kendali
Imperialisme, Indonesia wajib memiliki kekuatan militer yang kuat serta
memiliki persenjataan yang kuat pula sehingga Indonesia dapat dengan mudah menundukkan
bangsa lain. Agar hal tersebut dapat terealisasikan, Indonesia juga membenahi
aspek pendidikan sehingga dapat mencetak bangsa yang cerdas dan terampil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar