Kamis, 18 Desember 2014

MENGEMBANGKAN KREATIVITAS



LANGKAH-LANGKAH DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS PESERTA DIDIK DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH
1. Konsep Dasar Kreativitas
a. Definisi Kreativitas
            Kreativitas merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia, yaitu  kebutuhan akan perwujudan diri (aktualisasi diri) dan merupakan kebutuhan  paling tinggi bagi manusia. Pada dasarnya,  setiap orang dilahirkan di dunia dengan memiliki potensi kreatif. Kreativitas dapat  diidentifikasi (ditemukenali) dan dipupuk melalui pendidikan yang tepat.
Berikut devfinisi kreativitas menurut pendapat ahli:
§  Menurut Supriadi dalam Yeni Rachmawati (2005:15)
Kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang tealah ada. Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang mengimplikasikan terjadinya eskalasi dalam kemampuan berpikir, ditandai oleh suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara tahap perkembangan.
§  Menurut Semiawan dalam Yeni Rachmawati (2005:16)
Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberikan gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah.
§  Menurut Chaplin dalam Yeni Rachmawati (2005:16)
Kreativitas adalah kemampuan menghasilkan bentuk baru dalam seni, atau, dalam permesinan, atau dalam pemecahan masalah-masalah dengan metode-metode baru.
§  Menurut Utami Munandar (1992:47)
Kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada.
§  Menurut Clarkl Monstakis dalam Munandar (1995:15)
Kreativitas merupakan pengalaman dalam mengekspresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan diri sendiri, alam dan orang lain. 
            Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menghasilkan suatu produk yang baru ataupun kombinasi dari hal-hal yang sudah  ada sebelumnya, yang berguna, serta dapat dimengerti.

b. Ciri-ciri kreativitas
            Menurut Slameto mengatakan bahwa ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif dan non kognitif. Ciri kognitif diantaranya orisinilitas, fleksibelitas, kelancaran, dan elaborasi.
§  Originalitas (originality), yaitu kemampuan untuk mencetuskan gagasan  unik atau kemampuan untuk mencetuskan gagasan asli.
§  Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi, dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda, mencari alternatif atau arah yang berbeda-beda, serta mampu  menggunakan bermacam-macam pendekatan atau cara pemikiran. Orang yang kreatif adalah orang yang luwes dalam berpikir. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru
§  Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat. Dalam kelancaran berpikir, yang ditekankan adalah kuantitas, dan bukan kualitas
§  Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik
            Sedangkan ciri non kognitif diantaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif. Kedua ciri ini sama pentingnnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apapun. Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologi yang sehat. Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas
            Faktor-faktor pendorong kreatifitas setiap orang memiliki potensi kreatif dalam derajat yang berbeda-beda. Potensi ini perlu dipupuk sejak dini agar dapat diwujudkan. Untuk itu perlu kekuatan-kekuatan pendorong, baik dari luar (lingkungan) maupun dari dalam individu sendiri. Perlu diciptakan kondisi lingkungan yang dapat memupuk daya kreatif individu, dalam hal ini mencakup baik lingkungan dalam arti sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata luas (masyarakat, kebudayaan). Timbul dan tumbuhnya kreatifitas dan selanjutnya berkembangnya suatu kreasi yang diciptakan oleh seseorang individu tidak dapat luput dari pengaruh kebudayaan serta pengaruh masyarakat tempat individu itu hidup dan bekerja (Selo Soemardjan 1983). Tetapi ini tidak cukup , masyarakat dapat menyediakan berbagai kemudahan, sarana, dan prasarana untuk menumbuhkan daya cipta anggotanya, tetapi akhirnya semua kembali pada bagaimana individu itu sendiri, sejauh mana ia merasakan kebutuhan dan dorongan untuk bersibuk diri secara kreatif, suatu pengikatan yang melibatkan diri dalam suatu pengikatan untuk melibatkan diri dalam suatu kegiatan interaktif, yang mungkin memerlukan waktu lama. Hal ini menyangkut motivasi internal.
            Faktor penunjang kreatifitas yaitu:
§  Faktor Lingkungan Keluarga
Lingkungan keluarga yang harmonis dan demokratis mendorong anak untuk mengekspresikan diri tanpa tekanan dan hambatan
§  Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan lingkungan kedua setelah keluarga. Suasana, kondisi sekolah sangat menentukan kreatifitas berkembang
§  Faktor Lingkungan Masyarakat
Lingkungan masyarakat bersifat heterogen dan kultur yang berbeda, lingkungan yang tidak kondusif mengakibatkan anak tidak berkembang kreatifitasnya.
Faktor lain penunjang kreatifitas adalah:
§  Jenis Kelamin
Jenis kelamin akan berpengaruh terhadap kreatifitas. Anak laki-laki cenderung lebih besar kreatifitasnya daripada anak perempuan, terutama setelah masa kanak-kanak. Hal ini disebabkan adanya perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan. Anak laki-laki dituntut untuk lebih mandiri, sehingga anak laki-laki biasanya lebih berani mengambil resiko disbanding anak perempuan
§  Urutan kelahiran
Anak sulung, anak tengah dan anak bungsu akan berbeda tingkat kreatifitasnya. anak yang lahir ditengah, belakang, dan anak tunggal cenderung lebih kreatif daripada anak yang lahir pertama. Hal ini terjadi karena biasanya anak sulung lebih ditekan untuk lebih menyesuaikan diri oleh orangtua sehingga anak lebih penurut dan kreatifitasnya mati
§  Intelegensi
Anak yang intelegensinya tinggi pada setiap tahapan perkembangan cenderung menunjukan tingkah kreatifitas yang tinggi dibandingkan anak yang intelegensinya rendah. Anak yang pandai lebih banyak mempunyai gagasan baru untuk menyelesaikan konflik social dan mampu merumuskan penyelesaian konflik tersebut
§  Tingkat pendidikan orangtua
Anak yang orangtuanya berpendidikan tinggi cenderung lebih kreatif dibandingkan pendidikannya rendah. Hal ini disebabkan karena banyaknya prasarana serta tingginya dorongan dari orangtua sehingga memupuk anak-anak untuk menampilkan daya inisiatif dan kreatifitas dan kreatifitasnya. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kreatifitas tumbuh dan berkembang karena faktor internal dan faktor eksternal.
Clark (1983) mengkategorikan faktor-faktor yang mempengaruhi kreatifitas ke dalam dua kelompok yaitu :
§  Faktor yang mendukung perkembangan kreatifitas adalah sebagai berikut :
ü  Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta keterbukaan
ü  Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya banyak pertanyaan
ü  Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan sesuatu
ü  Situasi yang mendorong tanggungjawab dan kemandirian
ü  Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali, mengamati, bertanya, merasa, mengklasifikasikan, mencatat, menerjemahkan, memperkirakan, menguji hasil perkiraan dan mengomunikasikan.
ü  kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan potensi kreatifitas secara lebih luas karena akan memberikan pandangan dunia secara lebih bervariasi, lebih fleksibel dalam menghadapi masalah, dan mampu mengekspresikan dirinya dengan cara yang berbeda dari umumnya yang dapat muncul dari pengalaman yang dimilikinya
ü  Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreatifitas, anak sulung laki-laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir kemudian)
ü  Perhatian dari orangtua terhadap minat anaknya, stimulasi dari lingkungan, sekolah, dan motivasi diri.

§  Faktor  Penghambat Berkembangnya Kreatifitas adalah sebagai berikut:
ü  Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam menanggung resiko, dan upaya mengejar sesuatu yang belum diketahui
ü  Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan tekanan sosial
ü  Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan imajinasi, dan penyelidikan
ü  Stereotip peran sek
ü  Diferensiasi antara bekerja dan bermain
ü  Otoritarianisme
ü  Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan

d. Tujuan Pengembangan Kreativitas
Tujuan pengembangan kreativitas, antara lain : 
§  Mengenal  cara  mengekspresikan  diri  melalui  hasil  karya  dengan   menggunakan teknik-teknik yang dikuasainya
§  Mengenalkan cara dalam menemukan alternatif pemecahan masalah
§  Membuat  anak  memiliki  sikap  keterbukaan  terhadap  berbagai pengalaman  dengan  tingkat  kelenturan  dan  toleransi  yang  sangat tinggi terhadap ketidakpastian
§  Membuat  anak  memiliki  kepuasan  diri  terhadap  apa  yang dilakukannya dan sikap menghargai hasil karya orang lain
§  Membuat anak kreatif, yaitu anak yang memiliki:
ü  Kelancaran untuk mengemukakan gagasan\
ü  Kelenturan  untuk mengemukakan  berbagai  alternatif  pemecahan masalah
ü  Orsinalitas dalam menghasilkan pemikiran-pemikiran
ü  Elaborasi dalam gagasan
ü  Keuletan  dan  kesabaran  atau  kegigihan  dalam  menghadapi rintangan dan situasi yang tidak menentu.

2. Jenis-jenis kreativitas seseorang
§  Strategi pengorganisasian materi
Strategi pengorganisasian materi merupakan strategi untuk mengorganisasi materi pelajaran yang harus dilakukan guru dalam pembelajaran, misalnya:
ü  dari bahan ajar yang mudah bertingkat ke bahan ajar yang sulit
ü  dari yang umum menuju ke yang khusus
ü  diorganisasikan dalam struktur tertentu.
Strategi pengorganisasian materi pelajaran secara konseptual meliputi :
ü  strategi mikro
ü  strategi makro
§  Strategi penyampaian materi
Strategi penyampaian materi merupakan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran kepada pemelajar dan untuk menerima atau merespon informasi. Bagian utama dari strategi penyampaian materi pelajaran adalah:
ü  media pembelajaran
ü  guru
ü  dan sumber bahan
§  Strategi pengelolaan
Strategi pengelolaaa merupakan merupakan metode fundamental bagi guru untuk membuat keputusan tentang komponen organisasi dan strategi penyampaian yang digunakan selama proses pembelajaran berlangsung.

3. Mengembangkan kreativitas siswa dalam pengembangan sejarah
            Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru dalam mengembangkan kreativitas siswa dalam pengembangan sejarah:
§  Membentuk pengalaman belajar dengan rasa ingin tahu alamiah anak dengan menghadapkan masalah-masalah yang relevan dengan kebutuhan, tujuan, dan minat anak
§  Perkenankanlah anak untuk ikut serta dalam menyusun dan merencanakan kegiatan-kegiatan belajar
§  Berikanlah pengalaman dari kehidupan nyata yang meminta peran serta aktif anak dan kembangkan kemampuan yang perlu untuk itu
§  Bertindaklah lebih sebagai sumber belajar daripada sebagai penyampai infomasi; jangan paksakan pengetahuan yang belum siap diterima anak
§  Usahakan agar program belajar cukup luwes untuk mendorong siswa melakukan penyelidikan, percobaan, (eksperimen), dan penemuan sendiri
§  Doronglah dan hargailah inisiatif, keinginan mengetahui dan menguji, serta orisinalitas
§  Biarkan anak belajar dari kesalahannya dan menerima akibatnya (tentu saja selama tidak berbahaya dan membahayakan)
§  Memberikan kegiatan belajar yang lebih berorientasi kepada proses daripada terhadap produk, seperti:
ü  Pemecahan masalah dengan lebih menekankan pada proses memperoleh jawaban daripada jawabannya sendiri
ü  Membuat klasifikasi (penggolongan)
ü  Membandingkan dan mempertentangkan
ü  Membuat pertimbangan sesuai dengan criteria tertentu
ü  Menggunakan sumber-sumber (kamus, ensiklopedi, perpustakaan)
ü  Melakukan proyek penelitian
ü  Melakukan diskusi
ü  Membuat perencanaan kegiatan
ü  Mengevaluasi pengalaman.
            Agar strategi diatas dapat terlaksana dengan baik, Ada beberapa hal yang dapat dilaksanakan dalam mengembangkan kreativitas siswa, terutama dalam pengembangan sejarah, adalah sebagai berikut:
§  Kedekatan emosi
Berkembangnya kreativitas anak sangat bergantung pada kedekatan emosi dari orang tua. Suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan, penolakan, atau terpisah sangat menghambat perkembangan kreativitas anak.
§  Kebebasan dan respek
Anak kreatif biasanya memiliki orang tua yang menghormatinya sebagai individu, mempercayai kemampuan yang dimiliki, adanya keunikan, serta memberi kebebasan kepada anak tidak otoriter, tidak selalu mengawasi atau terlalu membatasi kegiatan anak.
§  Menghargai prestasi dan kreativitas
Orang tua anak kreatif biasanya selalu mendorong anaknya untuk selalu berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karya yang baik, tidak menekankan pada hasil akan tetapi proses. Spontanitas, kejujuran dan imajinasi dianggap penting bagi perkembangan kreatif anak.













DAFTAR PUSTAKA

Santrock, John.W (2004) : Child Development. McGraw-Hill, Boston.
Berk.Laura E (2003) : Child Development. Allyn and Bacon,Boston

Tidak ada komentar:

Posting Komentar