Kamis, 18 Desember 2014

METODE EKSPOSITORI, METODE DISKUSI, DAN METODE DEBAT DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH



1. METODE EKSPOSITORI (CERAMAH) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Keterangan: Metode ekspositori saya kembangkan menjadi model neo ekspositori
a) Definisi
            Metode ekspositori (ceramah) merupakan metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000).

            Model neo ekspositori merupakan model mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan dengan disertai tanya jawab yang memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Intan Permata, (2014).
b) Argumentasi
            Metode ekspositori dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa. Selain itu, Untuk memahami sebuah kisah atau peristiwa masa lalu, siswa akan merasa bosan apabila hanya membaca buku dan mungkin hanya sekedar membaca tanpa memahami isinya, sehingga diperlukan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap suatu peristiwa tersebut. Metode ekspositori cocok diterapkan dalam pembelajaran sejarah, karena metode tersebut menempatkan siswa pada posisi yang santai dan menugaskan siswa untuk mendengarkan.
            Pada penerapannya, metode ekspositori ini menimbulkan proses belajar yang pasif dikalangan siswa. Untuk memperbaiki hal tersebut, saya mengembangkan model neo ekspositori dalam pembelajaran sejarah. Jadi, dalam kegiatan pembelajaran yang berlangsung didalam kelas, guru bukan menyampaikan materi, melainkan menjelaskan materi yang kemudian diselingi dengan tanya jawab, sehingga siswa pasif dapat terlatih menjadi siswa aktif. Tujuan dari model neo ekspositori ini yaitu  untuk mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk merangsang siswa berfikir, dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
c) Langkah pembelajaran model neo ekspositori
            Langkah pembelajaran menggunakan model neo ekspositori versi intan menekankan pada prinsip sodas (sopan dan cerdas) yaitu:
§  Guru menugaskan salah satu siswa untuk memimpin do’a. Hal tersebut perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Biasakan siswa melakukan hal tersebut dengan atau tanpa anjuran dari guru.
§  Sebelum memulai materi, siswa harus menyepakati pembelajaran yang akan diterapkan, yaitu cara belajar neo ekspositori dengan prinsip sersan (serius tapi santai). Hal ini dapat membantu guru untuk menciptakan kegiatan bembelajaran yang kondusif.
§  Guru menyampaikan topik dan memberi penjelasan mengenai topik yang dibahas. Penjelasan yang disampaikan guru harus tegas dan menggunakan bahasa yang sederhana. Agar lebih mudah dipahami, guru harus pandai menganalogikan materi agar dapat dipahami dan mudah diingat oleh siswa. Dalam hal ini, guru harus menguasai strategi belajar mnemonic. Strategi belajar mnemonic merupakan strategi yang membantu untuk mengorganisasikan informasi yang mencapai memori kerja, sehingga informasi tersebut lebih mudah di cocokkan dengan skema jangka panjang dengan memanfaatkan makna keterhubungan antara apa yang mudah dipahami dengan sesuatu yang dipelajari. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan penjelasan mengenai topik materi, guru harus menyelingi dengan tanya jawab agar dapat mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk merangsang siswa berfikir, dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
§  Diakhir kegiatan, guru harus memberikan inti dari penjelasan yang sudah disampaikan, kemudian diakhiri dengan salam.
d) Kelemahan metode ekspositori
§  Membuat siswa pasif, karena pembelajaran menggunakan model ekspositori hanya memperlakukan siswa untuk diam dan mendengarkan
§  Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak didik, karena dalam pembelajaran menggunakan model ekspositori guru hanya bertugas menyampaikan materi
§  Kegiatan pembelajaran cenderung membosankan, karena penyampaikan materi yang dilakukan oleh guru hanya bersifat datar dan mendongeng
Oleh sebab itu, untuk menanggulangi gejala yang kurang baik terhadap pembelajaran didalam kelas, saya merekonstruksi pembelajaran dengan motode ekspositori menjadi model neo ekspositori, sehingga persoalan yang terjadi dapat mengerucut, dan memperoleh kelebihan sebagai berikut:
e) Kelebihan model neo ekspositori
§  Menerapkan tiga metode sekaligus, yaitu metode ekspositori, metode tanya jawab, dan metode diskusi. Karena dalam kegiatan pembelajaran, guru menjelaskan materi kemudian diselingi dengan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut dapat memahami penjelasan materi, dan dalam kegiatan tanya jawab tersebut terjadi sebuah diskusi. Karena, siswa bebas bertanya dan menyampaikan hasil pemikirannya mengenai permasalahan topik materi yang ada.
§  Guru mudah menguasi kelas, karena dalam model neo ekspositori menggunakan prinsip sersan (serius tapi santai) sehingga kondisi didalam kelas dapat berjalan dengan kondusif.
§  Mudah dilaksanakan, marena metode neo ekspositori cukup dilakukan didalam kelas tanpa mengunjungi lapangan yang harus mengorbankan biaya, waktu, maupun tenaga.
§  Melatih siswa menjadi aktif, karena siswa dapat bertanya dan mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang dipahaminya.
§  Guru memberikan kesimpulan materi diakhir kegiatannya. Hal ini dapat membantu siswa dalam mengingat dan memahami pemahamannya tentang materi yang sudah dijelaskan.

2. METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
a) Definisi
              Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
b) Argumentasi
              Metode diskusi perlu diterapkan dalam pembelajaran sejarah karena metode diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.
              Dilihat dari pengorganisasian materi pembelajaran, metode ceramah dan demonstrasi materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal menyampaikannya, maka pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa, matari pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, karena tujuan utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar, tetapi yang lebih penting adalah proses belajar.
              Selain itu, metode diskusi sangan fleksibel dalam penerapannya. Ada dua jenis diskusi yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok. Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya diskusi adalah guru. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari beberapa orang (tergantung pembagian anggota kelompok kecil yang diberikan oleh guru). Proses pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
c) Langkah pembelajaran menggunakan metode diskusi
§  Langkah Persiapan
a)      Guru menugaskan salah satu siswa untuk memimpin do’a. Hal tersebut perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Biasakan siswa melakukan hal tersebut dengan atau tanpa anjuran dari guru.
b)      Merumuskan tujuan dan menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
c)      Menetapkan masalah yang akan dibahas
d)     Guru menunjuk atau menawarkan kepada siswa siapa yang akan menjadi petugas dalam diskusi.  Petugas dalam diskusi yaitu terdiri dari: moderator, notulis, dan penyaji materi.
§  Pelaksanaan Diskusi
a)      Melaksanakan diskusi sesuai dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
b)      Memberikan kesempatan yang sama kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya, sehingga setiap siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi.
c)      Mengendalikan pembicaraan kepada pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
§  Menutup Diskusi
a)      Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
b)      Guru mengevaluasi dengan memberikan inti dari materi yang didiskusikan serta menambah gagasan/ide materi yang belum disampaikan dalam diskusi, kemudian guru memberi salam penutup.
d) Kelemahan metode diskusi
§  Pembahasan dalam diskusi terkadang menjadi meluas, sehingga materi yang dibahas tidak sesuai dengan target
§  Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh segelintir siswa yang memiliki keterampilan berbicara
§  Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu kegiatan pembelajaran.
Namun, hal tersebut dapat ditangani dengan mudah, yaitu dengan cara:
§  Untuk menanggulangi terjadinya diskusi yang meluas dan melenceng dari materi, guru harus menjadi pengontrol yang tegas agar hal tersebut dapat dihindari.
§  Untuk mengantisipasi timbulnya penguasaan diskusi yang akan dikuasai oleh segelintir siswa, sebelum kegiatan berlangsung guru harus mempertegas bahwa setiap siswa wajib mengemukakan pendapatnya, minimal satu argumen yang disampaikan.
§  Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional. Akibatnya, terkadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu kegiatan pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus melakukan cooling down diakhir diskusi. Sehingga dapat menyadarkan siswa bahwa apa yang terjadi hanyalah sebuah cara untuk mempermudah memahami materi sehingga mempermudah kegiatan belajar yang diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
e) Kelebihan metode diskusi
§  Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide-ide, sehingga siswa dapat terlatih dalam mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
§  Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan. Sehingga konsep bermusyawarah yang diterapkan di Indonesia sebagai cara untuk menyelesaikan suatu perkara atau permasalahan, dapat terealisasikan dengan baik.

3. METODE DEBAT DALAM PEMBELAJARN SEJARAH
a) Definisi
            Metode debat merupakan metode mengajar dengan melakukan kegiatan argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah.
b) Argumentasi
            Dalam kenyataannya, adanya siswa pasif karena mereka tidak memiliki antusias terhadap suatu pelajaran sehingga tidak ada sesuatu yang ingin mereka kemukakan. Pola pikir siswa harus mulai dibangun membentuk karakter yang kritis dan cepat tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Biasanya, ketika siswa diajak memecahkan suatu kasus permasalahan yang menuntut sebuah keputusan untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa kubu pendukung suatu keputusan yang disebut kelompok Pro, siswa kubu penolak yang disebut kelompok Kontra, dan kubu netral yang mengambil sikap “cari aman” dengan tidak memilih pihak manapun. Oleh karena itu, adanya penerapan metode debat dalam pembelajaran sejarah, siswa dibentuk menjadi hanya dua jenis kelompok yaitu Pro dan Kontra. Ketika siswa memihak kepada salah satu diantara keduanya, siswa memiliki suatu kepercayaan diri untuk mengemukakan pendapat dan antusias dalam kegiatan pembelajaran, sehingga memicu terjadinya siswa aktif, kreatif, dan inovatif.
c) Langkah pembelajaran menggunakan metode debat
§  Guru menugaskan salah satu siswa untuk memimpin do’a. Hal tersebut perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Biasakan siswa melakukan hal tersebut dengan atau tanpa anjuran dari guru.
§  Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok dibagi menjadi kelompok pro dan kelompok kontra. Kelompok pro berada barisan kiri, dan kelompok kentra berada di barisan kanan.
§  Guru menyampaikan satu argumentasi yang dapat memicu terjadinya pro dan kontra.
§  Guru menunjuk kelompok pro yang akan mendukung suatu argumentasi, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra yang berada dalam posisi tidak setuju, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa dapat mengemukakan pendapatnya.
§  Setelah dirasa cukup, Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkapkan.
§  Terakhir, guru menugaskan siswa dalam bentuk PR untuk menuliskan hasil diskusi yang sudah dilaksanakan. Sehingga, permasalahan siswa yang tidak mengemukakan pendapat didalam kelas, dapat mengemukakan pendapatnya melalui tulisa. Jadi, semua siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan debat tersebut. Kemudian guru mengucapakan salam.
d) Kelemahan metode debat
§  Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan. Pesertanya kebanyakan hanya hendak mempertahankan pendapat masing-masing dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain dan berkehendak agar peserta lain menyetujui pendapatnya. Sehingga hal tersebut memicu saling berebutnya dalam mengemukakan pendapat.
§  Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif dan menguasai debat, tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
§  Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesi debat antar kelompok.
Namun, hal tersebut dapat ditangani dengan mudah, yaitu dengan cara:
§  Ketika seorang siswa berebut mengemukakan pendapat, guru harus menjadi pengontrol agar hal tersebut dapat dihindari.
§  Untuk mengantisipasi timbulnya penguasaan debat yang akan dikuasai oleh siswa akti, sebelum kegiatan berlangsung guru harus mempertegas bahwa setiap siswa wajib mengemukakan pendapatnya, minimal satu argumen yang disampaikan.
§  Untuk menghindari waktu yang terlalu panjang dalam sesi depat, guru segera mengakhiri depat apabila dirasa sudah cukup, kemudian guru memberikan evaluasi terhadap hasil debat. Evaluasi tersebut dapat dilakukan dengan cara memberi skor kepada masing-masing kelompok dan menyampaikan materi yang belum dibahas dalam depat, sekaligus menjelaskan inti dari permasalahan yang sudah didiskusikan melalui debat.
e) Kelebihan metode debat
§  Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat, karena dalam metode debat menuntut agar siswa berbicara dalam menyampaikan pendapatnya, sehingga seluruh siswa dapat menjadi siswa yang aktif.
§  Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan, karena siswa harus mencari hal-hal yang dapat mendukung dan menguatkan pernyataannya. Melalui hal ini, seolah siswa dapat hadir langsung dan menjadi bagian dari hal yang dipermasalahkan. Sehingga daya ingat mengenai apa yang sudah didiskusikan dapat dihafal diluar kepala.
§  Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.




DAFTAR PUSTAKA

Wahab Abdul Aziz, Dr. M,A. Metode dan Model Pembelajaran IPS. Bandung:      Alfabeta.
Bahri, Syaiful & Zain, Aswan. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka               Cipta.
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta
Pengembangan Strategi, Metode Dan Model Pembelajaran. http://strategi-model-   metode-1.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar