1. METODE
EKSPOSITORI (CERAMAH) DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
Keterangan: Metode ekspositori saya kembangkan menjadi
model neo ekspositori
a) Definisi
Metode ekspositori
(ceramah) merupakan metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan
pengetahuan saecara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti
secara pasif. Muhibbin Syah, (2000).
Model
neo ekspositori merupakan model mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan
secara lisan dengan disertai tanya jawab yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama
terjadi dialog antara guru dan siswa. Intan Permata, (2014).
b) Argumentasi
Metode
ekspositori dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis
untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan
literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.
Selain itu, Untuk memahami sebuah kisah atau peristiwa masa lalu, siswa akan
merasa bosan apabila hanya membaca buku dan mungkin hanya sekedar membaca tanpa
memahami isinya, sehingga diperlukan cara pembelajaran yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa terhadap suatu peristiwa tersebut. Metode ekspositori cocok
diterapkan dalam pembelajaran sejarah, karena metode tersebut menempatkan siswa
pada posisi yang santai dan menugaskan siswa untuk mendengarkan.
Pada
penerapannya, metode ekspositori ini menimbulkan proses belajar yang pasif
dikalangan siswa. Untuk memperbaiki hal tersebut, saya mengembangkan model neo
ekspositori dalam pembelajaran sejarah. Jadi, dalam kegiatan pembelajaran yang
berlangsung didalam kelas, guru bukan menyampaikan materi, melainkan
menjelaskan materi yang kemudian diselingi dengan tanya jawab, sehingga siswa
pasif dapat terlatih menjadi siswa aktif. Tujuan dari model neo ekspositori ini
yaitu untuk mengetahui sampai sejauh
mana materi pelajaran yang telah dikuasai oleh siswa, untuk merangsang siswa
berfikir, dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum
dipahami.
c) Langkah pembelajaran model neo ekspositori
Langkah
pembelajaran menggunakan model neo ekspositori versi intan menekankan pada
prinsip sodas (sopan dan cerdas) yaitu:
§ Guru menugaskan salah satu siswa untuk memimpin do’a. Hal
tersebut perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Biasakan siswa
melakukan hal tersebut dengan atau tanpa anjuran dari guru.
§ Sebelum memulai materi, siswa harus menyepakati pembelajaran
yang akan diterapkan, yaitu cara belajar neo ekspositori dengan prinsip sersan
(serius tapi santai). Hal ini dapat membantu guru untuk menciptakan kegiatan
bembelajaran yang kondusif.
§ Guru menyampaikan topik dan memberi penjelasan mengenai
topik yang dibahas. Penjelasan yang disampaikan guru harus tegas dan
menggunakan bahasa yang sederhana. Agar lebih mudah dipahami, guru harus pandai
menganalogikan materi agar dapat dipahami dan mudah diingat oleh siswa. Dalam
hal ini, guru harus menguasai strategi belajar mnemonic. Strategi belajar mnemonic merupakan strategi yang
membantu untuk mengorganisasikan
informasi yang mencapai memori kerja, sehingga informasi tersebut lebih mudah
di cocokkan dengan skema jangka panjang dengan memanfaatkan makna
keterhubungan antara apa yang mudah dipahami dengan sesuatu yang dipelajari.
Selama kegiatan pembelajaran berlangsung dengan penjelasan mengenai topik
materi, guru harus menyelingi dengan tanya jawab agar dapat mengetahui sampai sejauh mana materi pelajaran yang telah
dikuasai oleh siswa, untuk merangsang siswa berfikir, dan memberi kesempatan
pada siswa untuk mengajukan masalah yang belum dipahami.
§ Diakhir kegiatan, guru harus memberikan inti dari
penjelasan yang sudah disampaikan, kemudian diakhiri dengan salam.
d) Kelemahan metode ekspositori
§ Membuat siswa pasif, karena pembelajaran menggunakan
model ekspositori hanya memperlakukan siswa untuk diam dan mendengarkan
§ Sukar mengontrol sejauhmana pemerolehan belajar anak
didik, karena dalam pembelajaran menggunakan model ekspositori guru hanya
bertugas menyampaikan materi
§ Kegiatan pembelajaran cenderung membosankan, karena
penyampaikan materi yang dilakukan oleh guru hanya bersifat datar dan
mendongeng
Oleh sebab itu, untuk menanggulangi gejala yang kurang
baik terhadap pembelajaran didalam kelas, saya merekonstruksi pembelajaran
dengan motode ekspositori menjadi model neo ekspositori, sehingga persoalan
yang terjadi dapat mengerucut, dan memperoleh kelebihan sebagai berikut:
e) Kelebihan model neo ekspositori
§ Menerapkan tiga metode sekaligus, yaitu metode
ekspositori, metode tanya jawab, dan metode diskusi. Karena dalam kegiatan
pembelajaran, guru menjelaskan materi kemudian diselingi dengan tanya jawab
untuk mengetahui sejauh mana siswa tersebut dapat memahami penjelasan materi,
dan dalam kegiatan tanya jawab tersebut terjadi sebuah diskusi. Karena, siswa
bebas bertanya dan menyampaikan hasil pemikirannya mengenai permasalahan topik
materi yang ada.
§ Guru mudah menguasi kelas, karena dalam model neo
ekspositori menggunakan prinsip sersan (serius tapi santai) sehingga kondisi
didalam kelas dapat berjalan dengan kondusif.
§ Mudah dilaksanakan, marena metode neo ekspositori cukup
dilakukan didalam kelas tanpa mengunjungi lapangan yang harus mengorbankan
biaya, waktu, maupun tenaga.
§ Melatih siswa menjadi aktif, karena siswa dapat bertanya
dan mengemukakan pendapatnya mengenai materi yang dipahaminya.
§ Guru memberikan kesimpulan materi diakhir kegiatannya.
Hal ini dapat membantu siswa dalam mengingat dan memahami pemahamannya tentang
materi yang sudah dijelaskan.
2. METODE DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
a) Definisi
Metode
diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu keputusan (Killen, 1998).
b) Argumentasi
Metode
diskusi perlu diterapkan dalam pembelajaran sejarah karena metode diskusi lebih
bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara
bersama-sama.
Dilihat
dari pengorganisasian materi pembelajaran, metode ceramah dan demonstrasi
materi pelajaran sudah diorganisir sedemikian rupa sehingga guru tinggal
menyampaikannya, maka pada metode ini bahan atau materi pembelajaran tidak
diorganisir sebelumnya serta tidak disajikan secara langsung kepada siswa,
matari pembelajaran ditemukan dan diorganisir oleh siswa sendiri, karena tujuan
utama metode ini bukan hanya sekadar hasil belajar, tetapi yang lebih penting
adalah proses belajar.
Selain
itu, metode diskusi sangan fleksibel dalam penerapannya. Ada dua jenis diskusi
yang biasa dilakukan dalam proses pembelajaran. Pertama, diskusi kelompok.
Diskusi ini dinamakan juga diskusi kelas. Pada diskusi ini permasalahan yang
disajikan oleh guru dipecahkan oleh kelas secara keseluruhan. Pengatur jalannya
diskusi adalah guru. Kedua, diskusi kelompok kecil. Pada diskusi ini siswa
dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari beberapa orang
(tergantung pembagian anggota kelompok kecil yang diberikan oleh guru). Proses
pelaksanaan diskusi ini dimulai dari guru menyajikan masalah dengan beberapa
submasalah. Setiap kelompok memecahkan submasalah yang disampaikan guru. Proses
diskusi diakhiri dengan laporan setiap kelompok.
c) Langkah pembelajaran
menggunakan metode diskusi
§ Langkah Persiapan
a)
Guru menugaskan salah satu siswa
untuk memimpin do’a. Hal tersebut perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan. Biasakan siswa melakukan hal tersebut dengan atau tanpa anjuran dari
guru.
b)
Merumuskan tujuan dan menentukan
jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
c)
Menetapkan masalah yang akan
dibahas
d)
Guru menunjuk atau menawarkan
kepada siswa siapa yang akan menjadi petugas dalam diskusi. Petugas dalam diskusi yaitu terdiri dari: moderator,
notulis, dan penyaji materi.
§ Pelaksanaan Diskusi
a)
Melaksanakan diskusi sesuai
dengan aturan main yang telah ditetapkan. Dalam pelaksanaan diskusi hendaklah
memerhatikan suasana atau iklim belajar yang menyenangkan, misalnya tidak
tegang, tidak saling menyudutkan, dan lain sebagainya.
b)
Memberikan kesempatan yang sama
kepada setiap peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya,
sehingga setiap siswa dapat berpartisipasi aktif dalam kegiatan diskusi.
c)
Mengendalikan pembicaraan kepada
pokok persoalan yang sedang dibahas. Hal ini sangat penting, sebab tanpa
pengendalian biasanya arah pembahasan menjadi melebar dan tidak fokus.
§ Menutup Diskusi
a)
Membuat pokok-pokok pembahasan
sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.
b)
Guru mengevaluasi dengan
memberikan inti dari materi yang didiskusikan serta menambah gagasan/ide materi
yang belum disampaikan dalam diskusi, kemudian guru memberi salam penutup.
d) Kelemahan metode diskusi
§ Pembahasan dalam diskusi terkadang menjadi meluas, sehingga materi yang
dibahas tidak sesuai dengan target
§ Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh segelintir siswa
yang memiliki keterampilan berbicara
§ Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional
yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa
tersinggung, sehingga dapat mengganggu kegiatan pembelajaran.
Namun, hal tersebut dapat ditangani dengan mudah, yaitu
dengan cara:
§ Untuk menanggulangi terjadinya diskusi yang meluas dan
melenceng dari materi, guru harus menjadi pengontrol yang tegas agar hal
tersebut dapat dihindari.
§ Untuk mengantisipasi timbulnya penguasaan diskusi yang
akan dikuasai oleh segelintir siswa, sebelum kegiatan berlangsung guru harus
mempertegas bahwa setiap siswa wajib mengemukakan pendapatnya, minimal satu
argumen yang disampaikan.
§ Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional. Akibatnya,
terkadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu kegiatan
pembelajaran. Oleh sebab itu guru harus melakukan cooling down diakhir diskusi.
Sehingga dapat menyadarkan siswa bahwa apa yang terjadi hanyalah sebuah cara
untuk mempermudah memahami materi sehingga mempermudah kegiatan belajar yang
diharapkan siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya.
e) Kelebihan metode diskusi
§ Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam
memberikan gagasan dan ide-ide, sehingga siswa dapat terlatih dalam
mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga
bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
§ Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi
setiap permasalahan. Sehingga konsep bermusyawarah yang diterapkan di Indonesia
sebagai cara untuk menyelesaikan suatu perkara atau permasalahan, dapat
terealisasikan dengan baik.
3. METODE
DEBAT DALAM PEMBELAJARN SEJARAH
a) Definisi
Metode
debat merupakan metode mengajar dengan melakukan kegiatan argumentasi antara
dua pihak atau lebih, baik secara individual maupun kelompok dalam
mendiskusikan dan memecahkan suatu masalah.
b) Argumentasi
Dalam
kenyataannya, adanya siswa pasif karena mereka tidak memiliki antusias terhadap
suatu pelajaran sehingga tidak ada sesuatu yang ingin mereka kemukakan. Pola
pikir siswa harus mulai dibangun membentuk karakter yang kritis dan cepat
tanggap terhadap permasalahan yang terjadi di sekitarnya. Biasanya, ketika
siswa diajak memecahkan suatu kasus permasalahan yang menuntut sebuah keputusan
untuk diambil, akan terbagi menjadi 3 buah kubu. Siswa kubu pendukung suatu
keputusan yang disebut kelompok Pro, siswa kubu penolak yang disebut kelompok
Kontra, dan kubu netral yang mengambil sikap “cari aman” dengan tidak memilih
pihak manapun. Oleh karena itu, adanya penerapan metode debat dalam
pembelajaran sejarah, siswa dibentuk menjadi hanya dua jenis kelompok yaitu Pro
dan Kontra. Ketika siswa memihak kepada salah satu diantara keduanya, siswa
memiliki suatu kepercayaan diri untuk mengemukakan pendapat dan antusias dalam
kegiatan pembelajaran, sehingga memicu terjadinya siswa aktif, kreatif, dan
inovatif.
c) Langkah pembelajaran menggunakan metode debat
§ Guru menugaskan salah satu siswa untuk memimpin do’a. Hal
tersebut perlu dilakukan sebelum dan sesudah melakukan kegiatan. Biasakan siswa
melakukan hal tersebut dengan atau tanpa anjuran dari guru.
§ Guru membagi siswa menjadi dua kelompok, masing-masing
kelompok dibagi menjadi kelompok pro dan kelompok kontra. Kelompok pro berada
barisan kiri, dan kelompok kentra berada di barisan kanan.
§ Guru menyampaikan satu argumentasi yang dapat memicu
terjadinya pro dan kontra.
§ Guru menunjuk kelompok pro yang akan mendukung suatu
argumentasi, kemudian ditanggapi oleh kelompok kontra yang berada dalam posisi
tidak setuju, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa dapat
mengemukakan pendapatnya.
§ Setelah dirasa cukup, Guru menambahkan konsep/ide yang
belum terungkapkan.
§ Terakhir, guru menugaskan siswa dalam bentuk PR untuk
menuliskan hasil diskusi yang sudah dilaksanakan. Sehingga, permasalahan siswa
yang tidak mengemukakan pendapat didalam kelas, dapat mengemukakan pendapatnya
melalui tulisa. Jadi, semua siswa ikut berpartisipasi dalam kegiatan debat
tersebut. Kemudian guru mengucapakan salam.
d) Kelemahan metode debat
§ Debat terjadi dimana unsur emosi banyak berperan.
Pesertanya kebanyakan hanya hendak mempertahankan pendapat masing-masing
dibandingkan mendengar pendapat dari orang lain dan berkehendak agar peserta
lain menyetujui pendapatnya. Sehingga hal tersebut memicu saling berebutnya
dalam mengemukakan pendapat.
§ Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif dan
menguasai debat, tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam dan pasif.
§ Menghabiskan banyak waktu untuk melakukan sesi debat
antar kelompok.
Namun, hal tersebut dapat ditangani dengan mudah, yaitu
dengan cara:
§ Ketika seorang siswa berebut mengemukakan pendapat, guru
harus menjadi pengontrol agar hal tersebut dapat dihindari.
§ Untuk mengantisipasi timbulnya penguasaan debat yang akan
dikuasai oleh siswa akti, sebelum kegiatan berlangsung guru harus mempertegas
bahwa setiap siswa wajib mengemukakan pendapatnya, minimal satu argumen yang
disampaikan.
§ Untuk menghindari waktu yang terlalu panjang dalam sesi
depat, guru segera mengakhiri depat apabila dirasa sudah cukup, kemudian guru
memberikan evaluasi terhadap hasil debat. Evaluasi tersebut dapat dilakukan
dengan cara memberi skor kepada masing-masing kelompok dan menyampaikan materi
yang belum dibahas dalam depat, sekaligus menjelaskan inti dari permasalahan
yang sudah didiskusikan melalui debat.
e) Kelebihan metode debat
§
Melatih
siswa untuk berani mengemukakan pendapat, karena dalam
metode debat menuntut agar siswa berbicara dalam menyampaikan pendapatnya,
sehingga seluruh siswa dapat menjadi siswa yang aktif.
§
Melatih
siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan, karena siswa harus mencari hal-hal yang dapat mendukung dan menguatkan
pernyataannya. Melalui hal ini, seolah siswa dapat hadir langsung dan menjadi
bagian dari hal yang dipermasalahkan. Sehingga daya ingat mengenai apa yang
sudah didiskusikan dapat dihafal diluar kepala.
§
Memantapkan
pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
DAFTAR PUSTAKA
Wahab Abdul Aziz, Dr. M,A. Metode dan Model Pembelajaran IPS.
Bandung: Alfabeta.
Bahri, Syaiful & Zain, Aswan.
2005. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta : Rineka Cipta.
Roestiyah N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta :
Rineka Cipta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar