LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK
DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
1. Konsep Dasar Kreativitas
a. Definisi Kreativitas
Kreativitas
merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi
diri) dan merupakan kebutuhan paling
tinggi bagi manusia. Pada dasarnya, setiap
orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas
dapat diidentifikasi (ditemukenali) dan
dipupuk melalui pendidikan yang tepat.
§
Menurut Supriadi dalam Yeni Rachmawati (2005:15)
Kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah ada. Kreativitas merupakan
kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi
dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi,
dan integrasi antara tahap perkembangan.
§
Menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati (2005:16)
Kreativitas merupakan kemampuan
untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
§
Menurut Chaplin dalam Yeni Rachmawati (2005:16)
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan
bentuk baru dalam seni, atau, dalam permesinan, atau dalam pemecahan
masalah-masalah dengan metode-metode baru.
§
Menurut Utami Munandar (1992:47)
Kreativitas adalah kemampuan untuk
membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.
§
Menurut Clarkl Monstakis dalam Munandar (1995:15)
Kreativitas merupakan pengalaman
dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk
terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain.
Berdasarkan
uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang
untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang
sudah ada sebelumnya, yang berguna,
serta dapat dimengerti.
b. Ciri-ciri kreativitas
Menurut
Slameto mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua
kategori, kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinilitas,
fleksibelitas, kelancaran, dan elaborasi.
§
Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan
asli.
§
Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah
ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat
suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau
arah yang berbeda-beda, serta mampu menggunakan
bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang
yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir
lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru
§
Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan
banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran
berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas
§
Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan
menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau
situasi sehingga menjadi lebih menarik
Sedangkan
ciri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Kedua
ciri ini sama pentingnnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian
kreatif tidak akan menghasilkan apapun. Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari
orang cerdas yang memiliki kondisi psikologi yang sehat. Kreativitas tidak
hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental sangat
berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif. Kecerdasan tanpa mental
yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
kreativitas
Faktor-faktor
pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang
berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk
itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari
dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk
daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit
(keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan).
Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi
yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh
kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja
(Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan
berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta
anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri,
sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif,
suatu pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu pengikatan untuk melibatkan
diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal
ini menyangkut motivasi internal.
Faktor
penunjang kreatifitas yaitu:
§
Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis
dan demokratis mendorong anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan
hambatan
§
Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua
setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas
berkembang
§
Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat
heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan
anak tidak berkembang kreatifitasnya.
Faktor lain penunjang kreatifitas
adalah:
§
Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh
terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung lebih besar kreatifitasnya
daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan
adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki
dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani
mengambil resiko disbanding anak perempuan
§
Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak
bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang,
dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama. Hal
ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan
diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreatifitasnya mati
§
Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi
pada setiap tahapan perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang
tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih
banyak mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik social dan mampu
merumuskan penyelesaian konflik tersebut
§
Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya
berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan pendidikannya rendah.
Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari
orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif dan
kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
kreatifitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.
Clark (1983) mengkategorikan
faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu :
§
Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :
ü
Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
ü
Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
ü
Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
ü
Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
ü
Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati,
bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan,
menguji hasil perkiraan dan mengomunikasikan.
ü
kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas
secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih
bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan
dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman
yang dimilikinya
ü
Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-laki lebih
kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
ü
Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan,
sekolah, dan motivasi diri.
§
Faktor Penghambat Berkembangnya Kreatifitas
adalah sebagai berikut:
ü
Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung
resiko, dan upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui
ü
Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
ü
Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan
penyelidikan
ü
Stereotip peran sek
ü
Diferensiasi antara bekerja dan bermain
ü
Otoritarianisme
ü
Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan
d. Tujuan Pengembangan Kreativitas
Tujuan pengembangan kreativitas,
antara lain :
§
Mengenal cara mengekspresikan diri
melalui hasil karya
dengan menggunakan teknik-teknik
yang dikuasainya
§
Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah
§
Membuat anak memiliki
sikap keterbukaan terhadap
berbagai pengalaman dengan tingkat
kelenturan dan toleransi
yang sangat tinggi terhadap
ketidakpastian
§
Membuat anak memiliki
kepuasan diri terhadap
apa yang dilakukannya dan sikap
menghargai hasil karya orang lain
§
Membuat anak kreatif, yaitu anak yang memiliki:
ü
Kelancaran untuk mengemukakan gagasan\
ü
Kelenturan untuk mengemukakan berbagai
alternatif pemecahan masalah
ü
Orsinalitas dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran
ü
Elaborasi dalam gagasan
ü
Keuletan dan kesabaran
atau kegigihan dalam
menghadapi rintangan dan situasi yang tidak menentu.
2. Jenis-jenis kreativitas seseorang
§
Strategi pengorganisasian materi
Strategi pengorganisasian materi merupakan
strategi untuk mengorganisasi materi pelajaran yang harus dilakukan guru dalam
pembelajaran, misalnya:
ü
dari bahan ajar yang mudah bertingkat ke bahan ajar yang sulit
ü
dari yang umum menuju ke yang khusus
ü
diorganisasikan dalam struktur tertentu.
Strategi pengorganisasian materi
pelajaran secara konseptual meliputi :
ü
strategi mikro
ü
strategi makro
§
Strategi penyampaian materi
Strategi penyampaian materi merupakan
metode untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada pemelajar dan untuk
menerima atau merespon informasi. Bagian utama dari strategi penyampaian materi
pelajaran adalah:
ü
media pembelajaran
ü
guru
ü
dan sumber bahan
§
Strategi pengelolaan
Strategi pengelolaaa merupakan merupakan
metode fundamental bagi guru untuk membuat keputusan tentang komponen
organisasi dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran
berlangsung.
3. Mengembangkan kreativitas siswa dalam pengembangan sejarah
Berikut
beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam mengembangkan
kreativitas siswa dalam pengembangan sejarah:
§
Membentuk pengalaman belajar dengan rasa ingin tahu alamiah anak dengan
menghadapkan masalah-masalah yang relevan dengan kebutuhan, tujuan, dan minat
anak
§
Perkenankanlah anak untuk ikut serta dalam menyusun dan merencanakan
kegiatan-kegiatan belajar
§
Berikanlah pengalaman dari kehidupan nyata yang meminta peran serta aktif
anak dan kembangkan kemampuan yang perlu untuk itu
§
Bertindaklah lebih sebagai sumber belajar daripada sebagai penyampai
infomasi; jangan paksakan pengetahuan yang belum siap diterima anak
§
Usahakan agar program belajar cukup luwes untuk mendorong siswa melakukan
penyelidikan, percobaan, (eksperimen), dan penemuan sendiri
§
Doronglah dan hargailah inisiatif, keinginan mengetahui dan menguji, serta
orisinalitas
§
Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan menerima akibatnya (tentu saja
selama tidak berbahaya dan membahayakan)
§
Memberikan kegiatan belajar yang lebih berorientasi kepada proses daripada
terhadap produk, seperti:
ü
Pemecahan masalah dengan lebih menekankan pada proses memperoleh jawaban
daripada jawabannya sendiri
ü
Membuat klasifikasi (penggolongan)
ü
Membandingkan dan mempertentangkan
ü
Membuat pertimbangan sesuai dengan criteria tertentu
ü
Menggunakan sumber-sumber (kamus, ensiklopedi, perpustakaan)
ü
Melakukan proyek penelitian
ü
Melakukan diskusi
ü
Membuat perencanaan kegiatan
ü
Mengevaluasi pengalaman.
Agar
strategi diatas dapat terlaksana dengan baik, Ada beberapa hal yang dapat dilaksanakan
dalam mengembangkan kreativitas siswa, terutama dalam pengembangan sejarah, adalah
sebagai berikut:
§
Kedekatan emosi
Berkembangnya kreativitas anak
sangat bergantung pada kedekatan emosi dari orang tua. Suasana emosi yang
mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau terpisah sangat menghambat
perkembangan kreativitas anak.
§
Kebebasan dan respek
Anak kreatif biasanya memiliki
orang tua yang menghormatinya sebagai individu, mempercayai kemampuan yang
dimiliki, adanya keunikan, serta memberi kebebasan kepada anak tidak otoriter,
tidak selalu mengawasi atau terlalu membatasi kegiatan anak.
§
Menghargai prestasi dan kreativitas
Orang tua anak kreatif biasanya
selalu mendorong anaknya untuk selalu berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan
karya yang baik, tidak menekankan pada hasil akan tetapi proses. Spontanitas,
kejujuran dan imajinasi dianggap penting bagi perkembangan kreatif anak.
DAFTAR PUSTAKA
Santrock, John.W (2004) : Child
Development. McGraw-Hill, Boston.
Berk.Laura E (2003) : Child
Development. Allyn and Bacon,Boston
Tidak ada komentar:
Posting Komentar