1. KONSEP DASAR FASISME
a) Penfertian
Fasisme
Fasisme
merupakan paham politik ideologi yang diambil dari bahasa Italia, “fascio” atau dari bahasa Latin yaitu “fascis” yang artinya seikat tangkai
kayu. Ikatan kayu tersebut ditengahnya terdapat kapak. Pada masa Kerajaan
Romawi fascis merupakan symbol dari kekuasaan pejabat pemerintah.
Fasisme adalah gerakan radikal
ideologi nasionalis otoriter politik. Fasis berusaha untuk mengatur bangsa
menurut perspektif korporatis, nilai, dan sistem, termasuk sistem politik dan
ekonomi. Jadi, Ideologi Fasisme merupakan sebuah paham politik yang menjunjung
kekuasaan absolut tanpa demokrasi. Ada pula yang mengartikan bahwa ideologi Fasisme
adalah suatu paham yang mengedepankan bangsa sendiri dan memandang rendah
bangsa lain. Dalam paham ini, nasionalisme yang sangat fanatik dan juga
otoriter sangat terlihat.
Fasisme sesungguhnya merupakan
ideologi yang di bangun menurut hukum rimba, fasisme juga bertujuan membuat
individu dan masyarakat berfikir dan bertindak seragam, untuk mencapai tujuan
ini fasisme menggunakan kekuatan dan kekerasan bersama semua metode propaganda
bahkan melakukan genocide (pemusnahan secara teratur terhadap suatu golongan
atau bangsa).Hal tersebut dikarenakan menurut ideologi fasis, Negara bukan
ciptaan rakyat merupakan ciptaan orang kuat .Bila orang kuat sudah membentuk
organisasi Negara, maka negara wajim menggembleng / memaksakan dan mengisi jiwa
rakyat. Fasisme sebagai ideologi berkembang pada abad ke 20 ia menyebar dengan
pesat di seluruh dunia pada perang dunia.
b) Sifat
Ideologi Fasisme
§ Rasisme
Rasisme diartikan sebagai paham yang menerapkan penggolongan atau pembedaan
ciri-ciri fisik ( seperti warna kulit ) dalam masyarakat. Rasisme juga bisa
diartikan sebagai paham diskriminasi suku, agama, ras, golongan ataupun
ciri-ciri fisik umum untuk tujuan tertentu.
§ Militerisme
Militerisme adalah suatu
pemerintahan yang didasarkan pada jaminan keamanannya terletak pada kekuatan
militernya dan mengklaim bahwa perkembangan dan pemeliharaan militernya untuk
menjamin kemampuan itu adalah tujuan terpenting dari masyarakat.Sistem ini
memberikan kedudukan yang lebih utama kepada pertimbangan-pertimbangan militer
dalam kebijakannya daripada kekuatan-kekuatan politik lainnya. Mereka yang
terlibat dalam dinas militer pun mendapatkan perlakuan-perlakuan istimewa.
§ Ultra
Nasionalis
Ultra Nasionalis ialah suatu sikap
membanggakan suatu Negara (negaranya sendiri) secara berlebihan sehingga sangat
merendahkan Negara yang lainnya.Sehingga mudah sekali memancing
pertengkaran/peperangan.
§ Imperialisme
Imperialisme ialah politik untuk
menguasai (dengan paksaan) seluruh dunia untuk kepentingan diri sendiri yang
dibentuk sebagai imperiumnya (hak memerintah). "Menguasai" disini
tidak perlu berarti merebut dengan kekuatan senjata, tetapi dapat dijalankan
dengan kekuatan ekonomi, kultur, agama dan ideologi, asal saja dengan paksaan.
Empat sifat ideologi fasisme
tersebut mengakibatkan ideologi fasisme ini dapat manghambat Multikulturalisme
yaitu pandangan seseorang terhadap ragam kehidupan seperti kubudayaan, agama,
ras. Evriza (2008:106) mengatakan bahwa fasisme sebenarnya lebih merupakan gaya
politik, daripada ideology sebagai seperangkat gagasan tentang kebikan bersama.
Paham ini merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala kemegahan
upacara dan symbol yang mendukungnya untuk mencapai kebesaran Negara.
2. PERKEMBANGAN FASISME DI EROPA
Fasisme (fascism) merupakan
pengorganisasian pemerintah dan masyarakat secara totoaliter, oleh kediktatoran
partai tunggal yang sangat nasionalis rasialis, militeristis, dan imperialis.
Italia merupakan negara pertama yang menjadi Fasis (1922) menyusul jerman tahun
1933 dan kemudian Spanyol melalui perang saudara yang pecah tahun 1936. Di Asia
Jepang berubah menjadi fasis dalam tahun 1930-an melalui perubahan secara
perlahan ke arah lembaga-lembaga yang totaliter setelah menyimpang dari budaya
aslinya.[4]
Fasis muncul dan berkembang di
negara-negara yang relatif lebih makmur dan secara teknologi lebih maju. Fasis
merupakan produk dari masyarakat-masyarakat prademokrasi dan pasca industri.
Kaum fasis tidak mungkin merebut kekuasaan dinegara-negara yang tidak memiliki
pengalaman demokrasi sama sekali. Pengalaman negara demokrasi yang dirasakan
semu oleh masyarakat bahkan mengalami kegagalan dengan indikator adanya proses
sentralisasi kekuasaan pada segelintir elit penguasa, terbentunya monopoli dan
oligopoli dibidang ekonomi, besarnya tingkat pengangguran baik dikalangan kelas
bawah seperti buruh, petani atau kelas menengah atas sepserti kaum cendikiawan,
kaum industialis, maupun pemilik modal, ini adalah lahan yang subur bai gerakan
fasis untuk melancarkan propagandanya
Semakin keras dan teoritis gerakan-gerakan
fasis semakin besar pula dukungan rakyat yang diperolehnya. Fasis di Jerman
merupakan gerakan politik yang paling berutal tetapi sekaligus paling populer.
Kondisi penting lainnya untuk pertumbuhan fasisme adalah pencapaian tingkat
atau tahap tertentu dalam perkembangan industri. Dalam setiap perkembangan
industri akan muncul ketegangan-ketegangan sosial dan ekonomi. Negara fasis
mengingkari adanya kepentingan yang berbeda dalam masyarakat. Kalupun mereka
dengan setengah hati mengakui adanya keragaman kepentingan dalam masyarakat,
maka negara fasis itu akan mengatasi atau menghilangakan perbedaan itu dengan
kekerasan.
Dalam masyarakat industri fasis
menarik minat pada dua kelompok masyarakat secara khusus, pertama sistem itu
menarik sekelompok kecil Industriawan dan tuan tunah yang bersedia membiayai
gerakan fasis dengan harapan sistem itu dapat melenyapkan serikat-serikat buruh
bebas, kedua menarik kelas menengah bawah terutama dikalangan pegawai negeri.
Golongan ini lebih merasa aman dibanding bekerjasama dengan kaum proletar.
Kelompok sosial lain yang sangat
rentan terhadap propaganda fasis adalah kelompok militer. Baik yang terjadi di
Jerman, Jepang, pernan militer dalam pergerakan fasisme sangat dominan,
demikianpun halnya dengan Italia. Di Argentina pemerintah yang semi
konstitusional di singkirkan melalui suatu pemberontakan yang dilakukan oleh
Perwira muda dibawah pimpinan Peron, yang memulai fasisme dengan gayanya
sendiri dan dari namanya sendiri yaitu Peronismo.
Pada abad ke-20, fasisme muncul di
Italia dalam bentuk Benito Mussolini. Sementara itu di Jerman, juga muncul
sebuah paham yang masih bisa dihubungkan dengan fasisme, yaitu Nazisme pimpinan
Adolf Hitler. Nazisme berbeda dengan fasisme Italia karena yang ditekankan
tidak hanya nasionalisme saja, tetapi bahkan rasialisme dan rasisme yang sangat
sangat kuat. Saking kuatnya nasionalisme sampai mereka membantai bangsa-bangsa
lain yang dianggap lebih rendah.
Fasisme
dikenal sebagai ideologi yang lahir dan berkembang subur pada abad ke-20. Ia
menyebar dengan pesat di seluruh dunia pada permulaan Perang Dunia I, dengan
berkuasanya rezim fasis di Jerman dan Italia pada khususnya, tetapi juga di
negara-negara seperti Yunani, Spanyol, dan Jepang, di mana rakyat sangat
menderita oleh cara-cara pemerintah yang penuh kekerasan. Berhadapan dengan
tekanan dan kekerasan ini, mereka hanya dapat gemetar ketakutan. Diktator fasis
dan pemerintahannya yang memimpin sistem semacam itu di mana kekuatan yang
brutal, agresi, pertumpahan darah, dan kekerasan menjadi hukum mengirimkan
gelombang teror ke seluruh rakyat melalui polisi rahasia dan milisi fasis
mereka, yang melumpuhkan rakyat dengan rasa takut. Lebih jauh lagi,
pemerintahan fasis diterapkan dalam hampir semua tingkatan kemasyarakatan, dari
pendidikan hingga budaya, agama hingga seni, struktur pemerintah hingga sistem
militer, dan dari organisasi politik hingga kehidupan pribadi rakyatnya. Pada
akhirnya, Perang Dunia II, yang dimulai oleh kaum fasis, merupakan salah satu
malapetaka terbesar dalam sejarah umat manusia, yang merenggut nyawa 55 juta
orang.
Ebenstein (2006:154) mengatakan
fasis mungkin tidak lagi merupakan sebagai ancaman bagi negara-negara yang
menganut sistem demokrasi yang terkemuka. Tetapi tidak menutup kemungkinan
gejala-gejala untuk megambil oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih
ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat
adanya gerakan-gerakan yang terjadi misalnya di Amerika serikat yang
anti-intelektual yang melemahkan proses-proses rasionalitas. Gejala lain adalah
munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara, gejala lain adalah bermunculan
keresahan-keresahan sosial di tengah masyarakat yang muncul akibat ketidak
berhasilan sistem demokrasi, yang juga anti komunis. Alternatif praktis
bukanlah diantara 100 persen baik dan 100 persen jahat, tetapi selalu diantara
campuran-campuran kedua keadan itu dengan porsi yang berbeda
Ebenstein (2006:154) mengatakan
fasis mungkin tidak lagi merupakan sebagai ancaman bagi negara-negara yang
menganut sistem demokrasi yang terkemuka. Tetapi tidak menutup kemungkinan
gejala-gejala untuk megambil oper pemerintah jika dilihat-gejala-gejala masih
ada.
Gejala-gejala ini bisa dilihat
adanya gerakan-gerakan yang terjadi misalnya di Amerika serikat yang
anti-intelektual yang melemahkan proses-proses rasionalitas. Gejala lain adalah
munculnya gejala rasialisme dibebarapa negara, gejala lain adalah bermunculan
keresahan-keresahan sosial di tengah masyarakat yang muncul akibat ketidak
berhasilan sistem demokrasi, yang juga anti komunis. Alternatif praktis
bukanlah diantara 100 persen baik dan 100 persen jahat, tetapi selalu diantara
campuran-campuran kedua keadan itu dengan porsi yang berbeda.
Negara-negara
yang pernah menganut Ideologi Fasisme adalah Amerika Serikat, Inggris,
Perancis, Italia dan Jerman.
3. PERKEMBANGAN FASISME DI
INDONESIA DAN EKSISTENSINYA DI ZAMAN SEKARANG
a) Keberadaan
Fasisme di Indonesia
Munculnya politik fasisme di
negeri ini di mulai sejak kemenangan
Partai Nazi di Jerman yang memenangkan pemilu 1933. Dr. Notonind, bekas anggota
PNI (lama) asal Pekalongan adalah tokoh teras Partai Fasis Indonesia (PFI) yang
berdiri tahun 1933. Ide dasar pendirian PFI ini memang agak unik karena tidak
di dasarkan kepentingan ideologi, melainkan oleh cita-cita pembangunan kembali
kerajaan-kerajaan Jawa seperti Majapahit dan Mataram, Sriwijaya di Sumatera,
dan kerajaan-kerajaan di Kalimantan.
Gema fasisme yang melanda
dunia menuai respon beragam dari kalangan pergerakan di Indonesia. Kelompok PNI
Baru, PKI dan Partindo adalah kelompok yang menentang gigih fasisme. Alasan
dasarnya karena fasisme adalah benteng terakhir dari kapitalisme untuk
mempertahankan diri dari krisis ekonomi dan politiik. Sedangkan di luar kedua
kelompok ini, Wilson menilai kaum pergerakan kebingungan dalam merespon
fasisme. Kelompok PSII dan Parindra misalnya, karena percaya ramalan politik
Jayabaya menganggap fasisme Jepang sebagai saudara tua yang akan membebaskan
bumiputera dari belenggu kolonialisme Belanda.
Istilah Indonesia Raya dan
Indonesia Mulia yang getol dikampanyekan oleh Parindra misalnya, mengingatkan
kita pada ide Jerman Raya milik kaum Nazi Jerman yang mengakibatkan pembantaian
jutaan orang Yahudi. Bahkan Agus Salim melihat potensi fasisme sebagai solusi
mengusir kolonial.
Tren politik fasis rupanya
bukan hanya melanda kaum Bumi Putera. Kalangan Indo di Hindia-Belanda yang
sedang dilanda krisis pertarungan politik dengan kalangan pergerakan bumi putra
dan tekanan fasis Jepang juga merasa ingin cepat keluar dari krisis dengan
harapan kadatangan dewa fasisme. Di Solo misalnya, pada tahun 1933 pernah
dibentuk organisasi Anti Inlander Clud untuk melindungi kepentingan kaum Indo.
Sementara kaum kaum fasisme Jepang di Hindia-Belanda yang tergabung dalam NIFO
nampak paling agresif bergerak melakukan rapat-rapat akbar (vergadering). Aksi
agresif NIFO ini mendapat reaksi keras dari Pemerintah Hindia-Belanda.
b) Eksistensinya
Pada Zaman Sekarang
Fasisme di zaman sekarang
tidak se populer di waktu kelahirannya di Indonesia. Benar bahwa fasisme
tinggal catatan sejarah ini terbukti
dengan tidak adanya organisasi atau negara yang menganut fasisme lagi.
Namun, sebagaimana kekhawatiran Mansour Fakih (Alm) delapan tahun silam, krisis
gawat yang terus melanda negeri ini tidak mustahil menjadi bibit-bibit
persemaian fasisme. Hal ini bisa dibuktikan oleh fakta berbagai organisasi yang
gemar mobilisasi massa, arak-arakan dan gemar melakukan tindak kekerasan untuk
memaksakan kehendaknya. Hal yang mengkhawatirkan, gerakan itu muncul dalam
praktek politik keagamaan simbol keagamaan digelar. Teriakan jihad
dikumandangkan. Agama yang selama ini dikenal sebagai piranti kohesifitas
budaya berubah menjadi alat propaganda khas fasisme.
DAFTAR PUSTAKA
Wilson.
2008. Orang dan Partai Nazi(kaum
pergerakan menyambut fasisme). Jakarta:
Komunitas Bambu.
New and used slot machines - Pragmatic Play - AprCasino
BalasHapusNEW AND NEW SLOT deccasino MACHINES WITH A HIGH RTP! For the ultimate high-quality gaming 출장샵 experience, Pragmatic Play aprcasino offers all of https://tricktactoe.com/ the casinosites.one